Prolog.

266 21 0
                                    

"Nona Alea Salsha Queenza, kamu diterima kerja di sini," ujar pemilik Apotek kepada seorang gadis muda yang memakai kemeja flanel kotak-kotak bawahan celana levis serta rambut diikal.

Gadis yang memiliki nama lengkap Alea Salsha Queenza itu pun tersenyum penuh kegirangan mendengar dirinya telah di terima kerja di apotek 'Medika'.

"Alhamdulillah," gumam Alea.

"Besok kamu bisa mulai kerja di sini. Ingat! Jika ada obat-obatan yang belum kamu pahami, kamu bisa bertanya ke karyawan lain."

"Baik, Bu," timpal Alea tersenyum tipis.

Pemilik Apotek itu mempersilahkan Alea untuk pulang. Sesegera mungkin Alea keluar dari tempat tersebut sembari membawa perasaan bahagia.

Bagaimana tidak? Alea bekerja untuk menghidupi kesehariannya bersama Ibu dan Nenek. Kebetulan Ayah Alea sudah meninggal sejak Alea masih kecil.

Jadi yang banting tulang untuk mencukupi kebutuhan Alea sejak kecil adalah ibunya. Tapi sekarang setelah Alea beranjak dewasa dan lulus SMA, Alea sendiri yang akan bekerja  menggantikan ibunya.

"Gue harus cepat-cepat pulang memberitahu Ibu dan Nenek kalau gue diterima kerja di apotek Medika," ucap Alea dengan perasaan tak sabar ingin pulang.

***

Di tengah perjalanan, saat Alea melintasi taman, netranya tak sengaja melihat seorang wanita paruh baya memohon-mohon kepada setiap wanita muda yang melintasinya.

"Maaf Bu, saya gak bisa."

"Saya tidak mau. Maaf ya, Bu."

Begitulah penolakan yang didengar oleh telinga Alea dari mulut setiap wanita pada wanita paruh baya itu.

"Ada apa dengan Ibu itu, ya? Kenapa dia memohon-mohon? Terus kenapa cewek-cewek itu malah nolak?" ucap Alea merasa penasaran.

Karena penasaran, akhirnya Alea menghampiri wanita paruh baya tersebut.

"Permisi, Bu. Ada apa ya ini?" tanya Alea to the point.

Bukannya menjawab, wanita paruh baya itu malah menarik tangan Alea menuju bangku taman. Mungkin ia ingin mengobrol empat mata dengan Alea.

"Nak, kamu pasti gadis yang baik. Kamu mau 'kan bantu Tante?" tanyanya sambil memegang kedua tangan Alea dan menatap Alea penuh pengharapan.

"Bantu apa ya, Tante?" Alea bingung.

"Begini ... hmm, tapi sebelum itu Tante perkenalkan diri dulu ke kamu ya. Nama Tante, Tante Indah. Kebetulan Tante mempunyai anak yang seumuran dengan kamu. Nah anak Tante itu sedang sakit. Saat ini Tante lagi nyari seorang gadis yang mau jadi susternya anak Tante," ungkap wanita paruh baya yang bernama Ny. Indah.

Alea mulai keheranan dengan cerita Ny. Indah. Dimana-mana orang sakit harus dibawa ke rumah sakit.

"Tapi Tante, kenapa anak Tante gak dibawa ke rumah sakit aja?" tanya Alea.

"Tante sudah membawanya ke rumah sakit. Tapi anak Tante marah-marah dan mengancam akan bunuh diri jika Tante membawanya lagi ke rumah sakit. Akhirnya Tante bawa dia lagi ke rumah," jawab Ny. Indah.

Alea terkejut dan bingung mendengarnya. Entah penyakit apa yang diderita oleh anak Ny. Indah sampai-sampai mengancam bunuh diri.

"Kalau boleh tau anak Tante sakit apa? Flu? Batuk? Demam? Luka berat? Kenapa gak minta suster atau perawat gitu yang ada di rumah sakit?" tanya Alea.

"Tante sudah meminta pihak rumah sakit untuk mengirimkan seorang perawat ke rumah, tapi mereka tidak bisa."

"Alasannya?"

"Alasannya, pernah satu kejadian seorang perawat bersedia merawat anak Tante. Tapi anak Tante malah mengancam akan melukainya jika perawat itu berani menemui dan merawat anak Tante lagi."

Alea terkejut hebat. Ini bukan masalah biasa lagi, ini adalah masalah serius.

Entah sakit apa yang diderita anak Ny. Indah. Yang jelas Alea takut. Ia takut jika ia merawat Anak Ny. indah, ia malah dilukai.

'Ya Tuhan, aku harus apa?'

Di satu sisi Alea takut, di satu sisi juga Alea merasa kasihan terhadap Ny. Indah.

Haruskah Alea menerima keinginan Ny. Indah yang menginginkan dirinya menjadi suster bagi anak dari Ny. indah?

• Bersambung •

Next???

IQBAL dan ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang