Jalan-Jalan

8 2 0
                                    

Sebelum baca ceritanya jangan lupa follow:)

Happy Reading

Sekarang Vio lagi bersiap-siap. Mereka ingin jalan-jalan disekitaran komplek. Mumpung harinya cerah jadi enak buat jalan-jalan.

"Woi Vio kok kamu lama banget sih. Udah lumutan nih aku nungguin Kamu," teriak Abi dengan raut wajah kesal.

"Iya iya bentar lagi selesai kok. Sumpah kamu gak sabaran banget yaa," jawab Vio sambil melihat dirinya dicermin.

"Nah udah siap."

" Ayo cepat jangan lama-lama Vio. Nanti keburu sore." ujar Abi sambil menarik-narik tangan Vio.

"Ish paansih. Jangan tarik-tarik aku, nanti jatuh," jawab Vio kesal.

"Eh btw kita mau kemana nih?" tanya Abi.

"Lah kok malah nanya aku, kan kamu yang ngajak jadi kamu taulah mau kemana," jawab Vio sambil melototi Abi.

"Eh gak usah gitu juga. Iya ya kita ke taman dulu yuk," ajak Abi.

"Lets go," jawab Vio dengan bersemangat.

Sekarang mereka sudah sampai di taman. Banyak sekali orang datang ke taman hari ini. Mungkin karena cuacanya cerah. Dan sekarang mereka lagi duduk dibangku taman.

Vio melihat ada gerobak penjual permen kapas didepan tempat mereka duduk. Vio langsung tergiur karena melihat banyak orang yang memakan permen kapas. Vio langsung melihat ke arah Abi sambil menunjuk gerobak permen kapas.
"Abi lihat itu. Aku mau permen kapas itu."

"Yaudah yuk kita beli." ajak Abi.

"Pak beli permen kapasnya satu untuk anak saya." ujar Abi dengan bapak penjual permen kapas.

"Ish Abi aku bukan anak kamu. Aku ngambek nih," decak Vio.

"Idih anak aku sekarang udah pandai ngambek ya?" tanya Abi sambil terkekeh.

Sekarang kesabaran Vio sudah habis. "ABI!!" teriak Vio sambil memukul bahu Abi.

"Eh eh jangan pukul aku dong. Iya aku minta maaf." mohon Abi sambil memberi permen kapas yang mereka pesan udah jadi.

"Malas ah." jawab Vio sambil merebut permen kapas miliknya yang dipegang oleh Abi dan berjalan meninggalkan Abi sendirian.

"Woii Vio tungguin aku." teriak Abi sambil mengejar Vio.

"Bodoamat." batin Vio sambil memakan permen kapas miliknya.

"Eitss kamu gak bisa tinggalin aku." ujar Abi sambil menarik baju Vio dari belakang.

"Heh gak usah tarik-tarik. Nanti baju aku sobek," kesal Vio.

Abi gemas melihat wajah Vio yang cemberut gitu. Menurutnya itu sangat imut. Ingin rasanya iya mencubit pipi tembem temannya itu.

"Yaudah yuk kita duduk lagi." ajak Abi.

Abi memandang wajah Vio yang sedang dengan lahap memakan permen kapasnya. Dan ia sadar ada noda didekat bibir Vio.

"Vio lihat aku," ujar Abi

Seketika aksi makan Vio tertunda dan Vio langsung menghadap Abi. "Ada apa?" tanya Vio.

Dan langsung Abi membersihkan noda yang ada dibibir Vio. Seketika Vio langsung terdiam melihat apa yang dilakukan oleh Abi. Dan Vio langsung tersadar.

"Ish kamu ngapain sih Abi?" tanya Vio sambil memukul dada Abi. Ia kesal bisa-bisanya Abi menyentuh bibirnya tanpa izin.

"Eits jangan salah paham. Aku cuman bersihin noda yang ada dibibir kamu. Abisnya kamu makan kayak anak kecil aja," jawab Abi tersenyum.

