Bab III

9.9K 335 18
                                    

-
-
-
-
-
-
-
-
-

Ini kali pertamanya Jennie bangun terlambat. Jam sudah menunjukkan angka 8 pagi. Dengan sedikit teratih ia bangun dan melakukan aktivitasnya sebelum berangkat ke kampus.

Jennie tidak ambil pusing dengan Taeyong. Lelaki itu pasti meninggalkannya semalam setelah menikmati tubuhnya. Seketika itu juga Jennie merasa malu dengan semuanya.

"Jennie, kamu kenapa nak? Kamu terlihat lebih pucat dan kamu sakit?" Sunny yang melihat Jennie sendari turun dari tangga hanya diam dan seperti orang linglung.

Jennie mengeleng dengan cepat. "Tidak Ma, hanya sedikit kurang tidur lantaran tugas ku menumpuk,"

"Bilang siapa dosen yang memberi mu tugas sebanyak itu Jenn? Biar Mama urus." Sunny mengusap surai panjang Jennie. "Tenang sayang tempat kampus mu itu milik Mama. Milik keluarga kita."

Jennie sedikit terkejut bukan terkejut dengan kekayaan keluarga Pradata tapi apa yang akan mama Sunny bilang dengan Dosen nya. Jennie hanya mengarang saja.

"Tidak usah Ma.. Jennie masih sanggup kok, bukannya itu wajib bagi mahasiswa seperti Jennie."

"Iya. Tapi, tidak ada yang boleh membuat putri Mama jadi sakit termaksud mereka mengerti!" Jennie tersenyum kikuk. Bagaimana kalau putra nya sendiri, Putra kandungnya?

"Oh, iya. Mama senang karena kakakmu akhirnya menerima kamu dan ayah. Ia akan tinggal disini lagi."

"Apa?"

"Iya. Kakakmu Taeyong, akan tinggal disini bersama kita. Mama, Ayah, kamu dan Taeyong bersama-sama di rumah ini, kamu senang 'kan Jennie?" Mama Sunny menceritakan semuanya dengan perasaan bahagia sembari memeluk Jennie.

"Oh, iya.  Mama sampai Lupa mau bilangnya kakakmu Taeyong sedikit sensitif sama orang asing jadi Mama minta kamu sabarnya. Mama yakin Taeyong akan terima kamu sebagai adiknya percaya Mama. Ya sayang?"

"Mama juga mau bilang nanti malam kita dinner. Jangan lupa ya?"

"Baik Ma,"

"Lucas antar Jennie ke kampusnya?"

"Jangan Ma!" Tolak Jennie untuk kesekian kalinya.

"Kenapa sayang? Masih belum siap." Jennie ngangguk, "maaf."

"Kamu malu punya Mama,"

"Bukan." Jawab Jennie cepat.

"Terus? Sekalian sayang Mama juga mau berangkat. Kamu bisa telat jika mau naik kendaran umum." Bujuk sunny.

Jennie menghembuskan napasnya pelan. Ia hanya tak mau jika seluruh penghuni kampus membicarakan nya karena turun dari mobil mewah.

"Ayo?" tanpa menjawab pertanyaan Jennie. Sunny menarik tangan Jennie ke arah salah satu mobil mewah yang telah terparkir di depan halaman.

Setelah beberapa menit akhirnya mobil tersebut sampai. Dan Jennie masih setia di dalam mobil.

"Jennie. Kita sudah sampai," Jennie tersadar dan mengangguk kemudian turun tak lupa mengucapkan terima kasih. Ia sedikit lega melihat suasana kampus yang tampak sedikit sepi dari biasanya.

"Lucas,"

"Iya nyonya."

"Cari data semua orang yang dekat dengan Jennie,"

"Baik nyonya."

Sepanjang perjalanan menuju ke kelas Jennie hanya diam biasanya wanita berpipi bulat itu akan balik menjawab atau setidaknya tersenyum. Kali ia hanya diam dan Sedikit murung. Sampai seorang wanita berpakaian sedikit terbuka mengejutkannya.

Sex With My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang