tentang Vala

1 1 1
                                    

Aku Vala, Laila Senvala Luna. Orang tuaku memberi nama ini karena aku lahir pada malam lailatul qadar, sehingga arti dari namaku adalah Malam Seribu Bulan.
Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara, nama adikku adalah Suci.

Aku dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang hangat, good in manners. Sedari kecil aku telah diajarkan oleh orang tuaku. Kurang lebih seperti ini "Jika ada orang yang menyakitimu, balaslah dengan kebaikan." Hmm aku jadi inget waktu dulu aku disakiti oleh teman-temanku bapak selalu bilang "Kalau Vala dijahati sama temen atau diusik dan sebagainya, kasih snack kasih dia makanan biar seneng."

Berkat kata-kata itulah yang membuatku selalu berusaha menjadi orang yang baik. Berlaku baik tidak perlu mengharapkan balasan kata orang tuaku, justru jika aku mengharapkan balasan itu tandanya tidak ikhlas.

Aku dididik menjadi orang yang tidak manja, akan tetapi bapak ibuku selalu memberiku kenyamanan dan perlakuan yang sangat hangat sekali. Maka dari itu ketika aku sudah remaja seperti ini, aku merasa tidak manja dan tidak ingin lagi dimanja. Eitt tapi aku masih selalu cepet rindu ketika orang tuaku sedang pergi atau aku pergi meninggalkannya hehehe.

Hobiku adalah menyanyi. Kata orang tuaku dan orang lain, suaraku merdu dan suaraku enak didengar padahal aku menyanyi pun karena aku suka, bukan karena suaraku enak heheh.
Memang sedari kecil aku selalu didengarkan lantunan musik, lagu anak-anak di channel tv spacetoon bahkan sampai lagu rohani kristen-pun kadang tidak sengaja terputar di tv karena terlalu lama mengikuti channelnya. Bapak suka menyanyi, maka dari itu ia turut mengajariku untuk menyanyi dan alhamdulillahnya ternyata memang aku bisa menyanyi.

Aku sering ikut lomba menyanyi sedari kecil, aku sangat ingat ketika aku diajak ke suatu acara dan pada waktu itu ada bintang tamu yang mengajakku menyanyi diatas panggung, dan herannya aku bisa mau ikut menyanyi dengan pedenya waktu itu. Sungguh aku sedikit malu sekarang jika mengingat masa-masa kecilku.
Aku sangat bersyukur kepada Allah, karena memberikan kemampuan untuk menyanyi. Dengan itu aku bisa mengolah dan menggali bakatku dan belajar lebih dalam lagi.

Memang benar, dibalik kelebihan pasti ada kekurangan. Dalam teori hitung menghitung aku sangatlah gagal dan kurang, aku tidak bisa dengan cepat memahami mata pelajaran matematika yang rumitnya sedemikian rupa. Aku tidak suka disuruh mencari X dan Y sedangkan jawabannya ternyata 0. Entah kenapa itu sangat menghabiskan energiku. Pernah pada suatu hari aku mendapat nilai ulangan 0 di kelas, aku malu padahal aku sudah belajar terus menerus bahkan ikut bimbel. Yaah mulai saat itu akupun berfikir, memang kekuranganku adalah aspek menghitung. But it's okay aku akan mencoba menggali potensiku yang lain.

Aku bersekolah SMP di Kota Batu. Tepatnya bukan SMP tetapi MTS, disana aku benar-benar memulai cerita baru. Dari sekolah tingkat SD yang masih sangat amat terbilang kecil, lalu naik tingkat menjadi sekolah menengah pertama. Sungguh, di MTS inilah aku benar-benar banyak cerita khususnya tentang dia yang berbeda, yang pernah menjadi best part of my life, dan yang membuka jalan pikiran yang baru.

Ketika aku masuk SMA, aku ambil jurusan bahasa. Aku lebih senang dengan bahasa ketimbang ipa yang diotakku hanya berisi hitung-hitungan dan ips yang lagi-lagi isinya hitungan karena ada ekonomi. Jujur saja aku memang menghindari aspek hitungan, tetapi aku juga mendekati aspek kebahasaan maka dari itu aku masuk jurusan bahasa. Kukira jurusan bahasa di sekolahku sedikit peminatnya, ternyata sangat banyak bahkan satu kelas berisi 42 siswa. Jurusan yang dikenal sangat anti sosial padahal tidak, hanya saja memang jurusan ini terpandang individualis sejak dulu. Hmm entah kenapa menjadi seperti itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 15, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DOVANAWhere stories live. Discover now