2

210 18 7
                                    

Satu bulan berlalu semenjak hubungan Naruto dan Sasuke berakhir, bahkan satu sekolah pun telah mengetahui bahwa hubungan yang dulu sering disebut dengan "The Most Of Romantic Couple" kini berakhir, dan mereka juga mengetahui bahwa Sasuke telah menjadi kekasih Sakura.

Banyak yang mengetahui alasan dari kandasnya hubungan mereka adalah karena orang ketiga yakni Sakura, apalagi melihat reaksi Ino dan Tenten yang menjauhi Sakura.

Naruto pun hanya bisa tersenyum apabila ada yang bertanya padanya tentang hubungan dia dan Sasuke.

Semakin lama meski Naruto berpura-pura tegar dan biasa saja, sejujurnya hatinya tidak sekuat itu. Rasanya sangat menyakitkan melihat seseorang yang kau cintai bermesraan dengan orang lain yang notabennya adalah sahabat mu sendiri.

Naruto menghela napas perlahan sambil mengaduk-aduk makanannya, orang tuanya hanya menatapnya bingung begitu pula dengan kakaknya.

"Naru." Tegur Ibunya sambil menepuk bahu anaknya.

"Ahh, iya kaa-san kenapa?"

"Kamu kenapa nak? Apa kamu sedang ada masalah?" Tanya Ayahnya.

"Ah tidak kok, Naru hanya sedikit memikirkan sesuatu."

"Apa yang kau pikirkan imouto?" Naruto pun melirik kakanya kemudian orang tuanya.

"Bolehkan Naru pindah ke Konoha?" Mereka bertiga pun terkejut dengan ungkapan Naruto.

"Kenapa sayang?"

"Naru hanya ingin belajar mandiri."

"Tou-san bukannya tidak mengizinkan, apa tidak terlalu cepat, kamu masih High School Naru." Minato Namikaze sang ayah menatap cemas putrinya.

"Tenang saja Naru sudah siap Tou-san, Naru bisa menjaga diri kok." Minato menatap istrinya.

"Kaa-san belum siap melepasmu Naru, kamu masih terlalu kecil untuk hidup sendiri, nanti saja kalau sudah bekerja kau boleh meninggalkan rumah. Apalagi Konoha itu terlalu jauh nak, kakek dan nenekmu pun sudah tidak tinggal disana, kau akan tinggal dengan siapa, dan siapa yang bisa mengawasimu."

Naruto pun beranjak dari kursinya menghampiri orang tuanya dan mendudukan dirinya di lantai sambil menundukan kepalanya.

"Tolonglah Tou-san Kaa-san, izinkan Naru tinggal di Konoha, Naru janji tidak akan membuat kalian khawatir." Katanya dengan bersungguh-sungguh.

Kurama menatap adiknya dengan pandangan tajam, dia sangat tahu alasan Naruto ingin menjauh dari Tokyo. Dia teringat ucapan sahabatnya Itachi yang notabennya adalah kakak dari Sasuke.

"Ya sudah, biarkan Tou-san dan kaa-san mendiskusikan hal ini dulu ya." Naruto pun mengangkat kepalanya sambil tersenyum pada orang tuanya.

"Tidak, Naruto tidak boleh pergi!" Naruto menatap terkejut kakaknya.

"Nii-san." Naruto pun menghampiri kakaknya, namun Kurama langsung meninggalkan meja makan.

Kurama tidak rela adik satu-satunya jauh darinya, dekat saja dia sulit menjaganya apalagi jauh. Dan memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi apabila Naruto sendirian membuat kepalanya penuh.

Naruto pun mengejar kakaknya sementara orang tuanya memandang mereka berdua kemudian menghela napas pelan, setelah memanggil pelayan untuk membereskan meja makan mereka beranjak ke ruang santai untuk berdiskusi tentang putri mereka.

*****

"Nii-san Naru boleh masuk?" Tidak ada jawaban, Naruto pun membuka pintu kamar kakaknya yang ternyata tidak dikunci, dia melihat kakaknya yang sedang menatap keluar jendela.

MenemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang