Sinopsis

3 2 2
                                    

Menyesal memang,tetapi lebih di sesalkan lagi bila aku tidak dapat melihatmu untuk yang terakhir kalinya,ayah..

Trofi kemenangan itu aku lepaskan demi untuk mengantar kepulangan mu,aku sadar tiada yang lebih penting darimu,dan aku percaya bahwa kelak aku akan kembali menemukan cara agar bisa mendapatkan trofi yang seharusnya menjadi milikku.

Dia.,aku tidak habis pikir.Selalu banyak pertanyaan,kenapa,mengapa,dan selalu distuasi yang sama pula.Tidak adil memang,tapi mau bagaimana lagi.

Tepat setahun setelah kepulangan ayah,aku berhenti menyanyi dan fokus pada pendidikan utama ku.Aku melupakan semua nada-nada indah yang biasa menemani hari ku,membuang jauh semua not balok yang dulu sempat membesarkan namaku.Aku melupakannya...

Tetapi hari itu,aku melihat seorang pria berbicara serius dengan mama, aku tidak tahu pasti namun setelah aku sampai di depan pintu rumahku dan kemudian di tarik untuk duduk di sebelah mama

"Dek,berhenti cemasin mama yaa.Kamu punya potensi yang besar untuk mencapai impian kamu,menjadi penyanyi sopran.Buktiin ke mama ya,mama gapapa,mama akan selalu nunggu ade pulang"

Bingung,itu yang pertama terlintas dipikiran ku,namun lambat laun aku mengerti dan menjalani kehidupan ku yang baru.Dan awal dari segala permasalahan dimasa dewasa ku dimulai disini..

--!!!--

Bunyi bell itu,sangat khas aku belum terbiasa.Bau wangi dari tanah yang di hujani menusuk Indra penciumanku.Menenangkan.

Aku tidak perlu memburu waktu,karna aku adalah murid baru.Ku susuri koridor sekolah baruku dengan ditemani seorang pria di sebelahku sebut saja 'Mas damar' dia yang mengurus segala keperluan ku selama sekolah,hemm dia bisa disebut juga sebagai waliku.

Sekolah baruku SEULI HIGH SCHOOL
Aku berada di kelas 12 bangku SMA lebih tepatnya dikelas 12¹.

"Miss Jess"..panggil pak kepala sekolah
"Saya pa"
"Ini murid baru anda,dia akan berada dikelas anda untuk dua tahun kedepan"Jelas pak kepala sekolah

Miss Jess melirikku,kemudian tersenyum.Cantik,sangat cantik.

"Mari,pelajaran akan segera dimulai"katanya padaku dan undur diri pada kepala sekolah
"Terimakasih pak,permisi"

Aku mengikuti derap langkahnya,sunyi karena kebanyakan kelas memang sudah memulai pelajarannya.
"Tunggu sebentar"ucap Miss Jess,menyuruhku untuk menunggu sementara ia memberi pengumuman pada calon teman-teman sekelas ku

"Selamat pagi"Ucapnya Miss Jess membuka kelas
"Hari ini kita kedatangan teman baru,saya harap kalian bisa berteman baik"

Tidak terdengar sahutan,sepi sekali seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.Sampai Miss Jess kembali bersuara untuk menyuruh ku masuk

Ku langkahkan kaki dengan perlahan,lalu mulai mengintip kedalam isi kelas.Semua murid telah hadir tetapi mengapa tidak ada yang menyahut sama sekali ketika Miss Jess berbicara tadi

Kuhembuskan nafas melalu rongga dada dan "pagi,nama gue tatjana safana,mohon bantuannya"
Lagi,tidak ada yang menyahut,mereka hanya melihat ku dengan sesama seperti akan menguliti ku,tidak tahan.Mataku melirik kesana kemari dan berhenti pada perempuan berambut coklat sebahu dan memakai jepit di kanan rambutnya.

Aku mengenalnya,sangat.Teman,sebelum akhirnya menjadi rivalku.'meldi' terakhir kami bertemu setahun yang lalu,di acara itu..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senandung Soprano SafanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang