Prologue : Apakah ini berakhir?

11 2 0
                                    

Di siang hari yang terik.
Entah berapa lama dia menunggu.
Sambil melihat jam tangannya, lalu mengusap dahinya.
Ketika dia menghela napas, seseorang pun datang.
"Hai, apa kamu sudah lama menungguku?"
Suara yang lembut dan kecil pun terdengar.
"Halo, tidak juga."
Kata yang terucap dari seorang laki-laki yang sedang menunggu, sambil tersenyum.
Ketika seorang perempuan datang terlambat dan berkata seperti itu, seorang laki-laki harus membaca situasi.
Meskipun dia berkata seperti itu, keringat di dahinya tidak dapat disembunyikan.
"Sebenarnya ada yang mau kubicarakan, apa kamu ada waktu.?"
Si perempuan pun bertanya sambil mengerutkan wajahnya
"Tentu saja, aku sudah datang jauh-jauh hanya untuk menemu— eh tidak, maksudku karena kamu yang tiba-tiba memanggilku."
Dia yang tersenyum pun  wajahnya mulai mengerut juga.
"Kalau begitu, bagaimana kita bicara di kafe terdekat.?"
"Tentu."
***
Setelah mereka tiba di kafe terdekat, mereka pun duduk di kursi dekat jendela.
"Apa kamu tidak memesan makanan?"
"Tidak, aku tidak lapar. Memangnya apa yang ingin kamu bicarakan? Apa pembicaraannya bakal lama?"
"Tidak juga sih, hanya menanyakan saja, siapa tahu kamu lapar, hehe"
"hmm, jadi apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Sebentar, ada yang ingin aku perlihatkan kepadamu terlebih dahulu."
"Hmm?"
Dia mengeluarkan sebuah buku dari tasnya.
"HAH?"
"Sebenarnya..."

Kehidupan Biasa (Futsū no Jinsei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang