DUA

882 117 23
                                    

Bila kamu tidak bisa tertawa berulang ulang pada lelucon yang sama, mengapa kamu menangis berulang ulang pada masalah yang sama?

.
.
.
.

Khusus buat kalian aku up lagi nih🥰 makasih yang udah nungguin cerita ini🤗 love you banyak banyak buat kalian❤
.
.

Sandi langsung turun dari motor ketika mereka sudah sampai di parkiran SMA garuda.

"Makasih banyak kakak kelas" Tuturnya sembari memberikan helm

"Sama sama adik kelas"

"Idih! Ga jelas lo"

"Sana masuk kelas! Belajar yang bener, jangan lesu gitu muka lo. Semangat dong"

"Gue selalu semangat kali" Lirih nya, dalam hati ia berteriak dengan kencang bahwa semua itu bohong. Bohong jika ia bersemangat menjalani harinya tanpa rey, bohong jika ia mampu melupakan cowok itu, semuanya bohong!

Sandi mendongak ketika pundaknya terasa berat. "Pulang nanti gue tunggu lo disini lagi". Pesan Clay masih setia memegang kedua pundak sandi. "Lo-"

"Ekhem baru juga masuk sekolah lagi masa udah kasmaran aja"

Refleks Clay menurunkan tangannya, menggaruk tengkuknya yang tak gatal, salah tingkah.

"Omongan lo ngaco tahu" Bantah sandi.

"Siapa tahu aja kalian bisa pacaran gitu kan, nanti bakal jadi couple of the year" Ucap aqeela heboh

Sandi memutar bola matanya malas. "Iyain aja deh biar lo seneng"

"Nah gitu kan cakep" Kata aqeela mengacungkan kedua jempolnya. "Yuk masuk". Ia merangkul pundak sandi. "Kita duluan ya?". Aqeela menarik sandi untuk masuk ke dalam kelas.

"Lo ada apa sih sama kakak kelas itu? Kok masin Deket aja? " Tanya aqeela saat berjalan di Koridor.

Sandi yang terlihat sesak akibat rangkulan aqeela yang sangat kencang langsung menepis tangan temannya itu. Lalu mengambil nafas sebanyak banyaknya.

"Lo mau bunuh gue? Udah nemu sahabat yang sebaik gue?"

Aqeela menunjukan Geretan giginya. "Ya sorry! Jawab gue dulu, jangan mengalihkan pembicaraan lo"

"Apasih hem? Mau nanya apa sama gue?"

"Jangan pura pura amnesia deh lo" Dengus aqeela sebal

"Ck, gue gak ada apa apa kali sama dia. Clay itu temen gue! Paham?"

Aqeela meletakan telunjuknya di dagu, nampak berpikir. "Gue lihat sih kakak kelas itu kayak punya perasaan sama lo"

"Perasaan apa sih? Gak usah ngaco lo" Sandi mempercepat jalannya.

"PERASAAN CINTA". Setelah mengatakan itu aqeela langsung lari terbirit birit menuju kelasnya.

"Temen setan" Gumamnya, ikut masuk ke dalam kelas.

"Wih gilaaaa damagenya lo san gak nahan" Pekik salah satu siswa yang duduk di pojok kanan.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang