"Kapan aja bisa kalau kamu yang minta"
--------
"Kerja bagus Hikari! Venthy!" Redav terlihat bertepuk tangan senang ketika melihat kedua gadis itu datang bersama orang yang ia cari.
"Hehehe... tidak masalah mak! Sebagai salah satu anak emak yang berbakti kami bersedia membantu emak!" Venthy terlihat tersenyum bangga setelah mengatakan kata-kata yang menurutnya bijaksana dan mengabaikan tatapan malas yang di berikan Redav.
"Baiklah kalian boleh pergi~ dan satu lagi jangan ada yang bolos... mengerti?" Hikari dan venthy seketika meneguk ludah mereka kasar setelah mendengar ancaman mak Redav.
"Kalau begitu kami duluan ya mak!" Ucap Hikari sebelum menghilang di balik pintu bersama Venthy sambil berusaha mengabaikan tatapan mengintimidasi dari Redav mengingat ke-2 gadis itu sangat suka bolos.
"Baiklah Lifa! Karena saat ini kau sedang mengalami amnesia! Jadi dirimu tidak boleh keluar sedikitpun dari UkS" kini pandangan Redav beralih kepada Lifa yang sedang mengandap-ngendap menuju pintu keluar.
Lifa terlihat menghela nafas kasar dan duduk di lantai UKS. Redav yang melihat hal itu menghela nafas kasar. Dengan berat hati terpaksa dirinya menarik Lifa ke ranjang UKS agar gadis itu tidak duduk di sembarangan tempat.
"Aneh..." gerakan Redav terhenti. Kini pandangannya beralih kepada Lifa yang menatap dirinya dengan tatapan lekat.
Redav mengerjapkan matanya beberapa kali berusaha mencerna perkataan Lifa beberapa detik yang lalu. Pandangannya beralih kepada sekitar nya bahkan ke pakaian yang ia kenakan. Semuanya masih normal kok. Lalu apa yang Lifa maksud aneh?
"Yang kumaksud bukan penampilan... tapi kalian" Redav mengernyitkan keningnya tanda tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Kau semakin meracau Lifa... kusarankan untuk tidur kembali.. itu lebih baik daripada kau berbicara hal-hal yang tidak masuk akal" kini Redav mulai khawatir. Ia yakin disini ada yang salah.
Kalau tau akan begini dia pasti akan membawa gadis itu ke rumah sakit saja. Sepertinya itu pilihan terbaik.
"Ba--"
Cklek...
Perkataan Lifa terhenti ketika mendengar suara pintu terbuka. Kini perhatian keduanya beralih ke arah pintu yang terbuka. Oh bagus... sepertinya Lifa tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
"Hai Mak Redav! Ku dengar ta-- eh?! Dia udah bangun?" Redav terlihat mengangkat kedua alisnya sambil bersiul ria ketika melihat sepasang remaja datang dengan kotak di tangan mereka berdua.
"Aku tidak tahu kalau kau juga bisa modus , Ica" goda emak Redav membuat salah satu remaja yang di ketahui bernama Ica itu terkekeh pelan dengan pipi yang agak memerah.
"Habisnya Blaze tadi yang nawarin diri mau bantu aku mak~ kapan lagi bisa dapat bantuan gratis dari doi" bisik Ica sambil melirik ke arah Blaze yang menaruh berkas-berkas UKS di rak.
"Kapan aja bisa kalau kamu yang minta" balas Redav santai membuat Ica mengerucutkan bibirnya kesal.
"Hei Lifa! Kudengar kepala mu terbentur cukup keras di tangga!"
"Menyingkirkan sebelum ku cincang"
Redav dan Ica seketika menatap ke arah kasur UKS tempat Lifa berada. Disana terlihat jelas Blaze yang berusaha mengajak ngobrol dan Lifa yang sedang menatap Blaze tajam dengan bantal di tangannya.
Setitik sweatdrop menghinggap di kepala keduanya menyaksikan adegan itu. Redav selaku penjaga UKS saat itu terlihat menghela nafas lelah.
Brak...
Suara yang berasal dari pintuengejutkan para penghuni UKS saat itu. Kini seluruh atensi beralih kepada gadis yang berada di pintu.
Dengan nafas yang ngos-ngosan gadis itu menatap seluruh penghuni UKS dengan ekspresi panik.
"EMAK!! KAK INDRI GELUD SAMA KAKEL!!"
TO BE CONTINUED...
Maaf...
Maaf..
Maaf untuk segalanya:D
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE (DISCONTINUED)
Fantasyjauh bukan berarti tidak bisa bertemu... berbeda bukan berarti tidak bisa berteman... Tapi terkadang realita membuat kita hanya bisa saling menatap dari kejauhan... menciptakan jarak yang hanya bisa di tembus oleh mimpi kita masing-masing... . . . ...