03. Red Thread

10.3K 1.2K 188
                                    

Jangan lupa vote and comment ya...
Semoga part ini ga mengecewakan dan dapat mengibur kalian...
Enjoy guys...

Enjoy guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Beberapa hari berlalu, sejak pertemuan pertama mereka hari itu, Nayeon maupun Lisa menjadi sangat dekat. Tidak jarang Lisa menitipkan Leo dan Luca pada Nayeon.

Awalnya Lisa menolak, takut hal itu malah merepotkan Nayeon. Terlebih lagi, Leo ini bukan kucing yang pendiam. Dia sangat aktif, bahkan Lisa terkadang sampai kewalahan menghadapinya.

Lisa merasa tidak enak kepada dokter muda itu, tapi Nayeon meyakinkan Lisa bahwa dia dapat merawat Leo dan Luca dengan sangat baik.

Tentu dengan sedikit bumbu drama di dalamnya.

"Kau akan berangkat ke sekolah sepagi ini Lisa-ya?" Nayeon bertanya sembari mengelus kepala Leo yang entah kenapa begitu pendiam jika bersama dengan Nayeon.

"Ne unnie, aku titip Leo dan Luca dulu."

"Baiklah, belajar yang rajin dan jangan bolos, Lalisa!" Nayeon menunjuk hidung Lisa dan memicingkan matanya. Lisa yang ditatap seperti itu hanya bisa mengangguk patuh.

"Bagus, sampai jumpa nanti Lisa-ya."

"Ne unnie, sekali lagi maaf merepotkanmu dan terima kasih karena sudah mau direpotkan. Annyeong." Nayeon terkekeh gemas saat melihat punggung Lisa yang semakin menjauh darinya.

Nayeon yang sedang menggendong 2 ekor kucing Lisa itu entah kenapa membuatnya terlihat seperti seorang istri yang sedang mengantar kepergian suaminya untuk bekerja sembari menggendong 2 buah hati mereka.

Perlahan Nayeon membalikkan tubuhnya, lalu menertawakan kekonyolannya. Nayeon merasa bahwa pikirannya ini sudah mulai terkontaminasi dengan pikiran absurd sahabatnya, Kim Jisoo.

....

Dalam perjalanan menuju halte, Lisa bertemu dengan seorang kakek tua. Beliau terlihat sudah sangat tua, namun masih banting tulang mencari nafkah.

Lisa meringis sedih saat melihat kakek itu mengumpulkan botol bekas, dan kemudian memasukkannya ke dalam karung yang tidak terlalu besar itu.

Dengan hati yang tulus, Lisa menghampiri kakek tersebut, mengumpulkan botol bekas, dan memberikannya kepada sang kakek. Seutas senyuman lembut terbit di bibir sang kakek. "Terima kasih nak." Ujarnya.

"Tidak perlu berterima kasih kakek. Katakan pada saya, di mana tujuan kakek? Saya akan bantu bawakan karung ini sampai di tujuan."

"Tidak jauh, hanya sampai di kelokan jalan itu."

"Baiklah, mari saya bantu."

Lisa berjalan di samping kakek tersebut sambil membawa karung tentunya. "Orang baik sepertimu pasti memiliki kekasih yang sama baiknya." Kakek itu tersenyum menatap Lisa, membuat Lisa terkekeh.

Secret Admirer [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang