SATU

1.4K 128 4
                                    

Apa yang lebih menyakitkan dari jarak? Kau dekat, namun tak tersentuh. Kau dekat, namun perasaan jauh
.
.
.
.

Siapa yang udah gak sabar buat baca season 2 nya? Maaf ya karena aku up nya kelamaan, karena ada something 🤗 makasih yang udah nungguin cerita aku ini😍

Happy reading.....

.
.

Sandi membuka mata dengan malas malasan. Ia melirik jam dinding yang terletak di atas pintu kamarnya yang sudah menunjukan pukul enam pagi. Sinar matahari yang hangat telah masuk melalui celah celah jendela kamarnya, benar benar sudah berhasil membuatnya terbangun. Rasanya masih ingin bermalas malasan lebih lama. Tapi ia harus berangkat sekolah pagi sekali, karena hari senin ini ia sudah naik kelas, kelas 11. Satu tahun ia mampu menjalani hidup tanpa kehadiran rey, dalam hati ia sangat terpukul rasanya masih sangat berat melepas orang yang benar benar berarti dari hidup nya. Dan ikhlas adalah jalan terbaik untuk saat ini.

"Sandiiiiiiiii........ Bangunnnnnnn!" Suara wanita paruh baya melengking nyaring masuk ke kamarnya, wanita itu tidak lain adalah bu hana. Dan seperti hari hari sebelumnya, dia akan membangunkan sandi seraya menggedor gedor pintu kamarnya. Sungguh, bu hana sangat bersemangat melakukan itu. Padahal tanpa melakukan cara itu, cepat atau lambat sandi akan bangun juga!

Sandi beranjak dari tempat tidurnya. Dengan tampang malas, sandi membuka pintu kamar dan melihat mendapati bu hana tengah berkacak pinggang dengan membawa sendok sayur di tangan kanannya.

"San! Kamu pikir ini jam berapa? Hari ini kamu harus sekolah sayang, ini pertama kali kamu kelas 11! Cepat siap siap sekarang, mamah lagi siapin sarapan"

"Iya mah" Jawab sandi.

Tidak ada yang berubah dalam keluarganya. Papah masih sibuk bekerja di kantor, mamah sibuk dengan urusan rumah dan dava, adiknya itu sekarang sudah masuk sekolah dasar kelas 1.

Walaupun sudah satu tahun rey meninggalkannya, sandi masih rutin mengunjungi makamnya. Membersihkan makam rey, sesekali ia menangis di sana, meluapkan rasa rindunya.

Rumah di sebrang sana yang dulu di tinggali rey, kini rumah itu kosong. Bu mega dan jefan sering membersihkan rumah itu. Dan sekarang, ia satu sekolah lagi dengan jefan. Bedanya ia mengambil jurusan IPA dan jefan masuk kelas IPS. Emil? Cowok itu pergi ke Amerika, meneruskan sekolah nya di luar negeri. Sebelum pergi ke luar negeri, emil berpamitan padanya dan meminta maaf karena ia tidak bisa menjaga nya sekarang. Sandi tidak peduli, toh ia sudah besar sekarang. Ia bisa menjaga dirinya sendiri.

***

"Selamat pagi bunda" Sapa seseorang yang baru saja duduk di meja makan dengan seragam yang sudah melekat rapih di tubuh nya.

Wanita paruh baya yang di sapa bunda itu menghentikan aktivitas menata makanannya, lalu melirik sekilas pada putra bungsu nya.

"Pagi sayang" Sapa baliknya dengan senyum yang merekah. "Abang mana? Belum bangun juga?" Tanya nya.

"Kata siapa belum bangun?" Kedua orang yang tengah mengobrol di meja pun langsung menoleh ke belakang ketika mendengar interupsi dari seseorang.

"Selamat pagi juga bunda" Sapa dari seseorang yang baru saja keluar dari kamar.

Wanita paruh baya itu pun ikut melempar senyum pada putra sulungnya. "Pagi juga sayang"

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang