Kenyataan pahit

21 5 2
                                    

Setelah pulang dari ruangan doker ,ibu Nabila pun menghampiri meja kasir untuk membayar administrasi ,setelah selsai membayar administrasi lalu ia pun berjalan menuju ruangan di mana Nadila di rawat ,langkahnya terhenti ketika berada tepat di depan pintu berwarna putih ,sebelum memasuki ruangan rawat ,Ibu Nadila mengusap air mata yang sedari dari tadi mengalir menghiasi pipi wanita paruh baya tersebut

"Aku harus kuat" Batin ibu ,sambil mencoba untuk tersenyum ,setelah sudah merasa lebih baik ,ibu Nadila pun membuka pintu ,di sambut dengan senyuman Nadila

" Ibu dari mana saja ,ayo kita pulang aku semakin merasa bosan diam terus di sini "

Ucap Nadila

"Bu ,kenapa ibu hanya diam saja" sahut Nadila kebingungan

Tiba tiba ibu Nadila pun memeluk erat anak nya dan ta terasa air mata kembali membasahi pipi paruh baya nya

"Ada apa dengan ibu ,kenapa ibu menangis " Ucap nya sambil kebingungan

"Luka mu cukup parah kata dokter dan kamu harus melakukan oprasi kecil pada bagian kepala mu "

Nadila pun sontak terkejut dengan ucapan ibu nya

" Benarkah bu ? aku takut " Ucap Nadila sambil meringis
"Apa oprasi itu bisa ibu batalkan saja,Nadila sangat takut bu "

" Tapi itu harus di lakukan nak ,ibu takut resiko nya semakin besar"

" Aku ta apa bu ,insyaalloh aku kuat meski tidak melakukan oprasi "

Ibu pun melepas pelukannya lalu memegang ke dua bahu Nadila seraya berkata

"Sayang ,ibu pun takut ,tapi ibu lebih takut jika kamu tidak melakukan oprasi ,ingat nak serahkan semua pada Alloh ,ibu yakin kamu akan kuat ,ini hanya oprasi kecil saja sayang ,kamu pasti kuat " Ucap Ibu meyakinkan Nadila

"Baik lah bu,beri aku satu hari untuk mempersiapkan diri,dan sudah ibu jangan sedih ,aku akan semakin berat hati jika melihat ibu sedih ,ini semua salah ku bu ,yang kurang hati hati ,maaf karna telah membuat ibu kerepotan mengurus Nadila "

Ucap nya sambil kembali memeluk Ibu nya

" Tidak nak ,ini takdir Alloh ,tugas ibu adalah menjaga mu semampu ibu"

"Terima kasih bu"

Ucap nya sambil mempererat pelukan pada Ibu nya,seketika kesedihan mereka pun tertumpah saat itu pula


Tak lama dari itu beberapa taman Nadila pun mengunjungi Nadila ,Sinta ,Desta ,Ferina ,Dan juga Maharani

"Assalamualaikum" Serentak mereka pun mengucap salam di balas salam dan senyuman oleh ibu dan juga nadila ,lalu mereka pun mencium tangan ibu lalu memeluk nadila serentak

"Apa kau baik baik saja nadila" Ucap Desta
"kenapa kepala mu masih saja di perban ,apa itu masih sakit ,lalu kenapa kamu masih terbaring ,bukan kan kamu sudah boleh pulang"

Seketika semua orang pun terkekeh termasuk Nadila melihat tingkah laku Desta yang ta berhenti nyeroscos

" Hei apakah kau tidak memberi ku cela untuk menjawabnya desta " Ucap Nadila seraya tertawa

"kau ini masih sama ketika khawatir ,mulut mu itu terus saja nyeroscos" Ucap Nadila sambil tertawa

Raut wajah Desta pun berubah menjadi kesal

"Apa kau bilang ,kau ini masih sempat saja mengataiku walaupun sedang sakit ,jika nanti kau sudah sembuh akan ku cubit sekeras mungkin"

Semua pun kembali tertawa

" Ibu mau ke ruangan dokter dulu ,kalian tolong jaga nadila selama ibu pergi "

Di balasa anggukan oleh semua teman nadila ,sedangkan ibu nadila berlalu pergi meninggalkan ruangan yang saat ini ramai oleh teman teman Nadila

ketika ibu pergi ,digantikan oleh Adha yang datang ke ruang berdominan warna putih tulang itu

"Assalamualaikum" Salam Adha

Di balas oleh semua teman nadila termasuk Nadila " waalaikumsalam Ustadz Adha silakan masuk,

" saya hanya ingin memberikan bingkisan ini titipan dari umi ,umi perpesan maaf karna tidak bisa menjenguk ada acara penting yang tidak bisa umi tinggalkan ,ya sudah saya taro di sini ,saya pamit Assalamualaikum "
Lalu Adha pun pergi dari ruangan tersebut ,setelah semua membalas salam

"Dasar manusia es ,belum sempat aku mengucap terimakasih dia udah pergi aja " comen Nadila sambil terus melihat ke arah pintu yang sudah tertutup

" Apa kau suka pada ustadz Adha Nadila " Goda maharani di iringi gelak tawa dari semua temannya

" Apa yang kau bilang,mana ada manusia es seperti dia bisa ada yang menaklukannya ,lagian dia itu santri yang udah umi percaya ,sedangkan aku ini siapa " Ucap Nadila

Di balas oleh Ferina "Kau ini suka tawadho ah ,kau ini santri berprestasi makanya umi begitu perhatian sama kamu ,kamu kan sering mendapat gelar santri favorit setiap tahun nya dan kau kan " Sebelum Ferina melanjutkan bicaranya ia malah terpotong oleh Nadila

"Apaan si kamu ,sudah lah jangan terus menggoaku ,aku bukan siapa siapa tanpa izin Alloh dan dukungan kalian "

"Aahh baper " Semua pun serentak berpelukan





























Masyaalloh persahabatan mereka sangat harmonis bukan ,lalu apa mereka tau kalo Nadila akan di oprasi ,tunggu kelanjutannya ya gusy ,awas typo ,maaf klo ceritanya ga seru ,semoga kalian suka ,😍😁😊🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The last twilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang