3

412 43 0
                                    

•| welcome |•
•| Enjoy and happy reading |•








Pukul 8 malam, kini aku sudah berada di apartemen. Badanku rasanya pegal sekali, dengan langkah gontai aku mendekati sofa dan membuang diri disana. Huh... Ini sangat nyaman.

Aku hendak menutup mataku, namun suara dering ponsel terdengar dari dalam tas. Segera kuraih benda itu dan menatap layarnya.

Ah, jisoo menelpon ku.

Kuangkat panggilan itu, "selamat malam jisoo." Sapaku duluan.

"Malam rose."

Kuperbaiki posisi duduk ku, "ada apa? Kau perlu sesuatu??."

"Um.."

Keningku sedikit mengerut karena jisoo masih belum menjawab. Terdengar jelas suara gresek dan tv miliknya, aku rasa jisoo sedang menonton drama kesukaannya.

"Maaf membuatmu menunggu!."

Aku tersenyum, "tidak apa-apa, memangnya sekarang kau sedang apa?." Tanyaku heran.

"Oh, aku sedang menonton dan aku tidak bisa menemukan remote tv."

"Hahaha, memangnya remote tv mu punya kaki?."

"Yah kau tahulah.. terkadang aku lupa dimana menyimpannya."

"Oh iya... Apa kau ingin mengatakan sesuatu?." Ucapku.

Perlahan aku bangkit dari sofa menuju ke dapur, mengambil makanan instan didalam kulkas kemudian ku panaskan di microwave. Aku tidak mood dalam memasak saat ini, im so tired.

"Well, aku lupa cerita kalau sore tadi kami berkencan."



Baiklah, mendengar itu cukup ampuh membuatku membelalak. Mereka berkencan?! Daebak.

"Oh yeah?, Jadi kau berutang cerita padaku lagi!!."

Kekehan terdengar jelas di pendengaran ku, se-seru itukah orang berpacaran?

"Lalu-lalu?, Ceritalah padaku jisoo!."





"Well, aku akan cerita. Tapi nanti."


Kuambil makananku dari dalam microwave, mengambil sendok dan mulai duduk dimeja makan.

"Oh kau payah." Balasku meledek.

"Yeah yeah.. tapi alasanku menelpon bukan karena itu."

Aku berhenti menyuapi diriku, "lalu apa?."

"Sebaiknya ini berita bagus karena kau tahu, aku kelelahan sekarang dan aku tidak menerima recehan!!." Sambung ku cepat.




"Tenang CEO Park, saya tidak akan menyita waktu berharga anda. Saya yakin ini sepadan."

Perlahan aku melanjutkan makanku, "kalau begitu katakan."

"Kami kencan sore tadi, dan dia bilang kalau dia ingin menemuimu."

Lagi-lagi mataku membelalak, apa benar? Si Jennie-Jennie itu ingin bertemu denganku? Tapi bagaimana pula di kenal diriku?

"Tunggu jisoo, dari mana dia tahu diriku?."













"Aku bercerita tentangmu."



















Kubuang nafasku pelan, "aish, sebaiknya tidak usah. Aku memang sahabatmu tapi jangan lakukan itu."

POINT OF VIEW || ChaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang