Chapter 17

3.8K 648 18
                                    

Lisa POV

Aku pikir aku sudah sadar sekarang. Shit.

Jennie masih menyeretku menjauh dari tempat itu.

Aku menelan ludah saat dia berhenti. Dia melepaskan tangannya yang mencengkeram pergelangan tanganku dan menghadapku.

"Kenapa dia tetap cantik meskipun semarah ini?" Aku bergumam pada diriku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa dia tetap cantik meskipun semarah ini?" Aku bergumam pada diriku sendiri.

Argh! Apakah aku sudah benar-benar whipped?

Dia mengangkat alisnya menatapku, seolah berkata, jelaskan dirimu SEKARANG, atau jenis tatapan lainnya.

Aku menelan ludah lagi.

"Je..."

"Apa kamu hanya mempermainkanku Manoban saat kamu memberitahuku bahwa kamu tertarik padaku?" Dia menyela.

"Apa?! Tidak! Maksudku Je..."

Dia tertawa kecil. Dia menyelaku, lagi.

"Well, apa yang akan aku harapkan, kan? Kamu meninggalkanku di sana bahkan tanpa mendengarkan penjelasanku."

Ini membuatku bingung.

"Jen, apa yang kamu.." Dia menyelaku, SEKALI lagi.

"Aku akan pergi sekarang, panggil saja Chaeng atau unnie, pasti mereka masih di dalam. Sampai jumpa besok di kelas." Dia berkata dengan dingin.

Fuck!

Kali ini akulah yang meraih tangannya dan membuatnya menghadapku.

Dia terkejut.

"Yah!"

Aku menangkupkan wajahnya. Aku memastikan bahwa wajahku hanya beberapa inci dekat ke wajahnya.

"Bisakah kamu setidaknya mengizinkanku menyelesaikan kalimatku? Hmm? Ms. Kim?" Aku berkata padanya dengan intens.

Matanya yang menatap mataku otomatis bergeser ke bibirku. Aku sengaja menggigit bibir bawahku.

Dia menelan ludah. Melayanimu dengan benar Kim.

Aku secara internal bertepul tangan untuk diriku sendiri karena melakukan pekerjaan bagus, sejauh ini.

Dia melamun.

"Ms. Kim?" Aku memanggilnya dengan suara serak. Terimakasih untuk alkohol, membuatku percaya diri di depan dewi ini.

Dia hanya mengangguk dengan manis.

Aku tersenyum.

Aku tidak bisa menahan untuk mencium ujung hidungnya.

"Berhentilah menjadi lucu, aku dalam batas kemampuanku untuk menciummu tanpa alasan."

Aku melihat bagaimana pipinya memerah dalam sekejap.

Seduction 101 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang