ich

10 0 0
                                    

Perpisahan .

Ya satu kata itu kurasa hal yang paling egois .

Memisahkan hal yang sudah terjalin baik
Menanggalkan rencana rencana baik

Memang betul setiap kali ada pertemuan pasti akan selalu ada perpisahan.
Menyesakan itu pasti. Namun,apalah daya jika itu sudah kehendak yang maha kuasa.

Sesak rasanya melihat orang terkasih perlahan pergi.
Rasanya seakan-akan kau akan sendirian dan terasing.

Kapan?

Kapan waktu itu datang untukku?
Kapan giliranku tiba?

Dunia terlalu kejam
Semua orang terlalu jahat
Tak ada yang mendengar
Tak ada yang memahami
Dan hanya dijawab sepi

Aku hanya seorang gadis yang menantikan sebuah harap
Yang semua harapannya selalu saja dipermainkan

Mereka pikir tidak terlalu kurang ajar?
Seolah mereka tak punya hati untuk mengasihi.

Yaa.. mau gimana lagi sudah begini

Tiap kali kata itu terucap sumpah demi apapun!
Rasanya ingin sekali mengutuk orang yang menciptakan kalimat tersebut.

Tak ada perundingan,tak ada negosiasi dan tak ada pembelaan.
Dan,hanya bisa pasrah oleh keadaan.

Kala itu, tatapan kosong ku menghadap layar komputer kantor.
Entah harus bagaimana aku bereaksi
Namun perlahan, air mata terjatuh dengan sendiri nya .

Kata maaf yang terus menerus terucap
Kata iyaa yang selalu aku lontarkan sebagai jawaban
Semua itu terus berkelanjutan tanpa tahu kapan akan berakhir nya kata maaf itu.

Disaat ada kesempatan,kenapa tidak ada jalan untuk aku?
Kenapa?
Aku belum cakap dalam segala hal?
Memang, memang betul.
Tapi, seiiring berjalannya waktu semua akan lebih baik,kan ?

Kenapa tak mengirimku?
Kenapa malah mengirimku kembali kedalam lingkaran menyebalkan ini.

Semua orang pergi.
Dan hanya aku yang tinggal disini.

SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang