Part 3

212 13 18
                                    

AN. Maaf kemarin error saat publishing, dear readers. Dan maafkan lagi karena lama update. Jangan bosan dengan alasan-alasanku yah^^'

Cerita satu ini super-slow burn, jadi harap bersabar sedikit hehehe.

Disclaimer. Garasu no Kamen belongs to Miuchi-Sensei. Dear Miuchi-Sensei,wherever you are, please finish the work soon, we're old already -_-

.

.

Hidup sudah berjalan biasa lagi bagi Maya Kitajima. Ia kembali tinggal di Rumah Kost Shirayuri bersama Rei, di sebuah kamar sempit yang sederhana, dan pergi ke sekolah setiap hari. Di waktu luang, ia bekerja serabutan -- menjadi waitress, mengasuh anak-anak yang orangtuanya bekerja dan sebagainya.

Meskipun hidupnya begitu sederhana dan terbatas, Maya merasa cukup dan bahagia. Ia bisa pergi kemana pun tanpa ada yang mengawasi. Orang-orang di jalan mulai melupakannya sebagai Kitajima Maya, aktris remaja yang pernah top.

Ia masih bersekolah di SMA Hitotsuboshi, karena Mawar Ungu sudah membayar lunas biaya pendidikannya sampai lulus. Setelah lama absen, dengan muka badak Maya kembali ke sekolah. Tidak dipedulikannya omongan miring dari teman-temannya di kanan kiri.

Setidaknya masih ada Mawar Ungu, pikirnya. Ia masih mempercayaiku. Aku harus bangkit perlahan-lahan untuknya.

Dengan berhemat, uang sakunya dari Mawar Ungu dan hasil kerja sambilannya di berbagai tempat masih cukup untuk makan dan biaya hidup sehari-hari. Digabungkan dengan penghasilan Rei yang lebih tinggi, mereka masih bisa hidup agak nyaman, menonton bioskop atau teater dan makan kue di kafe pada akhir minggu.

Maya merasa lega dan bersyukur.

Namun satu hal yang membuatnya selalu gagal tersenyum setiap kali mengingat setiap kebahagiaan yang didapatnya.

Pernikahannya dengan Hayami Masumi.

.
.

Suatu hari, sepulang sekolah, Maya dikejutkan oleh kedatangan Nona Mizuki, mantan manajernya.

"Selamat sore, Maya," sapa wanita anggun itu di pintunya.

"Selamat sore, Nona Mizuki! Silakan masuk!" Maya terengah mempersilakan. Mizuki dianggapnya sebagai teman, berbeda dengan Masumi.

Mereka duduk di kamar apartemen Maya sambil minum teh, sementara Mizuki menceritakan beberapa perkembangan di dunia teater yang tidak diikuti Maya.

"Sebetulnya aku kemari bermaksud mengantarkan ini, Maya," Mizuki mengambil sesuatu dari dalam tas tangannya. Sebuah amplop putih yang terlihat tebal.

"Apa ini, Nona Mizuki?!" Maya berseru kaget.

"Uang bulananmu," yang ditanya nyengir. "Dua ratus ribu Yen."

Maya merasa hampir pingsan.

"Dua ratus ribu Yen?!" Ia menjerit. Penghasilannya sebulan hasil kerja sampingan paling-paling tiga puluh ribu Yen.

Mizuki mengangguk saja.

"Tidak mungkin, Nona Mizuki," Maya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tak mungkin menerima ini."

"Hayami-san ingin kau menerimanya tanpa syarat," Mizuki menegaskan. "Uang itu hakmu."

Dasar otoriter, Maya mengutuk dalam hati.

"Mengapa aku dihukum karena tidak bisa membayar denda kontrak, tetapi diberi uang? Bulanan pula?!" Maya tidak habis pikir.

"Itu berbeda, Maya," Mizuki menjelaskan dengan sabar. "Sekarang kau istri Hayami-san."

Maya, 17 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang