1. Impossible

102 15 5
                                    

"Kamu kok jadi nyebelin gitu? Ini UKS sekolah loh"

---------

Malam semakin larut. Membuat semua orang lebih memilih terlelap dalam bunga mimpi. Tapi itu pengecualian untuk seorang gadis bersurai hitam pendek.

Manik coklat gelapnya menatap pintu kamar orang tuanya dengan tatapan menyelidik. Pintu yang tertutup rapat itu pun perlahan-lahan di buka. Pandangan nya beralih kepada ibunya yang terlelap di kasur king size.

Helaan nafas pelan mulai lolos dari bibirnya. Kakinya mulai ia langkah kan perlahan-lahan agar sang ibu tidak mengetahui keberadaannya.

Manik coklatnya menatap lekat sebuah ponsel yang berada di atas lemari. Ia sudah bosan terus-terusan belajar karena di perintahkan oleh ibunya. Beruntung ayah nya sedang berada di luar kota saat ini. Jika tidak mungkin sedari tadi aksinya ini sudah di ketahui oleh ayahnya.

"Akhirnya!!" Jeritan yang terdengar sangat pelan itu mulai lolos dari bibir gadis itu. Dia turut bersuka cita atas ponsel miliknya yang berada di tangannya. Kakinya dengan cepat melangkah keluar kamar dan menutup pintunya sepekan mungkin.

Masa bodoh dengan dirinya yang akan di marahi oleh ibunya besok yang penting hari ini dia bisa puas bersama ponselnya.

Kakinya dengan cepat masuk ke dalam kamarnya. Menutup pintunya rapat-rapat. Oh, hari ini sungguh hari yang sangat menyenangkan. Dirinya segera merebahkan dirinya di atas kasur sambil bersorak ria.

Tapi semua kesenangan itu mendadak sirna ketika dirinya merasakan kantuk yang luar biasa. Tidak bisakah dirinya terjaga sebentar lagi dan bermain di grup wa Highest?

Oh sial, sepertinya ia harus melupakan semua itu. Sebelum naiknya terpejam ia sempat melihat sebuah pesan masuk. Tapi masa bodoh dengan semua itu. Yang penting ia bisa tidur nyenyak dan bangun tengah malam untuk bermain dengan ponselnya.

Hai Lifa~ Sepertinya besok akan menjadi hari yang menyenangkan~

****

"Apa dia belum sadar?"

"Kurasa kepalanya terbentuk sangat keras saat jatuh tadi"

"Mak bagusnya kita cincang mereka atau rebus mereka jadi makan buaya?"

"Hush! Jangan panggil aku emak!"

"Huaa!! Ampun!!"

Lifa mengerang kesal saat tidurnya di ganggu oleh suara-suara asing. Matanya yang sedari tadi tertutup kini terbuka dan menampakkan manik coklatnya terlihat agak sayu karena baru terbangun dari tidurnya.

Pandangannya beralih ke arah 3 orang yang berada di sampingnya. Butuh beberapa menit untuk dirinya memproses semua yang terjadi sebelum pada akhirnya membelalak tak percaya.

"Siapa kalian?!" Lifa berteriak histeris ketika mengetahui dirinya berada di tempat asing bersama 2 orang perempuan dan 1 laki-laki yang tidak ia kenali.

Perempuan yang terlihat agak dewasa terlihat menepuk pelan pundak Lifa, mengabaikan tatapan tajam yang di luncurkan gadis itu sebagai tatapan mengacam.

"Sepertinya kepalanya terbentur cukup keras saat terjatuh dari tangga... apa kita perlu membawa Lifa ke rumah sakit Gempa?"

"Kurasa tidak perlu Redav.. kau tau kan dia benci rumah sakit?"

Kedua nama yang terdengar tidak asing mulai terdengar di telinga Lifa. Manik coklatnya menatap penasaran ke arah kedua orang itu mengabaikan seorang gadis yang berada di sebelah kirinya menatap dengan tatapan penuh selidik.

IMPOSSIBLE (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang