3.Bertengkar.

11 8 6
                                    


Assalamu'alaikum lur...
Bisa kali ya kasih jejak dikit antara vote dan komen trus klo dua2nya makin capek deh...trus semangatin author nya dung biar dia ya... Ya semangat.
Happi reading..bossque.







"Kamu mending pergi!! Saya nggak sudi liat muka kamu di sini!!" Amarah seseorang terdengar menggebu pemilik suara tersebut ia yakini adalah milik Ayu

"Yu aku bisa menjelas--"

"Nggak ada yang perlu di jelaskan!!! Saya melihat semua!!"

Ara bergegas mendatangi ke sumber suara milik sang empu.

Tak berani terlalu dekat, hanya di sudut tembok antara ruang tamu dan ruang tv,
Air matanya luruh ini kali pertama ia melihat dan mendengar orang tuanya beradu mulut bahkan benda di sekitar mereka ikut gaduh karna di lempar kesana kemari.

"Saya tidak pernah mengkhianati kamu!! Jauh-jauh hari kamu berjanji pada saya bahwa kamu tidak akan membagi rasa dan sekarang saya kecewa karna pernah percaya!!" Amarah Ayu menggebu, terasa membabi buta. Ardi terus coba menenangkan bahkan menjelaskan.
Di sisi lain Ara terus mendengar kata formal yang Ayu rapal, ibunya kesal? Jauh dari kata kesal. Apa yang terjadi Ara bahkan tak mengerti sama sekali apa permasalahan yang di alami sehingga Ayu merentetkan berjuta kata.

"Sudah berapa lama kamu berhubungan dengan dia?!!" Tanya Ayu dengan nada membentak naik seratus delapan puluh derajat. Tak ada jawaban melainkan hanya seorang lelaki yang diam membisu seribu bahasa tanpa mau berbicara sepatah kata.

"Saya tanya kamu sudah berapa lama berhubungan dengan sahabat saya sendiri??!!!!" Tanya Ayu sekali lagi.

"Dari dua tahun yang lalu," Jawab Ardi dengan jujur dan pasrah walau selanjutnya ia tahu apa yang akan terjadi.

Seketika pikir Ara lenyap karna netranya melihat Ayu sudah menggenggam vas bunga yang pasti akan ia arahkan kepada ardi, sebelum Ayu melemparnya Ara lebih dulu memeluk ardi.

"Bundaa jangann!!" Ucap Ara yang sudah berada di hadapan Ayu dan memeluk Ardi.

"Ara!" Ardi terkejut, apakah anaknya melihat setiap kejadian?, apakah alam bawah sadarnya merekam?,linangan air mata terjun tanpa jeda.

"Ayahh sama bunda kenapa? Bunda berhenti Ara takut, ayah sama bundakan bisa bicara baik-baik."

Ara pergi ke hadapan Ayu dan berlutut sambil menyedekapkan telapak tanganya, "Please bun, jangan kaya gini..Ara takut," Pinta Ara dengan suara lirih dan air mata yang tak dapat di bendung lagi.

Ayu merasa di titik leleh karna tatapan anaknya tak berbohong, Ara memang merasa takut. Selama ini Ara selalu di hinggapi keharmonisan  yang tiada henti namun semuanya berubah..kala sang ayah mulai berpendirian lemah, istri mana yang tak sakit hati melihat suaminya pergi dengan sahabatnya sendiri, lebih parahnya lagi hubunganya sudah berjalan dari dua tahun yang lalu.

Flashback on

"Bu ini berapa?" Tanya Ayu yang memegang sayur kangkung kepada penjual.

"5.000 satu ikat neng," Jawab  penjual dengan ramah.

"Bungkuskan untuk saya dua ya bu," Pinta Ayu.

pencipta baik ya..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang