Tit..tit..tit..
"Ya ampun Ara..bangun Ra kamu bsa telat ke sekolah loh sekarang udah pukul 6 lewat 25 menit!" Ujar seorang wanita yang sudah lama menyandang status sebagai ibu.
"Aapa??!!! Bunda kok nggak bangunin Ara sih!" Kesal seorang gadis yang terbangun karna terkjut.
"Kan baru aja bunda bangunin kamu.." Pasrah wanita seperempat baya tersebut.
"Huaaaaaaaa!!" Gadis itu kini lari terbirit-birit menuju kamar mandi.
Sedangkan sang bunda hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya tersebut, padahal sudah menginjak usia 17 tahun tapi gaya hidupnya masih sama seperti anak SMP.
Arabella, gadis berparas cantik, perawakan sedang, bulu mata lentik, bibir tipis merah muda natural itu kini sudah menginjak kelas tiga SMA.
Ia merupakan seorang anak tunggal dari Ardi hermansyah dan Ayupramudita.Seperti biasa ia mengenakan baju berwarna putih dan rok berwarna abu-abu sejajar dengan lutut.
"Bunda, ayah udah berangkat ya?" Tanya Ara sambil tergesa-gesa menyeruput susu yang terisi sepenuh gelas.
"Jangan buru-buru dong nanti tersedak! Iya ayah udah berangkat pagi banget katanya ada meeating," Tegur dan ucap Ayu.
"Ya udah bun, Ara berangkat ya nggak ada waktu Ara bisa telat," Pamit Ara sambil menyalimi tangan Ayu.
"Jangan ngebut Ra, hati-hati di jalan."
"Iya bun."
Ara langsung menuju mobil berwarna putih miliknya yang merupakan hadiah dari ardi satu tahun yang lalu.
Ara membiarkn tangan dan kakinya lincah mengambil alih saat mengendarai mobil tersebut. Sesekali ia melirik arloji berwarna hitam yang melingkar cantik di pergelangan kirinya, waktu telah menujukan pukul 06.56 itu tandanya 4 menit lagi gerbang sekolah akan di tutup oleh satpam sekolah yang bernama pak Amin. Ck, ayolah Ara tidak siap untuk di hukum lagi.Dari kejauhan netranya sudah menatap tegang, pintu gerbang sekolah telah di tutup rapat lalu, sekarang ia harus bagaimana? Otaknya berpikir begitu keras ia tak mungkin membolos. Apa kata dunia kalau begitu, seorang Arabella yang cantik, manis ini telah membolos!.
Sebuah ide muncul di kepalanya dengan tiba-tiba segera ia menujukan mobilnya mengarah sebuah warung, yaitu warung mbok Suri.
"Mbok Suri!!..." Panggil Ara dari luar warung.
"Eh ada neng geulis, aya naon neng?" Ucap mbok Suri berjalan membawa gelas berisi kopi untuk pelanggan.
"Mbok Ara nitip mobil ya, Ara tadi telat terus kesiang--"
"Kesiangan terus telat," Ujar mbok Suri membenarkan.
"Iya itu deh, hehe," Balas Ara sambil
nyengir."Ish! Yaudah mbok Ara pergi ya takutnya Ara tambah telat," Pamit Ara.
"Iya neng hati-hati."
Ara berjalan secepatnya menuju halaman belakang hanya itu yg terlintas di pikiranya ketika dalam keadaan genting seperti ini. Sebenarnya ia sudah beberapa kali di hukum tetapi selalu saja seperti ini rasa jera sedikit tertanam dalam hatinya, kembali mengulang kesalahan yang sama, keadaan jadi penyebabnya, dunia pikirnya terlalu keras kepala.
"Aduh! Gimana caranya gue manjat tebing, ralat ah, tembok maksudnya!" Katanya membenarkan ucapan sendiri.
"Ara!!" Panggil seseorang dari arah belakang.
Seketika Ara memalingkan tubuhnya 100 derajat dan mendapati teman sebangkunya saat di SMP beberapa tahun yang lalu yang menurut Ara ia sangatlah jahil. Namanya Anggi syahreza. Lelaki yang memiliki lesung pipi tersebut kini berjalan mendekati Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
pencipta baik ya..
Teen FictionLuka, di lukai, suka ,lara ,derita, bahagia kerap dirasa ketika kita berada di tahap tuju dewasa itulah yang di rasakan seorang Arabella yang amat tersakiti. Luarnya utuh dalamnya hilang separuh ia terlihat tangguh pafahal jiwanya rapuh sampai suatu...