Drrt.. Drrt.. Drrtt...
Suara alarm membangunkan Mix dari tidur pulasnya. Mix mengusap matanya lalu dengan malas mengambil handphone-nya dan mematikan alarm.
Jam menunjukan pukul 07:00. Masih ada waktu 2 jam lagi sebelum kelasnya dimulai. Mix segera bangkit dari tempat tidurnya dengan malas ia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak perlu waktu lama Mix telah siap dengan kemeja bergaris warna biru putih dipadukan dengan celana jeans hitam dan juga sepatu convers berwarna senada miliknya.
Jam menunjukkan pukul 08:30 ketika Mix sampai dikampus. Tepat disaat Mix memasuki gedung fakultasnya dilihatnya Khaotung yang sedang menunggunya di lobby. Segera Mix menghampiri Khaotung yang sedang duduk di salah satu bangku.
"Oi Khao." Sapanya.
"Lama amat lo." Jawab Khaotung
Mix menoyor pelan kepala Khaotong "heh bukan gue yang lama tapi lo yang kecepetan."
Khaotung mengelus kepalanya dan menampilkan cengirannya "hehe, tapi kan ini tu kelasnya Pak Tawan. Lo tau kan dia se-killer apa. Kalo kita telat semenit aja gak bakal bisa masuk." Jelasnya seraya bangkit dari tempat duduk.
Mix hanya menganggukan kepalanya tanda setuju dengan Khaotung.
"yaudah yuk ke kelas." Ajak Mix.
~~~
Sesampainya di kelas keduanya mengambil tempat duduk dibagian depan.
"Eh Mix, zodiak lu apaan sih?" tanya Khaotung tiba-tiba.
"Cancer. Emangnya kenapa sih?" jawab Mix sambil menatap Khaotung dengan tatapan penuh tanya.
"Cancer. Percintaan : Saat ini ikutilah kata hatimu, perjuangkan apa yang perlu kamu perjuangkan. Wow, lo lagi suka sama orang gak Mix?" Khaotung memalingkan wajahnya ke arah Mix setelah membaca ramalan zodiak darj handphone-nya.
Mix menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Dia mengingat kemarin jantungnya berdegup dengan cepat ketika bersama dengan orang itu. 'Apakah itu bisa dikatakan kalau dia menyukainya? Sepertinya tidak. Setiap jantung manusia harus berdegup bukan? Kecuali kalau ia sudah meninggal, baru jantungnya berhenti berdegup' batinnya.
Khaotung yang melihat Mix yang hanya melamun bukannya menjawab pertanyaannya langsung menggeplak kepala Mix dengan buku.
"Aduh. Kok gue di geplak sih Khao?" seru Mix seraya mengusap kepalanya yang terasa sedikit sakit.
"Ya lu sih, orang nanya itu dijawab bukan di diemin." balas Khaotung dengan jengkel.
Mix baru saja akan membalas Khaotung tapi suara dosen menghentikan tangannya yang sudah meremas buku siap untuk menggeplak kepala Khaotung.
"Selamat Pagi semuanya." sapa Pak Tawan, Dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum, yang terkenal killer itu.
"Pagi Pak." seru se-isi kelas.
"Baiklah mari kita mulai kuliah kita pada hari ini." Pak Tawan lalu mulai menjelaskan materi kuliah.
'Awas ya lu Khao, gue balas ntar abis kelas.' bisik Mix
'Enak aja, kan tadi lu kacangin gue makanya gue geplak.' balas Khaotung
'Gak mau tau gue, sakit ya kepala gue.' ujar Mix tak mau kalah.
"MIX SAHAPHAP! KHAOTUNG THANAWAT!"
Mix dan Khaotung segera menegapkan badan mereka dan menghadap Pak Tawan yang sedang menatap mereka dengan marah.
"I.. iyyaa Pak." jawab Khaotung terbata-bata
"Sudah saya bilang berkali-kali kalau saya menerangkan di depan kalian itu harus memperhatikan bukannya malah bisik-bisik disana. Sekarang coba kalian sebutkan apa arti dari Noch Suchen die juristen ein definition zu ihrem begriffe von recht!" Seru Pak Tawan sambil berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You.
FanfictionPerasaan memang tak bisa ditebak. Tak akan ada yang tahu kapan perasaan itu datang atau pun pergi. Tak ada yang tahu juga pada siapa perasaan itu berlabuh. ~~~