Tiba-tiba Vio jadi malu sendiri. Ia pikir Abi ingin berbuat macam-macam. " Vio kamu bodoh banget sih," batin Vio.

"Hhe iya Abi. Maafin aku kirain tadi kamu mau macem-macem sama aku. Habisnya kamu gak bilang dulu," jawab Vio cengengesan.

"Gak keburu kalau bilang dulu." ujar Abi dengan tertawa sambil mencubit pipi Vio. Daritadi ia ingin mencubit pipi Vio karena ia gemas.

"Kamu apaan sih Abi. Jangan cubit pipi aku sakit tau," gerutu Vio kesal.

"Haha iya iya. Sekarang kita mau kemana lagi nih?" tanya Abi.

"Hmm kita sepedaan yuk keliling taman," usul Vio.

"Yaudah ayo."

Dan sekarang mereka lagi bersepedaan mengelilingi taman. Mereka berdua balapan. Siapa yang paling cepat dialah pemenangnya. Keringat membanjiri wajah Vio begitupun dengan Abi. Mereka berdua tampak antusias sekali. Padahal ini hanya lomba biasa lagi pun ini tidak ada hadiahnya.

Dan akhirnya yang menang adalah Abi.

"Yeyy aku menang." sorak Abi untuk dirinya sendiri.

Vio terlihat kesal. Ia sudah kalah dalam lomba ini. Ia tidak terima dengan kekalahannya.

"Idih main curang aja bangga," sindir Vio.

"Heh kapan coba aku main curang," jawab Abi. Ia kaget kenapa Vio mengatakannya bermain curang padahal kenyataan tidak. Oh Abi tau pasti Vio kesal karena ia kalah.

"Tadi kamu main curang. Makanya aku kalah," protes Vio.

"Pasti kamu kesal ya karena kalah lomba sepedaan sama aku," ejek Abi.

"Idih siapa juga yang kesal," tangkas Vio.

"Ngaku aja lah. Aku tau kok," goda Abi

"Dahlah aku kesel sama kamu," gerutu Vio.

Dan Vio langsung ninggalin Abi sendirian untuk yang kedua kalinya. Sumpah ia sangat kesel sama Abi. Harusnya Abi tidak mengejeknya tapi yang terjadi malah sebaliknya. Rasanya ingin ia musnahkan saja Abi dari bumi ini. Tapi kayaknya tidak mungkin kan cuman Abi yang nemenin dia sampai saat ini.

"Dasar Vio. Lagi kesek malah ninggalin aku sendirian disini." ujar Abi sambil berlari mengejar Vio karena ia sudah tertinggal jauh.

" Sumpah capek banget." gumam Abi membersihkan keringat yang membanjiri wajahnya.

"Vio tungguin aku dong. Kok kamu cepet banget sih jalannya? Kan aku jadi capek ngejarnya tau," kesal Abi.

"Bodoamat lah, lagian siapa juga yang nyuruh kamu ngejar aku," sindir Vio.

" Jangan marah dong. Iya aku minta maaf dah udah buat kamu kesal," ujar Abi dengan memohon.

"Gamau aku lagi males," jawab Vio.

"Kok gitu. Ayolah maafin aku janji gak akan buat kamu kesal lagi."

"Bayy Abi aku mau pulang." ujar Vio sambil melambaikan tangan.

"Jawab dulu mau gak maafin aku?" tanya Abi.

" Mungkin besok aku jawab," jawab Vio sambil terkekeh.

"Hm yaudah deh. Dadah Vio." teriak Abi dengan melambaikan tangannya.

"Dadah Abi." sahut Vio dengan suara yang tak kalah keras.

Dan akhirnya mereka berdua kembali kerumah masing-masing.

Gimana part ini seru gak ?

Kalau suka jangan lupa vote and komen ya

Salam dari Ara:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman P[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang