Childhood Memories

50 1 0
                                    


"ARL, liat ni aku punya apa"
Althea menghampiri Arlette yang sedang menghitung hasil panen stroberi dari halaman belakang rumahnya.

"Hih, kan udah dibilang sama papah kalo manggil pake sebutan KAKAK, biar lebih sopan Alt". Protes Arlette yang sebenarnya tak terima bukan karena Althea yang langsung memanggilnya dengan nama, melainkan melihat sebuah liontin yang ada di tangan Arlette.

" Hahahahaha, nih buat kamu. Kata papah liontin yang sama persis kaya yang kamu suka itu, di kadelton sisa satu aja. Ah lagian, bentuknya ga abstrak".

Arlette mendelik melihat keanehan adiknya. Althea selalu saja memandang sesuatu dari segi yang berbeda. Bahkan terkadang penghuni rumah suka menyebutnya si "Queen Terbalik". Julukan itu memang pantas untuk dia yang seringkali menyukai apa yang tidak disukai dan sebaliknya.

Tiba-tiba beberapa ekor lebah menghampiri mereka.

" AAAAAAAAAAAAAAA... " pekik Arlette cukup keras, saking kagetnya ia sampai naik ke atas bangku taman dan mengepak-ngepak dress selututnya"

"HAHAHHAHAHHAHHAHAHHHA"
gemuruh tawa geli datang dari sosok gadis yang sebelumnya ada di sebelah Arlette.

"Heiii.. Kamu ya Arlette Eilish yang katanya anggun, semua pela... UHMMM"

"Mending kamu bantuin aku metik stroberi-stroberi ini" Kata Arlette jengkel sembari memasukkan satu buah stroberi ke mulut Althea.

"Bukannya bantuin ya, Alt.. masih untung kamu punya kakak kaya aku. Coba kalo kaya si Malvol".

" Ohh iya, aku dengar percakapan papah sama mamah, keluarganya om Elderson mau nginep ya malam ini? "
Althea mulai mengeluarkan wajah berlagak seriusnya.

"HAH! MASA IYA?!?!!!" Pekik Arlette kaget mendengar berita yang amat merusak moodnya.

"Hihhhhh teriak-teriak mulu daritadi. Ayo ingat Arlette sayang. Kamu adalah putri anggun di rumah ini" Goda Althea yang makin membuat kakaknya jengkel.

"Aku ga bisa anggun kalo berhadapan sama kamu".

               -----------------------------------

MOBIL hitam bernuansa luxury itu memasuki area pelataran rumah keluarga Vanderson. Para pelayan sigap menurunkan barang-barang bawaan yang mereka sendiri sudah paham akan dibawa kemana. Sesosok pria berwibawa dengan wajah duplikat Vanderson turun dari mobil tersebut. Yaps, dia adalah Elderson, kembaran Vanderson. Disusul oleh istrinya Maldania dan kedua putrinya, Almeta Victoria dan Malvolia Adresteia.

Perjamuan makan malam di rumah Vanderson kali ini sangat berbeda. Biasanya ruang makan yang luasnya cukup untuk 20 orang itu hanya terisi oleh 4 orang, itupun jika mereka makan bersama.

" Bagaimana hidangan kali ini?" Vanderson tersenyum menyapa adiknya, Elderson.

"Kurasa ini kurang. Kurang banyak orang untuk menghabiskan" balas candaan Elderson dengan kernyitan dan wajahnya yang sok diseriuskan.

Serentak semua penghuni meja makan tertawa

"Ekhm. Oke, apa bisa kita mulai perundingan ini?" Vanderson mulai serius.

"Ya, tentu" Elderson menanggapi seakan telah paham apa yang akan dibicarakan.

"Shutt.. Arl, kamu tau apa yang mau dibahas papah dan om Elder?" Bisik Althea yang sedari tadi matanya menandakan waspada.

"Ngga tau Alt, bukan urusanku juga ah. Lagian pasti ngga ada hubungannya sama kita, tau sendiri kan papah sama om Elder bahasannya pasti ngga jauh-jauh dari bisnis".

