Ketika seseorang memilih untuk pergi, aku hanya bisa merelakan. Tidak terima kasih, aku tidak akan memaksa untuk kamu menetap.
(anjaiii gile bener dah)
***
Memang selucu itu aku, kamu yang belum tumbuh jiwanya, bisa bisanya.... memperdebatkan.
Tak ada yang menang maupun kalah..
Tak ada yang benar maupun salah..Semuanya cuma butuh waktu.. sayang, aku, kamu tidak sesabar itu.
Sayang pula aku sudah terbangun dari mimpi indah yang buruk, entah disebut indah atau buruk.
Banyak terima kasih dan maaf terucap, terlalu klise.
Tapi akan ku ucapkan sekali lagi.Terima kasih dan maaf.
Untuk pernah hadir.
Asal kamu tahu, kamu angin terlihat sangat jelas namun aku melihat dengan cara yang berbeda dan maaf melihatmu dengan cara itu.Seperti dongeng aku memang harus bangun lebih cepat karena aku terlalu beruntung.
Semoga aku, kamu bisa membahagiakan diri masing-masing bukan mengharapkan kebahagian dari seorang lagi.
Aku ingin jiwa dan hati ku tumbuh lebih berakar, lebih kuat, lebih kokoh.
Jika memang mungkin, di depan nanti kita bisa bertemu dengan jiwa yang bertumbuh.
- salam hangat adila🌠
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Adila
Teen FictionKomplikasi rumit dari pemikiran seorang adila di masa pandemi yang membuat hidupnya seperti satu buah boba dalam cup berisi es batu. Sedikit kisah tentang adila yang merupakan si sendok biasa. . . . Berisi tulisan tulisan pendek dan semoga bermakna...