Lima

342 43 3
                                    

Renjun udah misuh misuh aja soalnya Jaemin lama banget gak datang datang.

Sementara di tempat lain Jaemin lagi bareng Haechan.

"Jaem kamu mau kemana sih buru buru banget?" Tanya Haechan nunduk.

"Maafin aku ya sayang, Renjun udah nelfonin aku terus" Jaemin frustasi.

Dia gak mau ninggalin Haechan tapi dia juga gak mau Renjun nunggu terlalu lama.

"Nanti malam aku balik lagi ya?" Jaemin ngecup bibir Haechan lalu pergi.

Jaemin gak tahu Haechan lagi nangis sekarang.






Dari jauh Jaemin udah lihat wajah horor Renjun "aduh si Reni Juniati nyeremin amat mukanya" oceh Jaemin dalam hati.

"Darimana?" Tanya Renjun.

"Tadi mobilku mogok sayang jadi ke bengkel dulu" jawab Jaemin udah jelas bohong.

"Mogok di rumah Haechan kan?" Jaemin nyengir.

Renjun memalingkan mukanya "apa lebihnya Haechan di banding aku sih?"

"Kalian berdua sempurna di mata aku. Pokoknya aa Jaemin sayang sama kamu dan juga Haechan" Jaemin memutar leher Renjun supaya menatapnya.

Renjun memutar bola matanya malas.

"Kamu lebih sayang aku atau Haechan?" Tanya Renjun.

"Aku sayang dua duanya. Kamu lima puluh persen dan Haechan lima puluh persen jadi seratus kan?" Jaemin nyengir.

Renjun cuma menghela nafas apapun resikonya dia harus tanggung salah sendiri jatuh cinta sama Jaemin yang playboy.






Renjun dan Jaemin lagi di toko buku karena emang Renjun mau beli buku katanya iya buku komik haha.

"Udah belum sih beb?" Tanya Jaemin mulai lesu soalnya daritadi cuma muter muter aja komiknya belum dapet.

"Bentaran dong kan ini lagi milih" kata Renjun fokus pada deretan komik.

"Jaem ngapain lo?" Tanya seseorang.

Jaemin natap malas pada orang itu.

"Gue nyari buku lah" jawab Jaemin.

"Nyari buku apa nemenin?" Haruto terkekeh.

"Iya nemenin" Jaemin lesu.

"Nemenin siapa?" Tanya Haruto.

Jaemin nunjuk Renjun dengan dagunya.

Haruto ngangguk faham.

"Lo ngapain? Nyari buku? Apa nemenin?" Tanya Jaemin.

"Iya gue nemenin Doyoung tuh" Haruto nunjuk Doyoung yang lagi serius milih buku.

Jaemin cuma ngangguk.

"Gue kefikiran Haechan nih. Gue janji mau ke rumahnya jam delapan ini udah jam delapan lebih tuh Renjun belum beres milih bukunya" Jaemin melihat jam tanganya lalu menatap Haruto.

"Ya ampun lo kok ambil waktunya barengan sih. Di jadwal dong biar lo gak pusing" saran Haruto.

"Sebenernya ini tuh jadwal gue sama Haechan tapi Renjun maksa minta di temenin ke toko buku" Jaemin nampak sekali raut wajahnya stres.

Haruto cuma menghela nafas kasihan juga temannya itu. Renjun emang cenderung memaksa dan dia gak peduli Haechan sakit hati atau enggak yang penting Jaemin ada kalau dia butuh toh salah Haechan sendiri udah tahu Jaemin punya pacar mau aja di jadiin yang kedua begitu fikiran Renjun.

"Kita pulang yuk!" Doyoung menghampiri Haruto kebetulan Jaemin curhatnya udahan.

"Udah kebeli semua? Inget inget lagi coba apa yang belum" kata Haruto mengusap lembut kepala kekasihnya. Kekasih kedua kan yang pertama kakaknya Doyoung.

Doyoung menerawang "udah cukup kayanya" Doyoung senyum.

"Oke. Ya udah yuk bayar!" Ajak Haruto.

"Gue duluan ya Jaem!" Pamit Haruto tak lupa Doyoung juga senyum ke Jaemin.




















Playboy squad lagi ngumpul di kantin.

"Selamat pagi!!" Doyoung berdiri di sisi kanan Haruto sementara Junkyu di sisi kiri.

"Selamat pagi para kesayanganku" Haruto nyolek pipi Junkyu dan Doyoung bergantian.

"Nih sarapannya" Doyoung menyerahkan kotak bekal pada Haruto.

"Thanks you beybeh" Haruto menerimanya dan Doyoung tersenyum lalu pamit ke kelas.

"Ini makan siangnya" Junkyu melakukan hal yang sama seperti Doyoung.

"Thanks my love" kata Haruto dan Junkyu pamit.

Jihoon, Jaemin dan Sungchan ngerasa iri pada Haruto.

"Enak ya lo!" Sungchan menunjukan rasa irinya.

"Jelas enaklah! Makanya nyari pacar tuh yang adek kakak kaya mereka. Iya gak Hoon?" Haruto natap Jihoon.

"Gak tahu! Gue kan mau to....bat" ucap Jihoon lambat di kata terakhir setelah matanya menangkap kehadiran seseorang.

Jaemin, Sungchan dan Haruto ngikutin arah pandang Jihoon.

Mereka bertiga saling pandang lalu melirik Jihoon.

"Gue pergi dulu! Ada urusan" Jihoon pergi ngikutin seseorang yang tadi di pandangnya.

"Katanya mau tobat" cibir Jaemin.

"Kasihan Hyunsuk di kibulin buaya modelan kek Jihoon" sambung Sungchan.









"Mashiho!" Teriak Jihoon dan Mashiho nengok.

"Ada apa kak?" Tanya Mashiho setelah Jihoon tepat di hadapannya.

"Nanti pulang sekolah ada waktu gak?" Mashiho nampak berfikir mendengar ucapan Jihoon.

"Santai sih. Emang kenapa kak?" Jihoon berbinar denger jawaban Mashiho.

"Anterin aku ke toko buku yuk! Kalau ada yang nemenin kan jadi ada tempat buat nanya pendapat gitu" Jihoon nyengir.

Mashiho ngangguk.

"Nanti kamu nunggu di gerbang aja ya!" Perintah Jihoon.

"Kenapa gak di parkiran aja?" Mashiho heran napa dah harus di gerbang segala.

"Ah gak apa apa kok" jawab Jihoon.

Mashiho cuma iyain.

Setelah itu Mashiho pergi ke kelasnya di anter Jihoon massa hmmm.


























Jihoon gak jadi tobat haha

PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang