"Aku tau kamu pasti di sini,"
Tommy menoleh saat merasakan elusan-elusan lembut di bahunya. Penampakan jemari lentik bercat kuku merah muda di bahunya, terus meraba dan menggoda. Gerakan-gerakan abstrak itu terus merambat maju mundur hingga mengelus rahangnya. Tanpa menoleh pun Tommy tau siapa wanita ini. Diana Paramitha.
"Lantas?" tanya Tommy pendek. Ia sedang tidak mood untuk bermain tebak-tebakan saat ini. Ia sedang punya kegiatan menarik lainnya saat ini. Yaitu menghisap tembakau dalam-dalam, sembari membayangkan wajah anak dan istrinya. Ia merindukan kehadiran keluarga kecilnya.
"Lantas apa kamu tidak mau bersenang-senang sedikit malam ini, heh? Toh Jihan sudah tahu soal affairs kita." Diana kembali mengelus rahang persegi Tommy. Rahang jantan dengan bulu-bulu kasar sehari itu, membuat gairahnya bangkit seketika. Ia sudah cukup lama memimpikan saat-saat seperti itu. Saat di mana dirinya dan Tommy bisa memadu kasih tanpa takut ketahuan lagi.
"Aku sedang tidak berminat, Dian. Tolong tinggalkan aku sendiri," jawab Tommy acuh di tengah kepulan asapnya. Setelah ketahuan seperti ini, ia malah sudah tidak merasakan serunya sensasi bermain kucing-kucingan lagi.
"Ayolah, Tom. Aku tahu kamu sedang banyak pikiran. Makanya kamu perlu merelaksasi diri."
Diana belum mau menyerah. Sekaranglah saatnya kalau ia ingin menggantikan posisi Jihan. Kalau ia berhasil merayu Tommy dan mengenyahkan Jihan dari pikiran pacar gelapnya ini, ia tinggal menghitung hari kemenangan. Makanya diperlukan usaha maksimal untuk menggoalskan semua rencana-rencananya.
Karena Tommy tetap diam dengan tatapan nyalang, Diana merubah tak tik. Ia makin mendekatkan diri pada Tommy. Sementara jemarinya yang tadi hanya mengelus-elus rahang dan bahu Tommy mulai turun dan makin turun. Bergerak dan gerilya seperti ular. Mengincar titik-titik sensitif di tubuh Tommy. Posisinya saat ini memeluk mesra Tommy dari belakang. Dadanya sengaja ia busungkan hingga menempel erat ke punggung Tommy. Sungguh ia sangat menginginkan Tommy malam ini.
"Kamu mengerti bahasa Indonesia 'kan, Dian?" Tommy menepis jemari nakal Diana yang bermaksud mengelus bawah perutnya. Diana memang nekad. Sifat beraninya ini terkadang memang menantang. Tetapi di waktu yang tidak tepat terasa memuakkan. Diana ini tidak bisa melihat sikon.
"Sombong sekali kamu, Tommy! Kemarin-kemarin kamu semangat sekali bercinta. Di mana pun, kapan pun, kamu selalu ada untukku. Kenapa sekarang kamu menolak?" Alis Diana menungkik tajam. Ia geram melihat sikap jual Tommy.
"Sudah kukatakan tadi, kalau aku sedang tidak mood. Bahasa kasarnya aku sedang tidak ingin bercinta denganmu. Kamu tidak tuli bukan? Jadi jangan menanyakan hal yang sudah kamu ketahui jawabannya. Membosankan. Mengerti?" sergah Tommy kasar.
"Heh, bosan? Maksudmu, kamu sudah bosan padaku seperti kamu bosan pada Jihan. Begitu?" sembur Diana geram. Elusan tangannya sontak berhenti.
Mendengar nama Jihan disebut-sebut, menyulut emosi Tommy. Ia berbalik dan berdiri dari kursi. Kini posisi mereka berdua saling berhadapan.
"Jangan membawa-bawa nama Jihan dalam hubungan sesaat kita. Lagi pula siapa bilang kalau aku bosan pada Jihan? Kamu jangan sembarangan berasumsi sendiri!" rutuk Tommy geram. Ia tidak munafik. Ia memang bukan suami yang baik. Ia suka sesekali jajan di luar, atau sekedar menerima undangan dari wanita-wanita haus belaian seperti Diana ini. Tetapi ia tidak pernah sekalipun bosan pada Jihan, atau berniat meninggalkan istrinya yang sholeha itu. Ia mencintai Jihan.
Diana makin emosi mendengarnya. Dulu demi dirinya, Tommy menghianati Jihan. Dan kini demi membela Jihan, Tommy bersikap kasar padanya. Dada Diana hangus karena api cemburu.
"Tidak bosan? Lantas kenapa kamu menghianati dia, dengan berselingkuh denganku? Kenapa? Coba jawab?" Diana berkacak pinggang. Ia tidak terima melihat Tommy membela Jihan. Padahal di waktu lalu, Tommy bersedia meluangkan waktu untuknya, dan meninggalkan Jihan berminggu-minggu di rumah. Setiap Tommy keluar kota, Tommy selalu membawanya. Bukan Jihan! Itu berarti di hati Tommy dirinya lebih penting daripada Jihan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa diujung Sajadah(book2)#womenpowerseries. Sudah Terbit Ebook.
RomanceNotes. Untuk pembelian PDF Original hubungi 082165503008 Admin Nana. Cerita ini cerita ke-2 dari Trilogi Woman Power Series. 1. Merah Hitam Cinta (dipublish di KBMapp) 2. Asa diujung Sajadah (dipublish di KBMapp) 3. Bukan Perempuan Biasa (akan diri...