Happy Reading✨
Sudah direvisi:)
.
.
.
.Jimin selesai melakukan meetingnya dengan perusahaan lain. Pemuda itu kini berjalan keluar ruangan dengan menenteng tas kerjanya. Sembari mengecek arloji yang melingkar di pergelangan tangan kekarnya. Sekedar memastikan dia tidak terlambat menemui sang Sahabat.
30 menit menyetir untuk menempuh jarak kantor ke rumah Taehyung. Kini pria dengan balutan jas kantor merah maroon nya telah sampai di sebuah mansion mewah.
Melangkah dengan langkah karismanya, Jimin mampu membius siapa saja yang melihat nya. Bahkan bisa saja mereka yang melihat saat ini mengira Jimin ini masih muda padahal umurnya sudah dua puluh enam tahun.
Ting tong
Bel mansion berbunyi. Pintu besar nan megah itu pun terbuka. Menampakkan wanita paruh baya yang manis berdiri dengan sopan didepan Jimin.
"Bi, apa Taehyung ada didalam?" wanita paruh baya itu mengangguk dan mempersilahkan jimin masuk.
"Tuan sedang ada di ruang kerjanya." Jimin hanya mengangguk sebagai jawaban lalu wanita paruh baya itu membungkuk dan segera pergi menuju dapur untuk meneruskan pekerjaanya yang sempat tertunda.
Tanpa permisi Jimin masuk keruang kerja Taehyung dan langsung duduk disofa. Taehyung terkejut dengan kedatangan jimin.
"kenapa kau ada disini?" tanya Taehyung dengan raut penasaran tapi tetap datar.
"Kenapa?! Tidak boleh huh?!" ketusnya menatap wajah Taehyung yang nampak terkejut. Taehyung hanya menghela nafas lalu kembali mengecek berkas berkasnya.
"Aku sudah mengerahkan semua mata-mata ku kim. Tapi maaf, kurasa lebih baik sampai disini aku membantumu. Akses data Jennie sangat sulit di buka. Seperti nya ada seseorang yang sudah memblokir aksesnya." mata tajamnya berubah menajam. Alisnya menukik. Dengan tangan mencengkram erat berkas laporan tanpa sadar.
"Kau yakin?" tanya nya menetralkan deru nafasnya yang ingin meledak.
"Hm, Jennie benar-benar hilang jejak dan sulit ditemukan." Taehyung menggebrak mejanya, berkas-berkas yang awalnya tertata rapi ditanganya menjadi berserakan dan beterbangan karena ulah taehyung sendiri.
"Jika tidak becus kenapa kau jadikan mata-mata, bodoh!!" geramnya menatap nyalang Jimin. Dirinya sudah sangat stres mengurus pekerjaan belum lagi berita menyebalkan jika Jennie belum ditemukan. Emosi taehyung semakin membuncah.
"Hei, kau pikir mata-mataku tidak becus! Mereka becus Tae. Aku sudah melatih mereka dengan baik. Sudah kubilang akses Jennie memang sulit dibuka karena ada yang memblokir nya. Kau mencari mata-mata dengan bayaran termahal pun, aku yakin kau tetap tidak akan menemukan posisi Jennie saat ini,"sewotnya bernada tinggi. Niat ingin berbincang sebentar Jimin malah dikagetkan oleh murkanya Taehyung dan malah menyalahkan mata-matanya.
Pemuda dengan tingi 173 itupun berdiri dan menyaut tas kerjanya. Keluar dari ruangan Taehyung dengan wajah yang tersulut emosi.
Taehyung mengacak rambutnya kasar. Matanya memerah, ingin menangis tapi itu tidak ada gunanya juga. Lalu seketika dirinya ingat dengan bibi song. Ahh mengigat beliau sudah enam tahun dirinya tidak pernah bertemu lagi denganya.
"Apa bibi masih dirumahnya?" Taehyung bermonolog pada dirinya sendiri lalu beberapa menit kemudian dia mengambil mantel hangatnya dan mengambil kunci mobil untuk menuju rumah bibi song yang berada di Anyang.
Rumah bernuansa putih tulang itu masih sama seperti 8 tahun lalu. Tapi, yang berbeda adalah rumah itu terlihat sangat sepi. Tidak ada pembantu atau tukang kebun seperti biasa yang selalu merawat rumah itu. Taehyung bingung kenapa rumah ini terlihat kosong?
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Happened [ END]
Short StoryTaehyung dan jennie adalah sahabat sejak kecil kehidupan persahabatan mereka selalu berjalan mulus hingga mereka kedatangan Jisoo yang merupakan mahasiswa baru di kampus yang sama dengan mereka dan akhirnya orang bertiga tersebut menjadi sahabat...