Beautiful Moonbow

476 48 0
                                    

Keluarga adalah dimana tempat seseorang merasa pulang,

Tempat dimana seluruh keluh kesah dapat larut lalu hilang.

keluarga adalah dimana seseorang mendapatkan afeksi dalam jumlah tak terhingga,

Keluarga adalah tempat dimana seseorang menemukan dirinya utuh lalu tumbuh dengan penuh cinta.


22 Desember 2020

Adulkittiporn's mansion.

Matahari menunjukan sinarnya sesaat setelah tirai kamar putra kedua Adulkittiporn pagi ini disingkap oleh sang Papa. Chimon setengah sadar melihat ke arah jendela, Papa Gun -begitu panggilan yang biasa digunakan oleh Metawin dan Chimon- sedang membuka jendela kamar putra nya, membiarkan kamar Chimon bermandikan sinar mentari pagi. Sebuah lesung pipi manis sedang menyapa Chimon, menunjukan bahwa Papanya saat ini sedang memberikan sapaan pagi dengan memulai hari penuh cinta.

"Selamat pagi Chi. Tidur mu lelap nak?"

"Papa? Papa sudah sehat? Papa sedang apa disini?"

"Sudah lebih baik Chi, Papa ingin menyiapkan kebutuhan sekolah kamu, Ayo Papa ban-"

"Tidak usah, Chi tidak mau sekolah hari ini." Chimon menarik selimut nya kembali, menandakan bahwa anak itu benar-benar tidak ingin beranjak dari tempatnya berbaring. Gun menaikan alisnya sebentar lalu tersenyum kembali.

"Kenapa Chi? Hari ini pelajaran nya sulit ya? Atau ada yang menjahili mu, nak? Chi sakit ya sayang?" Gun menanyakan alasan Chimon selagi sibuk menata barang-barang diatas nakas putra nya. Pandangan Gun tertuju pada selembar kertas yang hampir tak berbentuk lagi, membuka dan membaca isi kertas tersebut. Gun sedikit bersemangat kala membaca isinya, dan beranjak dari tempatnya untuk mendekat pada sang anak.

"Chi, ini ada undangan sekolah, Ayo bersiap nak Papa juga-" Chimon tersentak sebentar dan segera bangun dari tidurnya, menatap Papanya dan secara spontan mengambil surat yang ada digenggamannya.

"Ck! Pa, Chi ngga mau sekolah. Kenapa Papa ganggu Chi pagi-pagi begini sih?"

"Chi, kenapa nak? Kenapa chi gamau sekolah? Itu ada undangan resmi, biar papa yang ikut Chi untuk datang. Biar papa yang menemani Chi untuk hari ini ya, sayang?"

"Papa lihat kan ini undangan apa? Ini undangan peringatan hari ibu Pa."

"Lalu? Papa bisa datang chi, papa-"

"Ngga bisa! Papa ngga bisa datang. Papa bukan seorang ibu.."

Terlihat dipelupuk mata Chimon terdapat bendungan tangis disana, air muka nya terlihat marah, ada emosi yang tak bisa digambarkan dan tertahan oleh ego nya. Gun terkesiap, terkejut oleh apa yang baru saja didengarnya. Apa benar dihadapannya saat ini adalah seorang Chimon, Putranya yang selama ini penurut, penyayang, aktif dan terlihat bahagia. Apa selama ini Gun salah? bahwa ternyata Chimon tidak lah merasa bahagia memiliki nya sebagai orang tua.

"Chi, ada apa nak? Chi kenapa begitu?"

Diam. Chimon terdiam. Hening tak bersuara, ada tangis yang ditahan olehnya sebab tak ingin terlihat lemah. Chimon beranjak dari tempat tidurnya tanpa membalas suara Ayahnya, mengambil sebuah handuk dan bersiap mandi. Chimon memutuskan untuk pergi kesekolah, hadir disebuah acara yang mungkin akan membuatnya tersiksa lebih baik daripada dia harus terjebak di rumah dan berdebat dengan Ayah atau kakaknya. Chimon tak ingin apabila Papii nya mendengar kalimat yang baru saja diucapkan bertambah parah, Chimon seolah tidak memiliki banyak pilihan.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang