tempat yang paling tepat untuk mengeluarkan keluh kesah adalah rumah, iya kan?
tapi tidak bagi Jisung, tak ada lagi yang namanya rumah baginya, tak ada lagi tempat yang bisa dia pulangi, sekarang hidupnya sendiri, menyepi, dan mencoba berteman baik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tokoh utama yang akan menceritaka tentang kerasnya hidup, dia Park Jisung, lelaki dingin, cuek, dan tak peduli dengan sekitar, di umurnya yang masih sangat dini ini dia harus menghadapi kekerasan, caci maki, ditindas, dibenci hanya karena kekurangannya, dan juga dia dianggap sebagai bencana
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu satunya tokoh yang bersedia untuk menjadi teman sang peran utama, dia Zhong Chenle, dia orang yang berisik, asik, dia sangat bertolak belakang dengan sifat Jisung yang sangat dingin itu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kang nara, gadis lugu nan cantik walau begitu dia cukup pemberani, satu satunya gadis yang siap menjadi rumah untuk sang pemeran utama
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Jaemin, lelaki tampan walau begitu dia sangat nakal, oh dan juga dia sangat populer di sekolah, dia satu satunya kakak dari Jisung, ah kurasa dia tidak bisa di sebut kakak karena dia salah satu penyiksa Jisung entah itu di rumah ataupun di sekolah
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Orang tua dari Park Jisung dan Park Jaemin, ya mereka Park chanyeol dan juga Bae Irene Bagi mereka anak mereka cuma satu yaitu Park Jaemin, Jisung sama sekali tidak dianggap di keluarganya sendiri, seluruh kasih sayang dan cinta mereka hanya untuk Jaemin seorang bahkan mereka tidak ingin mengakui bahwa Jisung adalah anak mereka, bagi mereka memberi makan ,membiayai sekolah Jisung dan sebagai ganti biaya tersebut dia diperbudak di rumahnya sendiri kadang kadang sebagai tempat pelampiasan saat orang rumah marah, entah itu memukuli, menghukum, bahkan beberapa siksaan yang mereka berikan untuk Jisung