" Oke, diharapkan untuk semunya mendengarkan ya".

Sontak semua mata tertuju kepada dua saudara itu.

"Jadi, kakek Arson meninggalkan warisan untuk kami. Tapi, papah dan om Elderson tidak pernah tau warisan apa itu dan dimana. Kemarin, papah tidak sengaja menemukan kertas ini di gudang bawah tanah. Disini tertulis bahwa pemilik warisan tersebut hanya salah satu dari kami. Alasan dan apa itu warisannya ternyata ada  di suatu tempat di sekitar rumah kita. Kalian kan tau sendiri bagaimana kakek, penuh kejutan bukan? Makanya kita harus bekerja sama untuk menemukan petunjuk itu".
Jelas Vanderson yang hanya ditanggapi dengan reaksi kebingungan dari penghuni meja makan.

" Oh ya. Elder dan Vander juga menyepakati satu hal. Jika petunjuk itu telah ditemukan siapapun nama yang tertulis, kami akan saling mendukung. Tetapi, dengan catatan bahwa yang menjadi pewaris akan memberikan 30% saham dari Kalbera Company". Elderson menambahi.

"Berarti kita akan memulai misi besok?" Annelish mulai mengerti maksud dari dua saudara itu.

"Yaps, kita anggap ini adalah permainan pecahkan teka-teki" Sisi lawak Vanderson mencuak kembali.

"Lo ya kak, ga berubah dari zaman ingusan sampe kita udah punya anak. Humor rendah" Cibir Elderson.

Yang lain hanya menanggapi dengan tawa renyah dan kembali menyantap hidangan.

                ----------------------------------

SESUDAH makan malam, semua kembali ke kamar masing-masing termasuk Althea yang mulai mengantuk karena kekenyangan.

"Hei.. " Suara dari ujung balkon melweis tedengar tak asing di telinga Althea.

"Hai, Malvol. Apa kabar?"

"Hih.. Basa-basi banget". (Gumam pelan Malvolia, namun masih bisa tedengar oleh Althea).

" Pinjem baju mu dong, yang disney-disney ituu".

"Disney? Ohh maksudmu gaun
aurora itu ya?"

"Iyaa.. sama mau liat yang lainnya deh. Kayaknya banyak tu modelnya"

"Kamu ngga bawa baju Vol?"

"Y-ya bawa sih, cumaa.. Ahh udah laah masa sepupu sendiri ga boleh pinjam" Desak Malvolia.

"Okeyy, Vol yuk ke kamarku".

Althea mulai membongkar satu per satu baju miliknya. Sebenarnya ia sangat malas meladeni Malvolia. Selain karena rasa kantuk yang semakin berat, Malvolia sangat ketus dan sering berlaku seenaknya. Berbeda dengan kakaknya, Almeta. Itulah juga yang menjadi alasan mengapa Arlette begitu badmood ketika tau kedatangan keluarga Elderson.

Saat Althea sedang sibuk merapikan baju-bajunya. Sebuah liontin jatuh dari lemarinya.

" Ehh apani? " Sontak Malvolia mengambil liontin tersebut.

"Oh ituu.. Hem liontin pemberian papah. Tadinya mau kasih ke Arlette, cuma dia keburu badmood sama aku".

"Bagus juga. Pinjam ya".

"Eh ehh.. Kalo yang itu ga bisa Vol"

"Ihhh pelit banget sih sama sepupu sendiri. Nanti pas pulang juga aku balikin ko" Paksa Malvolia.

"Ishh.. Ya udah, tapi besok balikin yaa"

"PAS PULANG" Malvolia memberi penekanan pada kata-katanya.

Begitulah Malvolia Adresteia. Apapun yang ia inginkan tak boleh ada penolakan. Alhasil kini Althea hanya bisa pasrah dengan kelakuan sepupu yang jaraknya hanya satu tahun lebih tua  darinya.

                ----------------------------------

Note:
Kadelton = nama mall (pusat perbelanjaan)
Kalbera Company = perusahaan turun-temurun keluarga Vander dan Elder

Hope u enjoy it guys! ;)

Hidden CastleWhere stories live. Discover now