Bornday | TREASURE [✔️]

7

⚠️⚠️⚠️

"Haruto keluar dari kamarnya dengan mata kosong dan jalan menuju ruang dimana Junkyu berada

Junkyu yang sedang minum air langsung berhenti dan menatap sinis Haruto "ngapain lu? nyadar lu salah?"

Haruto menaikan kepalanya dan melihat Junkyu, dia menyeringai, Haruto memasukan tangannya ke kantong bajunya "Bang mau main tebak tebakan ga?"

Junkyu menaruh gelasnya di meja "Hah apaansi? gajelas, tapi oke"

Haruto berdiri didepan Junkyu yang sedang duduk "Benda apa yang tajem, punya dua bolongan, bisa potong kertas, daging, plastik, roti, dll?"

"gunting?" jawab Junkyu

"ting ting ting, bener, oke lanjut ya"

"bagian organ tubuh apa yang ada banyak, kecil, panjang, warna biru, kalo ditusuk darahnya keluar bakal banyak banget serasa air mancur?"

"To, kok pertanyaannya...."

"jawab"

"M-mata?"

"ting salah"

⚠️ ⚠️
OK GES SEBELUM LANJUT CMN MO PRINGATIN, PART INI DAN MUNGKIN EP LANJUTNYA BISA MEMBUAT ORANG GA NYAMAN DLL
SEKIAN
slmt membaca
⚠️⚠️

Haruto mendekati Junkyu dengan mata benci dan hampa dan dengan cepat ia keluarkan gunting yang tajam

"kalo salah dapet hukuman~"

Haruto menancapkan gunting tersebut tepat di pergelangan tangan Junkyu dan menyeret gunting tersebut yang masih ada di tangan Junkyu

"arteri, pembuluh darah arteri"

Haruto mencabut tancapan gunting itu dan menancapkannya untuk kedua kalinya dan mencabutnya, disaat yang sama Junkyu shock tangan dan kaki Junkyu terasa dingin, teriak? tentu~

dua orang menyaksikan hal tersebut, Jihoon dan Mashiho

Darah yang dihasilkan dari pembuluh darah Junkyu keluar terus menerus tanpa henti membuat seorang Kim Junkyu kehilangan kesadaran

Jihoon dan Mashiho yang menyaksikannya tentu lebih syok, Jihoon terutama

melihat temannya yang paling dia sayangi tiba tiba dibunuh dengan teman lainnya

"KIM JUNKYU" teriak Jihoon, Jihoon menarik Junkyu agar menjauh dari Haruto dan meletakkannya ditempat yang lebih nyaman

"WOI WOI JANGAN NUTUP MATA, WOI SADAR, LU KAN JANJI GABAKAL NINGGALIN GW, WOI KIM JUNKYU" Jihoon menampar pipi Junkyu namun tidak ada respon