dentist

403 25 3
                                    


Akhiran ini kota Seoul sering dilanda hujan berkepanjangan. Aroma tanah sehabis hujan memang sangat menenangkan, namun jika terus-terusan hujan bisa saja menyebabkan hal yang tidak diinginkan. Tidak seperti empat bulan lalu, dimana semua orang mengharapkan datang nya hujan. Bulan ini seperti kebalikan nya. 

Dimana-mana angin berhembus kencang, daun-daun yang berserakan dibuatnya lebih berantakan. Disekitar tampak ada beberapa orang berlalu lalang sibuk dengan dunianya sendiri.

Seperti yang di ketahui jika ada kekurangan maka ada kelebihan.  Jalan raya biasa terdapat macet membuat sebagian orang selalu mengumpat dan mengeluhkan berbagai hal. Maka sekarang, jalanan terlihat lebih sepi dari biasanya. Dan, sebulan ini tidak ada macet yang menimpa jalanan kota Seoul.

Orang-orang lebih memilih bersantai saat hujan menguyur dengan kejam nya.

Berbeda dengan pagi ini. Aroma bibimbab tercium lezat dari arah dapur. Membangunkan beberapa orang yang masih terkantuk-kantuk.

Yoongi menyunggingkan senyum kecilnya, tangan itu setia berkutat dengan peralatan dapur. Mengingat kekasihnya sedang merajuk, Yoongi mendesah lirih. Kemarin malam dia minggat pergi ke kamar Seokjin dan meninggalkan Yoongi yang masih tertidur lelap.

"Kau memasak?" Cerca Hoseok dengan suara khas bangun tidur

"Ya"

"Tumben sekali" meneguk segelas air untuk membasahi tenggorokannya. "Apa Jin hyung sudah bangun?" Yoongi mengangkat bahunya

"Jin hyung kemarin berjanji untuk membuatkan aku pancake, dia pasti lupa"

"Oh--aku lapar, apakah sudah selesai?" Lanjut Hoseok sambil mengadahkan piring ke dekat Yoongi.

"Makanlah, aku akan mambangunkan Jeongguk" Hoseok mengenyrit bingung

"Benar juga, biasanya pagi-pagi sekali dia sudah bangun dan pergi jogging. Tapi bocah itu tidak terlihat sekarang"

"Kau mau kemana hyung? Jeongguk tidak tidur bersama mu?"

Yoongi menggeleng. Membuka knop pintu kamar Seokjin perlahan tidak ingin membangunkan hyung nya dan pria itu.

Kaki mereka terlilit dengan selimut yang menyibak turun. Yoongi mengetahui jika kaki yang lebih kecil itu milik kekasihnya. Seokjin memeluk dengan satu tangan yang stuck di atas rambut. Beralibi jika Jeongguk tertidur sehabis menangis karena ia bisa melihat bekas airmata yang mengering di pipi bulat itu. 

Menepuk pelan lengan Seokjin, "Hyung"

Pria berbahu lebar itu terkesiap lalu menguap lebar. Melihat ke arah Jeongguk yang masih terlelap, pandangan itu tertuju pada pemuda pucat di depan nya. "Sebentar, aku akan melepaskan lengan ku dulu"

Yoongi mengangguk paham

Berhasil terlepas. Membutuhkan waktu yang sedikit lama memang, Jeongguk masih tertidur sekarang tapi saat Seokjin mencoba melepaskan tangan nya, dia akan melengkungkan bibir kebawah dan mulai terisak dalam tidurnya. Seokjin juga sudah memarah-marahi Yoongi akan sikap nya terhadap Jeongguk. Namun hanya di balas "Iya hyung" , "maaf" dan deheman menyebalkan.

"Kau tau bagaimana terkejut nya aku melihat pemuda bongsor membawa RJ dengan airmata mengalir deras" Mengelus rambut pria nya, sesekali mengecup pucuk kepala tersebut dan menggumamkan kata maaf.

"Jangan seperti itu Gi, kau tidak tau titik lelah nya kapan"

"Hyung" setengah merengek

"Apa? Aku berbicara fakta"

"Pergilah"

"HEI KAU YANG HARUS PERGI--" Yoongi menatap nya tajam mengisyaratkan untuk diam. "--dari kamar ku"

DentistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang