Part 1

414 17 17
                                    

Setting: seperti aslinya, sekitar akhir 70an.

AN. Versi lain dari Maya, 16 years. Cerita ini pure for fun. Mungkin ada jalan cerita yang tak masuk di akal, tapi tolong abaikan saja ya ^^'
.
.
.

"Bu Tsukikage, Anda tidak boleh melakukan ini!" Masumi segera menyerang aktris tua itu, begitu mereka bertemu di tempat yang telah dijanjikan. "Kitajima Maya baru saja dibuang oleh dunia hiburan. Tidak ada yang meliriknya saat ini. Dan Himekawa Ayumi masih layak Anda beri perhatian! Apakah dia kurang berbakat dibandingkan Maya?"

Aktris tua yang nyentrik itu tertawa terbahak-bahak.

"Hayami Masumi. Kau ini siapa?!" Serunya. "Hak pementasan Bidadari Merah masih milikku, bukan milik Daito. Terserah aku mau memberikannya pada siapa. Saat ini, menurutku, Kitajima Maya adalah calon yang paling pas. Dan lagi," Bu Tsukikage tersenyum licik, "aku tidak mau lagi dikejar-kejar Daito. Giliran Maya sekarang."

Masumi dan Mizuki Saeko, asisten pribadi kepercayaannya, hanya bisa menatap aktris tua itu tertawa histeris.

"Lalu apa yang akan Anda lakukan dengan Maya? Tidak ada satu teater pun yang mau memakainya saat ini. Bagaimana caranya dia mengasah dirinya!?"

Bu Tsukikage tersenyum sambil mengangkat bahu.

"Aku akan menemukan cara untuk melatihnya."

"Dan lagi, ia masih terlalu muda, dan tidak memiliki daya tahan Anda. Banyak yang akan mengincarnya dengan cara yang tidak benar."

"Kenapa kamu peduli?" Bu Tsukikage menatap Masumi pada matanya. "Sepengetahuanku, kau membencinya, dan dia membencimu. Lagipula aku tahu, ayahmu hanya terobsesi pada Bidadari Merah yang diperankan olehku saja. Ia hanya ingin merebut hak pementasannya untuk membalas dendam padaku dan Ichiren."

Masumi tidak bisa berkata apa-apa.

Ia menghela nafas dan mencoba duduk, untuk meredakan emosinya.

"Bagaimana cara Anda melatihnya nanti? Tempat pun Anda sudah tidak punya."

"Masih ada beberapa biro yang akan bersedia sekedar meminjamkan tempat," Bu Tsukikage menyeringai. "Kalau Daito sudah tidak tertarik, masih banyak biro lain yang tertarik kok."

Kedengarannya seperti sebuah tantangan, pikir Masumi.

"Lalu apakah Himekawa Ayumi sudah tidak punya harapan?"

"Ada," Bu Tsukikage menjawab acuh. "Kalau pada perkembangannya, Maya gagal memenuhi ekspektasiku. Ingat, aku belum memberikan hak pementasan secara resmi padanya, legal dan segala macam. Aku hanya menunjuknya sebagai penerusku."

Masumi merenung, berat.

"Jadi kans Daito sudah hilang sama sekali."

"Belum tentu," Bu Tsukikage menyeringai lagi.

"Lalu," Masumi bertanya, frustrasi, "bagaimana caraku untuk mempertahankan peluang?"

"Entahlah," Aktris tua yang nyentrik itu tersenyum jahil padanya. "Menikahinya, mungkin."

.
.
.

Menikahi gadis itu? Menikahi Maya? Untuk mendapatkan hak pementasan Bidadari Merah?

Tentu saja Bu Tsukikage sebetulnya hanya bermaksud bercanda. Ia tidak mungkin sungguh-sungguh mengharapkan murid kesayangannya dinikahi oleh musuh besar mereka. Ia hanya mencoba berkata, coba saja ambil hak pementasan itu dari kami. Coba saja paksa gadis sekecil itu, kalau kau tega.

Tetapi setelah dipikir baik-baik, solusi itu memang cukup menjawab. Secara perdata, hutang kontrak Maya dapat otomatis dipunahkan jika ada ikatan hukum di antara mereka. Dengan itu, urusannya dengan dewan pertanggungjawaban Daito bisa beres dengan lebih mudah. Dan hak pementasan Bidadari Merah... mungkin dapat diperolehnya, dengan cara yang lebih halus atau lebih kasar, tergantung kondisinya nanti.

Maya, 17 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang