Reverse

1.8K 251 47
                                    

.
.
.

Mile terbangun karena suara dering handphone. Ia sempat meraba ranjang, tidak ada yang tidur di sebelahnya.

Mile harus melihat sekeliling, mencari celana di bawah ranjang sebelum bisa mengambil handphone itu. Ia pikir alarm, ternyata panggilan dari Tonghk. Sebelum menjawab telpon, Ia sempat melihat jam, hampir pukul 10.

Di mana lu?” Tanya Tonghk begitu Mile menerima telpon.

“Di…” Mile butuh waktu untuk berpikir sekaligus melihat sekeliling. Ia masih di kamar hotel semalam, sendirian hanya dengan boxer terpasang “…kenapa memang?” ia bertanya balik sambil berdiri, ke kamar mandi.

Lu tau nggak, kejadian semalem?

“Semalem?” Mile bertanya balik. Ia hanya ingat menghabiskan malam (panas) berdua dengan Apo yang sekarang tidak terlihat.

Setelah membuka pintu kamar mandi dan tidak menemukan siapapun, Mile membuka tirai lalu pintu balkon.

Mile, tau nggak ada apa semalem?” Tonghk mengulang pertanyaan.

“Nggak. Ada apa sih?” nada suara Mile kesal karena tidak menemukan Apo di manapun.

Oh, padahal belum sepenuhnya terkumpul kesadarannya, Tonghk sudah mengajak main tebak-tebakan.

Tonghk menghela napas “Semalem pas lu cabut bareng Apo, nggak lama dia balik lagi. Bawa temen-temannya.”

“Hah? Ngapain?” Mile duduk di bangku dekat jendela, mengingat saat ia harus menunggu Apo lebih dari 40 menit. Ia menjepit handphone di bahu karena tangannya sibuk membuka botol air mineral.

Penggerebekan. Apo ternyata Intel apalah itu.

 “Gimana?” botol air mineral ditaruh lagi. Mile tidak percaya dengan yang didengar, selain memang Tonghk suka bercanda tidak penting.

APO INTEL!” teriak Tonghk frustasi “Semalem kita semua diseret ke kantor polisi, pemeriksaan, test urine dan lain-lain. Baru ketauan kalo Bir emang Bandar.

“Tunggu. Otak gue nggak nyampe.” Mile mengambil lagi botol minum. Kurang air minum bisa mempengaruhi daya kerja otak memang.

BACA BERITA SANA!” Tonghk kesal mematikan telpon.

Mile membuka botol minum sambil melihat portal berita pagi itu. Dan… ia hampir tersedak waktu melihat foto Bir di highlight ‘Bandar Ekstasi Ditangkap Dengan Barang Bukti.’

What the f-”

Hal yang membuat Mile kaget adalah bahwa benar itu foto Bir, temannya. Dan sekilas ia melihat sosok Apo dalam kacaunya foto penggerebekan semalam. Hanya sekilas, tapi Mile tahu persis itu Apo yang semalam dijamahnya.

.

Sepusing-pusingnya Mile dihantam kenyataan pagi itu, ia menyempatkan diri untuk mandi. Ia tidak mau terlihat 'kacau' walau itu yang dirasakan.

Mile menghampiri resepsionist, menyerahkan key card untuk check out
"Kamar 502."

"Kamar 502 atas nama Porsche Pachara Kittisawat. Baik, tunggu sebentar."

Mile diam, berpikir keras sambil melihat resepsionist itu mengakses komputer. Ada yang aneh.

"Tuan, maaf atas nama siapa?" Tanya resepsionist.

"Tunggu, atas nama siapa tadi?" Bukan menjawab, Mile balik tanya.

"Porsche...Kittisawat. Kamar 502, kan?" Resepsionist itu sampai takut menjawab karena wajah Mile sudah condong di mejanya.

"Dia reservasi sendiri?" Mile memastikan.

Resepsionist mengangguk pelan "Iya tuan. Tadi pagi sempat mengajukan extend semalam lagi..."

"Tunggu. Tunggu." Mile sampai bingung akan bertanya apa.

Apo bahkan tidak booking kamar dengan nama sendiri.

Mile membuka lagi portal berita yang tadi ia baca, menunjukkan foto Apo yang tidak begitu jelas.

"Orangnya ini?" Tanya Mile agak kencang. Security sampai mendekat, dikira ia marah-marah.

Resepsionist mengangguk.

Mile hanya bisa menggumam "anjing..."

"Maaf, Tuan atas nama siapa?"

"Mile Phakphum." Jawab Mile ketus.

"Ini ada titipan dari tuan Porsche." Resepsionist menyerahkan selembar kertas.

Mile pikir kertas itu akan bertuliskan (setidaknya) nomor handphone Apo. Tapi nyatanya tidak.

~ Saat P' baca ini, bisa dipastikan aku sudah nggak di sana atau bahkan sudah keluar dari kota ini. Dan pasti P' tau alasannya.
Maaf lama menghilang dan muncul dalam keadaan begini. Maaf sudah pergi tanpa pamit lagi.
Aku cuma bisa mencuri satu malam di antara ribuan malamku yang selalu asing. And it was more than worth
Ps : aku bukan pecandu, jadi semalam itu bukan efek obat~

Selesai membaca, Mile membolak-balik kertas itu. Mencari angka atau kode tersembunyi. Tapi nihil.

Ia hanya bisa meremas kertas itu sambil menggeram "Apo Nattawiiin... "

Apo that night...

Apo that night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Apo saat dinasdinas
Ngeh gak, pas mereka make out, ada yang ganjal pinggang? Itu pistol 😂

Apo saat dinasdinasNgeh gak, pas mereka make out, ada yang ganjal pinggang? Itu pistol 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

End
.
.
.

Unbetaed. Mohon maklum atas kesalahan. Terima kasih telah membaca
Eh kaget gak? 😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gentle LoftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang