H3

1K 162 18
                                    

"HAH??!! " teriak Eita kaget setelah mendengar ucapan Ushijima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HAH??!! " teriak Eita kaget setelah mendengar ucapan Ushijima

"Kau sungguh Ushijima san? " kata Shirabu

"WAHHH!!! KABAR YANG SANGAT MEMBUAT BAHAGIA!! " kata Tendou lalu pergi dari ruangan untuk mengambil wine

"iya aku sungguh" kata Ushijima setelah menegak winenya

"s-souka... "

Eita memikit pelipisnya. "a-aku harus bicara dengan Suga... "

Ushijima menatap Eita datar "apa rencanaku aneh? "

"JELAS ANEH! "teriak seisi ruangan

Ushijima mengerutkan alisnya bingung "kenapa? Ada yang salah?"

"TENTU! " Balas satu ruangan

"apa yang salah? " Ushijima memiringkan kepalanya

"MEMANGNYA IWAIZUMI MAU?! " teriak Eita didepan wajah Ushijima

"aku tidak tau, makanya aku akan bertanya dengannya" ucap Ushijima polos

"aku sudah tidak tau harus seperti apa... " Eita kembali memijat pelipisnya.

"Eita san, kalau capek duduk aja, kasian bayinya..." kata Kenjirou sambil menarik kursi disampingnya

"oke.. "

"maa... Maa... AKU AKAN MEMBANTU WAKATOSHI KUN!! ADA YANG INGIN MENAMBAH WINENYA?! ATAU COKLAT?!"

.

.

.

.

.

"apa katamu? " Koushi menatap Eita serius

"iya, dia sungguhan" balas Eita sambil memakan pocky strawberry milik Koushi

Shinsuke menyeruput tehnya "bukankah itu bagus? "

"bagus sih bagus tapi... "

Sebelah alisnya terangkat "tapi kenapa?"

"KALO KETOLAK GIMANA?! " ucap Eita dan Koushi bersamaan

"aku tidak tau tapi... Setidaknya biarkan Iwaizumi memberitahu perasaannya yang sebenarnya kepada Oikawa 'Kan?" kata Shinsuke

"ya sudahlah.. "

.

.

.

.

"...jadi?" tanya Hinata setelah menyeruput kopinya

"apa yang terjadi denganmu boge? " tanya Kageyama

Hinata tak menjawab. Mata mereka bertemu.

Hinata kembali menyeruput kopinya "aku... Tidak apa..." balasnya lirih

"jika kau tidak apa... Kau tak mungkin seperti ini... Ceritalah! Setidaknya aku bisa membantu! Aku ini sahabatmu 'kan?! " Kageyama menaikan nada bicaranya

Hinata mengulas senyum tipis dan menghadap ke Kageyama "aku... Putus dengan pacarku"

Bohong. Itu kebohongan

Manik Kageyama melebar. "kau.. Kau punya pacar ya... Tapi... Kenapa aku tidak tau...?"

Hinata mengalihkan pandangannya. Menatap para pejalan kaki. "aku sengaja. "

"..." tak ada jawaban dari kedua pihak

Hinata bangkit mengambil tasnya dan memakai kembali maskernya. "baiklah, karna tak ada jawaban... Aku pulang. " kakinya melangkah pergi dari tempat itu. Sedikit berlari untuk mempercepat sampainya kerumah

Kageyama terdiam. 'aneh... Kenapa aku merasa tidak suka saat Hinata punya pacar, Dan merasa lega saat tau dia putus? '

.

.

.

.

Dilain sisi, Hinata yang masih pergi berlari tak menentu arah. Yang penting ia jauh dari sana.

Ia melihat jamnya. Menghela napas kembali. Langit menggelap, dingin semakin menusuk ke tulang. Hinata tetap berjuang agar tidak mengalami Hipotermia.

"sial, aku hanya memakai hoodie tipis.."

"are? Hinata? " sebuah suara memanggil dirinya. Hinata menoleh kebelakang.

"eh? Iwaizumi san? Apa yang kau lakukan disini?" Iwaizumi menghampiri Hinata

"ah, aku baru saja beli kopi disana" Iwaizumi menunjuk cafe yang sama

"a-ah... Aku juga dari sana... "ucap Hinata lirih

"hei..! Ini tipis! Mampirlah dulu! Hangatkan badanmu!" tawar Iwaizumi tapi langsung ditolak mentah mentah oleh Hinata dan lari begitu saja

"h-hei! "

"Iwa-chan! " Iwaizumi terpaku. Ia menolehkan pelan kepalanya

"o-oh... Kenapa? "tanyanya judes

Oikawa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, canggung "r-rasanya seperti lama tidak bertemu ya... Iwa-chan.. "

Iwaizumi mengerutkan alisnya bingung "ha? Kita hanya tak bertemu 3 hari yang lalu... Kau aneh.. "Iwaizumi menghela napas panjang

"saa, apa yang ingin kau bicarakan? "

"t-tidak, bukan apa apa... Hanya menyapa saja... " Oikawa menunduk

"sou? Jaa, aku duluan... " kata Iwaizumi melenggang pergi

"t-tunggu! Iwa chan! "Oikawa berlari ingin merengkuh Iwaizumi

"ha? Kenapa? "

"i-iwa-chan... Aku... Ingin bicara sebentar... "

Iwaizumi menatap Oikawa datar lalu menatap kearah lain "j-jaa... Mampir ketempatku saja... "

Oikawa menatap Iwaizumi bak anjing yang akan dipungut

.

.

.

.

.

"tadaima"

Tak ada jawaban. Hinata menghela napas. Hinata mengabil hpnya dari saku hoodie-nya. Melihat jam dan menekan nomor untuk menelpon adiknya

"natsu... Semoga dia baik baik saja dirumah... "

Alasan terbesar Hinata ingin menjadi pemain voli pro adalah ingin jauh dari rumahnya. Dari ia kecil, ia selalu disiksa demi kepuasan orang tuanya. Entah karna ego, pelampiasan amarah, atau bahkan hasrat seksual. Hinata sudah kotor sejak ia SMP.

"...ya... Nii san..."

"a-ah... Natsu.. Kalau kau ingin pindah kemari saja! Kau akan aman dengan kakakmu ini... "

"...aku tidak bisa... Cough.. "natsu terbatuk batuk darisana

"NATSU?! "

"...daijoubu... Nii san... Hountou ni... Daijoubu.... yo.. Natsu... Menyayangi Nii san"

"NATSU?! NATSU?! DENGAR KAKAK!! NATSU?! "

Tiit... Tiit...

"SIAAAAAAAAALLLL! "

BRAAK

Hinata membanting hpnya hingga pecah. Napasnya tak teratur. Ia terduduk. Ia menyerah.

Cukup! Asmaranya saja yang pergi. Jangan keluarga satu satunya yang ia percaya ikut.

"miyagi... Iya.. Miyagi... Aku harus kesana... "

5 Days ¦¦ Kagehina ft. OiIwaUshi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang