1

158 10 0
                                    

Hari ini aku bangun pukul 05.00 pagi. Aku sangat excited hari ini sampai rasanya jantungku mau meledak rasanya. Hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah. Katakanlah aku lebay tapi serius aku sangat senang karena aku dapat berkuliah di negara impianku yaitu Korea Selatan tepatnya di kota Seoul. Ah maafkan aku, aku terlalu banyak omong sampai lupa mengenalkan diri. Perkenalkan namaku Lalisa Manoban. Aku berasal dari Thailand tepatnya kota Bangkok tapi tenang saja karena aku bisa berbicara bahasa korea sebelum aku berada disini sekarang. Ternyata usahaku untuk belajar bahasa korea tidak sia-sia. Aku tidak mengambil les bahasa korea, aku belajar dari buku-buku dan film-film korea. Ini sangat sulit tapi aku selalu menikmatinya. Aku mengambil jurusan Fotografi loh. Aku senang memotret maka dari itu aku mengambil jurusan ini. Kalau kalian bertanya apakah orang tuaku mengizinkanku berkuliah di Seoul, makanya jawabannya "Ya". Mereka mengizinkanku dengan segala macam pertimbangan dan musyawarah yang sangat panjang. Hehehe keluargaku memang seperti itu, sangat mengkhawatirkanku.

Mereka mungkin cemas anak perempuan satu-satunya harus merantau ke negeri orang sendirian tanpa sanak saudara. Tapi untunglah aku bisa meyakinkan mereka dan akhirnya disinilah aku sekarang. Orang tuaku ikut berangkat ke Korea untuk mengurus segala keperluanku disini tapu mereka sudah kembali ke Thailand sehari sebelum aku kuliah.
Sebelum mereka berangkat, ada pertunjukan pertumpahan air mata di bandara antara aku dan mommyku. Daddyku menangis sih tapi tidak sehisteris mommy. Mommy bahkan membujukku kembali agar kembali ke Thailand. Wajar sih kalau mommy gak rela anaknya jauh dari sisinya karena aku memang tidak pernah pergi jauh dari mereka.

Jangankan pergi jauh, belanja ke swalayan saja harus ijin dulu. Parah banget kan.

Astaga sudah pukul 06.00 pagi, aku harus segera berangkat. Sebenarnya aku tidak akan terlambat jika pergi pukul segitu tapi aku ingin pergi dengan santai tanpa harus buru-buru. Sekalian nikmati udara pagi. Aku berangkat menggunakan mobil, sebenarnya aku ingin menikmati naik bus saja tapi ini adalah permintaan dari mommy. Kalau aku sampai menolak maka aku harus kembali ke Thailand.

"Ah ternyata begini ya udara Seoul." Ucapku sambil menghirup udara.

"Udaranya sangat beda, pantas saja mereka cantik-cantik dan ganteng-ganteng." Kekehku.

Pukul 06.30 pagi aku sudah tiba di kampus, sebenarnya jarak dari rumah ke kampus tidak terlalu jauh hanya menempuh waktu selama 20 menit tapi karena aku mengendarai mobil dengan santai alhasil aku sampai dalam waktu 30 menit.

POV LISA

"Wow." Ucapku takjub mengagumi kampusku ini.

"Ini kampus atau istana sih, keren banget." Kataku dalam hati.

"Yak, apa yang kau lakukan disitu?" Ucap seseorang dari belakangku.

Itu sebenarnya bukan ucapan yang lembut tapi lebih ke aungan macan. Aku langsung berbalik ingin melihat siapa macan yang telah mengganggu kenorakanku ini.

"Wow." Ucapku takjub sambil melihat perempuan itu dan langit secara bergantian.

"Kenapa Tuhan begitu pilih kasih? Mengapa Dia menurunkan bidadari hanya di Seoul saja." Ucapku tersenyum-senyum sambil melihat perempuan itu.

"Menyingkir dari hadapanku." Ucap sang bidadari sambil membuka kacamata hitamnya.

"Wow apa sekarang bidadari ada yang blasteran kucing?" Ucapku melihatnya sambil memiringkan kepalaku.

"Menyingkir." Ucap perempuan itu dengan suara yang dingin dan tatapan yang menyeramkan.

"Seandainya saja tatapan bisa membunuh, mungkin saat ini aku sudah tak bernyawa." Ucapku dalam hati.

Aku kembali tersadar dari lamunanku dan berkata "Bukankah kamu bisa berjalan melewatiku?"

Apa aku salah mengatakan itu? Mengapa dia semakin menajamkan tatapannya?

Matanya sungguh sangat indah, aku tidak berbohong. Aku rasa aku sudah terjebak di dalam matanya. Hatiku rasanya sudah terkunci, aku sampai bisa mendengar suara kuncinya.

"Menyingkir dari hadapanku atau ku colok matamu." Ucap perempuan lagi.
Astaga aku rasa dia tidak main-main. Aku bisa melihat asap yang keluar dari hidungnya dan tanduk itu akan segera keluar.

Aku langsung menyingkir karena takut diseret ke neraka.

Aku baru saja berkuliah, belum pacaran bahkan belum menikah. Aku tidak mau berakhir di neraka sekarang juga.

Dia jalan melewatiku dengan angkuhnya, sebenarnya tidak angkuh sih cuman dia jalan seperti model. Bagaimana mungkin dia berjalan sambil melenggak lenggok seperti di catwalk.

Dia sangat sempurna. Cantik, imut dan sexy.
Kalian akan bingung mengapa aku bilang dia imut padahal daritadi dia hanya marah-marah. Itu karena dia imut, sangat imut. Astaga kalau saja aku tidak di kampus, aku akan guling-guling saat ini.

"Tunggu dulu, kenapa dia memakai almamater biru? Bukankah seharusnya dia pakai almamater coklat sepertiku?" Ucapku dengan kebingungan.

Aku segera tersadar bahwa perempuan itu bukan mahasiswa baru melainkan seniorku.

"I love you sunbae." Ucapku sambil cekikikan.

Aku segera masuk ke lapangan setelah mendapatkan instruksi dari senior yang lainnya.

Lapangan ini sangat besar seperti aula, kami tidak akan akan terkena terik matahari karena semuanya tertutup. Mahasiswa baru yang tiba belum terlalu banyak karena sebenarnya acaranya dimulai pukul 07.30.

"Hai." Ucap seseorang menepuk bahuku, tidak mungkinkan dia menepuk pantatku.

"Hai juga." Balasku sambil tersenyum.

"Kenali namaku Roseanna Park, kau bisa panggil aku Rose, Rosie atau Chaeng." Ucapnya.

"Mengapa panggilanmu ada Chaeng? Padahalkan Chaeng gak ada di daftar namamu." Ucapku.

"Aku tidak tau, itu panggilan dari keluargaku." Balasnya.

Aku hanya mengangguk saja sambil menerima jabatan tangannya "Namaku Lalisa Manoban" Ucapku.

"Kau bisa memanggilku Lisa" ucapku kembali.

"Kau dari jurusan mana?" tanya Chaeng.

"Fotografi" balasku.

"Kau jurusan mana?" tanyaku kembali.

"Musik" balasnya.

"Musik? Menurutku suaramu juga pasti bagus" ucapku mengaguminya.

"Tidak sebagus itu" ucapnya sambil tersipu malu.

"Tapi kalau kau mau, aku bisa bernyanyi untukmu" ucapnya lagi.

"Serius? Aku bisa mendengarnya? Bagaimana caranya agar aku bisa mendengar suaramu?" ucapku dengan sedikit heboh.

"Aku akan bernyanyi di hari terakhir masa orientasi kita" ucapnya

"Wah kok bisa? Kau artis ya?" balasku lagi. Siapa tau dia artis lumayan kan bisa berteman dengan artis, aku bisa membanggakannya kepada keluargaku kalau aku berteman dengan artis.

"Tidak, aku hanya beberapa kali mengisi acara musik dan kampus ini mengenalku makanya aku jadi bintang tamunya" jelasnya kepadaku.
Aku mengangguk-angguk saja.

"Semuanya rapikan barisannya dan jangan ada yang mengobrol lagi" ucap senior laki-laki dengan toa yang dibawanya.

Kami semua merapikan barisan dan terdiam.

"Selamat pagi semuanya" ucap salah satu senior dengan tegas.

"Selamat pagi kak" balas kami.

BERSAMBUNG

JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang