TIGA

245 49 47
                                    

part 4 nya besok ya 💓

-

"Eomma!" Anak laki-laki berwajah rupawan berlarian dari pintu utama. Masuk, berteriak memanggil sang ibu berkali-kali.

Tidak mendapat jawaban dari ibunya. Ia melangkahkan kaki kecilnya menaiki tangga satu persatu. Memegang pegangan sebagai pertahanan, matanya merunduk memperhatikan setiap langkah yang di ambil. Sembari menghitung sudah berapa banyak anak tangga yang dia naiki.

Sampai di depan pintu berwarna biru, dia berjinjit dan memutar kenop. Berlarian masuk kegirangan mendekati ibunya yang tidur siang di atas kasur.

"Eomma! Eomma! Eomma!" Vihyun berteriak keras. Menggoyangkan bahu Tzuyu menggunakan tangan mungilnya.

Terpaksa. Tzuyu membuka mata kala tidurnya terganggu dan tubuhnya serasa bergoyang seperti sedang ada gempa bumi. Melihat penyebab tubuhnya terguncang adalah putranya, ia mendesah lelah. "Vihyun-ah, kenapa membangunkan Eomma?"

Vihyun naik ke kasur, tidur di samping Tzuyu dan memeluk lehernya kuat-kuat. "Eomma, sebentar lagi bulan Februari akan berakhir. Apakah Appa akan pulang? Vihyun rindu Appa."

"Vihyun-ah, apa kau sangat mecintai Appa?"

"Sangat, Eomma. Jadi, apakah tahun ini Appa akan pulang? Sudah lama Vihyun dan Eomma menunggu Appa. Tapi kenapa Appa tidak datang lagi? Katakan pada Vihyun Eomma, Appa tidak mencintai kita?"

"Vihyun-ah..." Ia menghela. Mencoba sabar dan menahan rasa sakit yang menderap di dalam hatinya. Menghantarkan rasa asam yang membuat ia ingin menangis di saat itu juga. Tapi masih ada Vihyun disini, Tzuyu tidak boleh lemah. Dia berkata penuh kasih pada putranya, "Kalau begitu, Vihyun-ah harus banyak berdo'a agar Appa pulang akhir bulan ini."

"Vihyun akan selalu berdo'a agar Appa kembali!"

Tzuyu tersenyum, membawa Vihyun dalam dekapannya yang hangat. Pintu kamarnya kembali berderit menampakkan sosok bertubuh kecil berjalan masuk, langkah kakinya masih nampak oleng dan tidak stabil.

"Tziya-ah, kajja. Datang pada Eomma."

Tziya yang baru berusia 1 ½ tahun menjawab dengan fasih, "Eomma! Eomma!" Dia bertepuk tangan. Memperlihatkan gigi kecilnya yang sangat menggemaskan.

"Tziya, kau menganggu oppa. Hari ini Eomma harus tidur denganku! Selama ini Eomma selalu tidur denganmu, huh!" Vihyun protes. Ingin memeluk kembali leher ibunya, namun naas, kepala adik kecilnya sangat menghalangi. Tangan pendeknya tidak bisa meraih leher Tzuyu

Tziya mengerti kekesalan Vihyun. Terkikik ringan lalu memiringkan tubuh dan mencium pipi kakak laki-lakinya. Bukannya mencium, anak cantik ini justru menyisakan ludah bayinya di pipi sang kakak.

Tzuyu tertawa. Menepuk perut buncit Tziya yang berada di antara dirinya dan Vihyun.

"Eomma!" Vihyun merengek siap menangis.

Tziya ikut memanggil, "Eomma! Eomma! Su-su!"

"Tziya-ah, kau memiliki nafsu makan besar seperti Appamu."

Tzuyu menyusui Tziya, tangan kirinya menepuk puncak kepala putra sulungnya. Menyanyikan lagu penghantar tidur membuat dua anaknya terlelap begitu nyenyak.

Dia juga memejamkan mata. Berharap akhir bulan Februari pada tahun ini akan memberikan kehidupan baru penuh bahagia dalam keluarga kecilnya. Mengembalikan suaminya yang tak kunjung kembali hampir 2 ½ tahun.

***

"Taehyung-ah, Eomma ingin berbicara dengan dirimu," Nyonya Kim menyuruh putranya duduk di sampingnya.

풍경 - SceneryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang