a short story about a long way, tk ✔

3

di suatu hari, saat aku dan dia tengah berbahagia, petir menyambar dasar hatiku. bukan hiperbola, tapi memang rasanya luar biasa hancur.

karena paksaan agensi, we are over. aku juga tidak tau siapa yang memberi tau agensi kalau kita punya hubungan khusus.

tahun itu chaos. ditahun itu, aku dan dia selesai. ditahun itu juga, kita, semua member berada dititik paling bawah untuk melanjutkan perjalanan ini.

setelah dipikirkan secara baik-baik, pikiran jernih, emosi stabil, kita kembali bangkit. keinginan untuk berhenti saat itu sudah terhempas jauh.

tapi tidak dengan hubunganku. mau tidak mau aku berusaha ikhlas, meskipun gagal.

kita semua kembali latihan seperti biasa; dance, vocal.

rasanya sangat beda dengan hadirnya dia yang selalu didekatku, sementara sekarang total menjauh.

aku menjadi pendiam. semua heran. sering aku mendapat pertanyaan, "kemana kamu yang talk-active?". aku memilih hanya tersenyum untuk menjawab itu. 

mendekati weekend kita tetap latihan, rutin satu minggu. aku sibuk membasuh muka di kamar mandi, mataku sangat berat karena semalam menangis merindukan dia.

pucuk kepala ku hampir menabrak kaca saat seseorang menepuk punggungku secara tiba-tiba. seseorang itu adalah sosok penyebab tangisku tadi malam.

aku hampir menangis lagi saat dia menanyakan kenapa mataku sembab. aku alihkan dengan menarik tubuhnya agar jatuh ke pelukanku. dia menangis.

lucu sekali kalau diingat. aku yang pada saat itu hampir menangis malah tertawa karena kelucuannya.

kita menghabiskan sekitar satu jam untuk mengobrol di dalam kamar mandi. sebenarnya akan mencapai dua jam kalau saja leader kita tidak memergoki aku menciumi pelipisnya.

selama satu jam itu, aku mengajaknya untuk kembali bersama. dengan syarat tetap kokoh saat 'mereka' mulai melarang. dia mau.

kembalinya aku ke ruang latihan, diriku yang lama ikut kembali. aku menjadi banyak bicara dan bercanda seperti sebelumnya. para member sudah tau kalau kita balikan. mereka tutup mulut dan support kita dari belakang.