Kopi Hitam

5 0 0
                                    

Menyesap kopi hitam pekat
Manis dan pahit menjadi satu padu
Air hitam telah diteguh habis
Ampas tersisa berakhir di tong sampah
Cerdaslah menyesap agar tak terasa pahit
Walau kadang kepahitan justu membuat rasa menjadi nikmat

☕☕

"Alikaa.... tooo... to..tolonggg... mama" suara mama terbata-bata aku tak seberapa jelas mendengar suara mama tetapi aku tetap berjalan menghampiri sumber suara, kulihat ke kamar dan terpampanglah gambaran yang tidak aku inginkan, aku berlari menghampiri objek yang selama ini merawatku sejak dari kandungan

"Maa... maaaa....mamaaa...! sambil menggoyang tubuh mama yang membesar, bayangkan saja membawa dua nyawa dalam perut dan tinggal menunggu hari untuk dikeluarkan, aku panik tetapi otak terus berpikir, berlari mencari papa agar mama segera mendapatkan pertolongan
mendapat pertolongan

"Paa...papa....paa..." Pekiku bercampur tangis

"Jangan jerit-jerit, kayak di hutan aja Al" jawab papa kesal. Dengan spontan kutarik tangan papa menuju bidadari tak bersayap, pikiranku sudah piknik kemana-mana

"Ya Allah sayangggg...." setelah melihat belahan jiwanya berlumur busa dimulut

Papa dengan sigap menggotong mama kedalam mobil dan tak lupa menciumku tanpa kata meninggalkan bersama nenek dan kakek di rumah

Aku terpaku melihat adegan yang baru saja aku saksikan, begitu takutnya aku melihat semua keburukan yang akan aku alami setelah adegan ini, aku seakan tahu alur cerita dalam skenario yang Allah tulis untuk keluargaku

Waktu berjalan sangat cepat, tak terlihat papa pulang setelah peristiwa bersimbah busa tempo hari, tapi yang aku dengar mama berhasil melahirkan adik kembarku sayangnya Mama tak sadarkan diri

Sudah hampir 1 minggu aku tak mendengar perkembangan mama dan dua adik kembarku, akupun takut untuk bertanya pada wajah diselimuti kecemasan. Tak satu kata yang aku keluarkan, entah apa yang terjadi pada mama dan adik kembarku.

Hari begitu terasa berat ini sudah hari kelima Mama masih di rumah sakit dan adik kembarku yang satunya telah pulang ke rumah begitu senangnya diriku melihat Manusia serba kecil dengan tangisan yang begitu menggemaskan semua serba kecil serupa mainan Barbie yang diberikan Mama beberapa bulan lalu katanya sebagai hadiah ulang tahunku padahal aku merasa tidak sedang ulang tahun tahun.

Tuhan terima kasih telah memberikan dedek bayi yang lucu dan segera pulangkan mama dan adik kecilku yang satu lagi doaku setiap sujud

Suatu siang sepulang sekolah dengan riang aku berlari menuju rumah setelah suntuknya belajar dari pagi hingga siang jika otakku bisa menjerit mungkin sudah berteriak untuk berkata "STOP.... aku LELAH" ia mungkin saja bisa seperti itu tapi sayang dia tak bisa bersuara aku merasakannya jika otak pun perlu istirahat

Senyum ku hilang, wajahku tak lagi girang, auraku tak lagi manis untuk dilihat, ibarat makanan mungkin aku tak layak dimakan. Seketika harapanku berubah menjadi kelabu,  bendera kuning, tarub, kursi dan kerumunan orang-orang dewasa.

Ada apakah ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku berlari kedalam mencari jawaban. Diam tak ada suara, tangis dan jeritku seolah tak ada satupun yang mendengar. Kubuka separuh kain yang menutupi manusia terbujur kaku tak ada pergerakan sedikitpun, manusia itu aku kenal, iya aku sangat kenal dia, dia yang sepuluh tahun ini menemani hari-hariku tak terdengar sedikitpun keluh kesah dari lisannya bahkan sudah berulang kali aku berteriak dan memaki-makinya dia tetap tak bergeming

Kupeluk manusia yang tak berdaya di depanku, kupanggil namanya berulang kali ternyata dia tuli dan bisu hingga tak bisa menjawab panggilanku. Papa, aku lihat wajah tegas itu kini lesu tak bergairah seperti tak ada titik nyawa disana, pucat pasih seolah "Hidup segan mati tak mau" Apakah ini akhir dari kehidupanku yang terlalu dini untuk berkata usai?
.
.
.
.
.

Gimana guys menegangkan tidak nih?
Kasihan banget gak sih nasib si Du😕
Author kalau jadi Du ntah apa yang bisa diperbuat 😭😭😭
Etshhh ini cerita belum kelar yaa
Yuk kita lihat part berikutnya
Jangan lupa kasih ⭐ dan ✉️
Biar author lebih semangat lagi guys
Selamat membaca reader yang budiman

Cahaya BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang