Bab VII

5.5K 253 41
                                    

"bukan saudara tiri. Tapi, sebagai pria yang mencintaimu."

-
-
-
-

Jennie terdiam cukup lama. Lalu mengendapkan matanya beberapa kali. "S-sebaiknya kau pulang. Hari sudah semakin malam."

"Aku tidak pulang. Aku bermalam disini." Balas Taeyong setelah itu dirinya langsung duduk di salah satu sofa.

Jennie menghela napas pelan. Berdebat dengan lelaki itu tak akan pernah menang, Taeyong punya cara sendiri agar Jennie tak membantah ucapannya. Ia Membiarkan Taeyong sendiri di sana. Ia mengambil botol minum lalu berjalan masuk ke dalam kamar miliknya.

Melihat itu Taeyong lantas mengikuti Jennie sebelum Jennie masuk Taeyong telah dahulu masuk ke kamar milik Jennie. Wanita itu lagi-lagi menghela napas pelan. Berjalan ke arah kasur dan meletakan botol minumnya di meja belajar di samping kasurnya.

Jennie membaringkan tubuhnya, mengabaikan keberadaan Taeyong yang di kamarnya. Tak ambil pusing Jennie memilih memejamkan matanya. Tak berselang lama bunyi air dari dalam kamar mandi berbunyi. Jennie membuka matanya, Ternyata lelaki itu mandi.

Jennie menyadari Jika Taeyong mengunakan handuknya.

Setelah selesai dengan ritual mandi, Taeyong segera memakai kembali pakainya sebenernya Dirinya merasa tidak nyaman sekali tidur mengunakan kemeja yang telah ia pakai berkerja tadi siang. Taeyong mengusap rambut basahnya mengunakan handuk milik Jennie.

Taeyong melihat Jennie tertidur membelakangi segera menghampiri wanita itu dan ikut berbaring di samping Jennie. Memeluk tubuh wanita itu dari samping sembari memberikan sedikit ciuman di puncak kepala.

Menyadari jika Taeyong ikut berbaring bersamanya membuat Jennie sedikit waspada apalagi tangan lelaki itu mengusap-mengusap perutnya yang hanya di lapisi piyama tidur.

Jennie bergerak gelisah ketika tangan Taeyong masuk kedalam piyama yang ia gunakan, mengusap perutnya semakin keatas ditambah dengan sentuhan mulut Taeyong yang berada di pundak dan lehernya Jennie.

Taeyong berhasil menangkup payudara Jennie yang masih di lapisi bra, lelaki itu sedikit menariknya bra Jennie ke atas lalu menangkup payudara Jennie yang pas di genggaman tangannya.

Tangan dingin Taeyong mengantarkan Gelenyar aneh di tubuh Jennie. Jennie menekuk jemari kakinya ketika Taeyong meremas payudaranya dengan intens.

Memijat, memeras payudara Jennie, Taeyong memilin puting jennie dengan gemas. Mulut lelaki itu tak henti-hentinya menjilat bahkan mengigit kecil leher putih Jennie.

"I want to fucking right now Jennie." Taeyong membalik tubuh Jennie menghadapnya. Tanpa mendengarkan jawaban Jennie lelaki itu langsung mencium bibir Jennie, melumat bibir bawah dan atas bergantian.

Ciuman Taeyong ke leher putih Jennie, tangannya dia gunakan untuk membuka Piyama. Jennie mengigit bibir bawah sembari memejamkan matanya, menikmati sentuhan-sentuhan Taeyong di atas tubuhnya.

Taeyong berhasil dengan cepat melepaskan semua yang melekat di tubuh Jennie. Ia mensejajarkan wajahnya dengan Jennie. Menatap mata sayup milik Jennie, Taeyong mengecup kening, kedua mata, hidung, serta pipi bulat Jennie.

"Aku benar-benar merindukan mu, Jennie." Setelah berkata itu Taeyong langsung melumat kembali bibir Jennie penuh nafsu. Salah satu tangan ia gunakan untuk meremas payudara Jennie bergantian.

"Ahh.."

Ciuman Taeyong semakin turun di leher serta pundak Jennie, lelaki itu tak lupa memberikan Hickey ya di sana.

Sex With My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang