(1) she's think its a nightmare

68.4K 8.2K 1.1K
                                    


Queensha terbangun dengan nafas tersengal sengal, dia membuka matanya dan terkejut saat mengetahui ia berada di kamar nya dulu, kamar terpencil yang bahkan lebih kecil dari kamar pembantu di rumahnya.

" eh non udah bangun? Kepala nya masih pusing nggak?"

Queensha menoleh saat mendengar suara bik Ratih, pembantu yang selalu menyayangi nya lebih dari keluarga, Queen mengernyit bingung, kenapa ia bisa kembali? Apakah dia cuma bermimpi buruk, tidak itu terlalu panjang untuk sebuah mimpi.

"bik ini tahun berapa?" hanya itu yang terucap dari bibir Queensha yang bersuara serak.

Bik Ratih tersenyum dan menjawab Queensha dengan nada jahil seperti biasanya.

"ish non pikun yaa, masa bibi yang udah nggak sekolah lebih apal tahun dari pada nonn, ini kan tahun 2019" kata bik Ratih dengan tawa jenaka.

Queensha terdiam, dia hanya memikirkan bagaimana dia bisa kembali di tahun ke dua sebelum ia meninggal karna bunuh diri.

"hmm makasih bik,Queen istirahat dulu ya bik, bibik bisa istirahat juga" kata Queensha.

Bik Ratih hanya mengangguk dan menatap bingung nona nya yang seperti orang linglung, bik Ratih berjalan keluar kamar Queensha.

Queensha hanya tersenyum miris dan meratapi nasib nya, bahkan alam kematian menolak dirinya.

Queensha bersumpah di kehidupan kali ini dia hanya akan hidup untuk dirinya bukan untuk daddy nya, Aga, Fano ataupun Galeon, dia mati rasa.

"mom gimana bisa queen yang jahat ini berharap ketemu mom di surga, bahkan queen di tolak oleh neraka" batin Queen tertawa miris

.
.
.
.

.
.
.
.

Menjelang pagi, Queensha sudah siap dengan seragamnya, dia menatap seragam nya yang ketat, Queen menghembuskan nafas, hanya agar terlihat menarik di mata Leon dia bahkan bertingkah seperti penggoda. Queensha mengambil seragamnya yang lebih besar dan memakainya, dia hanya mengenakan bedak dan memoles tipis lip balm pada bibir nya yang sudah merah alami, Queensha tersenyum miring mengingat dirinya dulu yang selalu menggunakan make up tebal setiap ia pergi ke sekolah.

Queensha mengingkat rambut nya menjadi ekor kuda, dan turun ke bawah di mana daddy dan kakak kakaknya sedang sarapan bersama sambil tertawa, Queensha menarik kursi makan yang jauh dari tempat kakak kakak nya dan Daddy nya.

Dia makan dalam diam tak seperti biasa yang selalu bersikap manja kepada Daddy nya dan mencoba akrab dengan kakak kakaknya. Queen hanya acuh ketika ketiga lelaki itu menatapnya dengan penuh pertanyaan.

"kayak nya pembunuh udah tau tempat ya" celetuk Aga tersenyum miring, dia berpikir pasti sebentar lagi Queen akan menatapnya dengan tatapan penyesalan dan memohon maaf.

Namun Queensha tetap diam tak memperdulikan ucapan Aga, dia bahkan tak melirik sedikit pun.

"lo tuli ya sampah?" tanya Fano tajam.

Gibran hanya membiarkan anaknya berbicara seperti itu kepada anak perempuan nya sendiri.

"ssstt berisik banget sih kalian para hama" desis Queensha, lalu berjalan meninggalkan meja makan, tak memperdulikan raut muka mereka yang terkejut.

Queensha berjalan dengan santai ke arah kelas nya, dia tak menghiraukan ucapan ucapan orang yang mengagumi nya atau bahkan menghina nya.

"tumben nggak telat" kata ketua osis SMA Batharaya

Queensha memutar bola mata nya malas, "bosen gue ketemu lo mulu" kata Queensha dengan nada jengah.

"heh, seharusnya gue yang bilang begitu, wah tobat lo hari ini? Biasanya pakek make up tebel terus seragam kurang bahan, wah wah" kata Alfa takjub.

"ih lo tuh cerewet banget sih, kenapa juga coba orang ngelabelin lo ketos dingin, kalo orang orang di luar sana tau kalo lo cerewet pasti bakal pindah haluan semua" kata Queensha jengkel.

Alfa menoyor dahi Queensha, namun saat Queensha mengaduh sakit, dia buru buru mengusap kepala Queensha lembut.

"duh maaf Queen,gue noyor nya kekencengan ya?"tanya Alfa khawatir

"lo nafsu banget noyor kepala gue, ini kepala rasa nya kayak mau jungkir balik" kata Queensha sebal

Alfa yang merasa Queensha terlalu melebih lebihkan kembali menoyor kepala Queensha, "kasar banget lo jadi cowok" kata Queensha lalu menginjak kaki Alfa dan berlari ke kelas nya.

"Woy! Awas lo kalo ketangkep ama gue, gue bakal jadiin lo babu gue seumur hidup!"teriak Alfa sambil berlari mengejar Queensha, Queensha panik lalu ikut berlari menghindari kejaran Alfa.

Bruk

Queensha menabrak dada seorang lelaki, "oh shit gue sial banget hari ini" gerutu Queensha.

"lo kayak lintah, suka nempel, jijik gue"kata Galeon lalu mendorong tubuh Queensha keras, Queensha jatuh, namun segera berdiri menatap Leon benci.

"bencong jangan sok keras"balas Queensha lalu menonjok muka Leon dengan seluruh tenaga nya kemudian meludahi muka Leon.

Semua orang terkejut melihat reaksi Queensha tersebut, tak mereka sangka Queensha yang selalu mengekori dan menempeli Galeon  akan berbuat seperti itu, she's look different, bahkan Galeon tak mampu membalas karna terlalu terkejut, dia merasa sedikit asing dengan tatapan benci Queensha yang biasanya selalu menatapnya dengan penuh cinta.

Alfa yang melihat kejadian itu hanya tersenyum miring, "wah little bunny gue udah sadar dari pelet ternyata"

Bersambung...

Hope you enjoy it
Jan lupa vote yaa

Never Be The Same Anymore [PINDAH KE DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang