Kehilangan

45 11 29
                                    

Sore itu, saat rintik hujan sudah berhenti dan membasahi jalanan, aku menunggu kedatangan Jeno untuk menjemput, dimana hari ini Jeno akan membawaku ketempat biasa ia menongkrong bersama para sahabat-sahabatnya. 

Sudah hampir 20 menit menunggu tetapi pria bersurai hitam itu tidak muncul juga, aku hanya takut jika nanti  hujan kembali datang.

Aku duduk kembali dibangku halte tersebut sambil melihat kendaraan yang sedikit berlalu lalang.

Sampai saat suara motor Jeno terdengar membuatku mendongak dari tundukku sedari tadi. aku otomatis tersenyum dan benar itu priaku.

"Udah lama? maaf tadi ada urusan mendadak"

Aku mengangguk sebagai menjawab pertanyaannya, lalu menghampiri dia yang memberiku helm.

"Kamu marah?" 

Sesudah memasang helm dikepala, aku langsung naik kemotor hitam kesayangan Jeno.

"Aku ngga marah Jeno" balasku yang memeluknya dari belakang seraya berpegangan agar tidak terjatuh.

"Yaudah" Jeno mulai melajukan motornya untuk menuju tongkrongan tersebut.

Aku perpegang erat pada tubuhnya saat merasakan kecepatan motor yang Jeno bawa cukup kencang.

Sejujurnya ada banyak rasa yang ingin aku sampaikan, dan bertanya tapi aku pikir ini bukan waktu yang tepat.

"Jalan biasa ditutup, apa ga macet kalo kita lewat jalan besar?"

"Ngga, sekitar 20 menit sampe. kenapa?"

"Aku takut. kamu ngebut banget Jeno"

Jeno merasakan detak jantung wanitanya berdetak begitu kencang. sudah kebiasannya membawa kecepatan diatas rata-rata, dan saat sedang membawa kamu ia berusaha untuk mengurangi itu. Tetapi masih terasa sangat kencang bagi dirimu.

"By , motor ini gabisa dibawa pelan. aku udah berusaha ngurangin kecepatannya. Kamu tenang aja kita gaakan kenapa-napa" jawab Jeno

Aku hanya bisa mengangguk dan berdoa semoga cepat sampai.

Setelah sampai disekitar tongkrongan aku langsung melihat sekitar.

"Sudah hampir 2 minggu Jeno ga bawa aku kesini, rasanya sangat menyesakkan ntah kenapa"  Aku berucap dalam hati sampai Jeno merengkuhku dalam rangkulannya.

"Kamu udah makan?"

"Udah, tadi ibu masak daging bakar"

"Kenyang?"

"Kenyang. Kamu udah makan?"

"Belum. tapi nanti aku makan"

"Jeno.."

"Iyaa sayang?"

"Perasaan aku kenapa gaenak ya akhir-akhir ini, aku selalu gelisah ga karuan dan tiba-tiba ngerasain sakit yang seakan ngehantam dada aku. sampe kadang aku nangis karena aku gabisa kontrol emosi yang datang tiba-tiba itu" ucap Y/n menatap Jeno

"Kamu mungkin kecapean aja by, akhir-akhir ini tugas kampus kamu lagi banyak."

"Aku pikir juga gitu, tapi.."

"Udah gausah dipikirin, yuk masuk"

Aku mengangguk dan masuk bersama Jeno.

Keadaan didalam cukup ramai sekitar 22 orang dan otomatis saat aku dan Jeno masuk mereka semua langsung menengok dan menyapa.

"Widihh ibuu negara baruu dateng lagi" celetuk Lucas

"Apa kabar oit" timpal Haechan

sebelum aku membalas sapaan mereka Taeyong memanggil Jeno dan membuatku mengalihkan atensi pada dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NCT DREAM ONE SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang