"Sayang....... sayang.... Hai anak umma kenapa menangis? Sini-sini peluk umma dulu..."
Aku tak tahu sudah beberapa lama
pemutaran film bioskop di memori hingga tanpa sadar umma sudah berada di dalam kamar ku dan memelukku dari samping, begitu hangatnya dekapan umma yang kini sudah sulit untuk memelukku dari depan karena perutnya sudah terlihat membesar, dalam jangka waktu 2 bulan papa telah berhasil menghamili umma dan kini memasuki bulan ketujuh, pergerakan sudah mulai terasa sulit tapi umma masih saja menyiapkan segala keperluanku dan papa bahkan adik yang kini sedang aktifnya bermain tak bisa jauh dari umma, terlebih hari weekend yang hanya ingin bersama umma tapi umat tak pernah mengeluh sedikitpun tugas yang menumpuk juga masih dilakukan umma walau dari rumah
Umma gadis yang tidak akan pernah puas dalam belajar, hidupnya hanya belajar dan belajar terbukti hingga saat ini masih kuliah pasca sarjana di daerah Bandung untung tidak terlalu jauh dari rumah padahal papa sudah berulang mengingatkan
"Sayang cuti dulu kuliahnya, kan tinggal tesis nanti setelah melahirkan baru lanjut lagi"
"Sayang.... Jangan terlalu capek"
Begitulah celotehan papa ketika umma sudah mulai terasa sesak, jelas saja umma mengandung anak kembar apa yang aku pikirkan tentu aku sempat trauma peristiwa yang sama akan terjadi tapi aku yakin Allah tidak akan salah dalam memilihkan pundak bagi hambanya untuk menyelesaikan ujian darinya
"Yuk ah, gak mau sedih-sedih nanti adik bayinya sedih juga loh... tuh Kak lihat dedek bayinya nendang-nendang tuh coba geh pegang..." perintah umma sambil meletakkan tanganku ke perutnya
"Ih iya umma bener dedeknya ngajak main, "Halo sayang" sapaku pada dua dedek bayiku
"Eh malah adegan peluk-pelukan, papa sudah lapar nih! Nanti disambung lagi pelukannya, kita makan dulu" papa sambil menarik tangan umma dan menggendongku walau sudah tak lagi bocah tetapi papa masih sama memperlakukan seperti anak bocah dan aku suka karena aku terkenal anak manja di keluarga
"Tuhan, aku tak ingin bahagia ini usai dengan cepat, izinkan aku menikmati lebih lama pelangi dan senja walau hanya sesekali datang tetapi selalu datang diwaktu yang tepat" doaku dalam hati
.
.
.
.
.
Yeeeee... Akhirnya selesai guys kisah Du yang mengharu biru
Gimana nih kena gak karakter Du di hati kalian?
Oh iya kisah ini sudah dibukukan loh dan kisah Du adalah kisah nyata loh guys
Wah mantapkan
Terimakasih kakak yang sudah menjadi inspirasi author yang sudi kisahnya dijadikan cerita
Reader jangan lupa kasih bintang dan komenyaa
Yang mau buku yaa boleh loh liat part berikutnya😍🌷🌷🌷😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Baru
Short StoryTergugu dalam kesendirian Tak ada celah setitik cahaya Semua kenangan sirna begitu saja Apakah tanda cerita telah usai?