05. Mampus!

16 3 8
                                    

Jangan lupa laik komen en sabskraib

••••

Pemenang dari perlombaan fashion show adalah Athena sebagai juara pertama, lalu Lula sebagai juara kedua. Lula tak iri sama sekali. Memang menurutnya Athena sangat pantas menjadi juara pertama. Ia sangat ahli dalam hal itu, mimik wajah dan postur tubuhnya sangat memungkinkan.

Ya, Athena bisa segalanya.

Di malam harinya, Athena, Sabita, dan Aruna ikut dengan Karin mendatangi cafe hits di Ibukota Jakarta yang biasanya menjadi tempat berkumpul
rombongan kekasihnya. Alasan kenapa tiga cewek itu ikut? Karena bosan berada dirumah. Mereka juga butuh udara segar.

Di cafe itu sudah ada Avel dan kawan-kawan yang sedang merokok sambil bermain kartu. Karin yang sudah biasa datang ke cafe itu, langsung mengambil tempat disamping Avel. Membuat cowok yang semula fokus bermain, kini meliriknya.

"Dateng lo?" tanyanya lalu fokus kembali pada kartu ditangannya. Ia sedang berusaha mengalahlan Arga dan Ciko. Ciko adalah teman sewaktu SMP nya, yang kebetulan bersekolah di sekolah tetangga.

"Ada Sabita, Athena sama Aruna," ujar Karin santai, mengambil gelas berisi minuman coklat milik Avel. Kemudian meneguknya hingga tak bersisa.

Avel membulatkan matanya, dengan cepat melirik Sabita dengan tatapan seperti sedang tertangkap basah oleh polisi. Ia mendekat pada Karin. "Lo kenapa ngajak Sabita anjing?" bisiknya.

Karin tak menjawab. Ia rasa tak perlu menjawabnya.

Sabita terkekeh geli. Menarik putung rokok yang berada diantara bibir Avel. Avel meliriknya horror.

"Bagi satu. Ini bekas lo, bisa-bisa gue rabies."

Arga yang duduk disebrang Avel ikut melebarkan kedua matanya. Ia menutupi seluruh wajahnya dengan telapak tangan. Takut terlihat oleh Sabita.

Sabita mendecih karena tak ada pergerakkan dari Avel. Langsung saja ia mengambil bungkus rokok yang ada di atas meja cafe. Mengeluarkan satu putung rokok dan menjulurkan telapak tangannya, meminta sebuah korek api pada Avel.

Dengan cepat Avel memberikan korek miliknya pada Sabita. Ia ingin melontarkan banyak pertanyaan sebenarnya.

Namun sebelum itu terjadi, Athena datang menyela dan segera mendorong pundak Avel. "Lo diem dan cepet pesenin kami minuman terenak," suruhnya.

"Lah siapa lo nyuruh-nyuruh?" protes Avel.

"Gue?" Athena menunjuk dirinya sendiri. "Gue sahabatnya pacar lo. Udah sono pesenin!"

Kebetulan sekali, teman dekat Avel dari sekolah yang berbeda datang sebelum cowok itu berdiri. Dengan cepat ia melempar dua lembar uang bewarna merah kearah cowok itu dan menyuruhnya untuk memesan empat minuman favorite.

"Pesenin minuman buat mereka," suruh Avel.

Cowok itu bernama Sean. Berasal dari sekolah Garuda Bakti. Rautnya tak jauh berbeda dengan Avel. Sama-sama mengerikan kalau tak kenal dekat.

"Lah apaan lo?" nah. Sean ikut protes. Enak saja! Ia kan baru sampai. Kenapa langsung disuruh-suruh? Memangnya Avel tuannya?

Aruna melongo ditempat. Kalau saja ia tak punya Abian, pasti ia sudah mendekati Sean saat ini juga.

Yang benar saja! Cowok itu sangat-sangat tampan.

Athena ikut membulatkan matanya. Siapa cowok itu? Kenapa tampan sekali?

"Emm..," Athena buka suara. Ia tersenyum manis pada Sean. "Yaudah gue aja deh yang mesen, sini duitnya."

Avel dibuat heran lagi. Apa-apaan ini? Jelas sekali tadi Athena menyuruhnya seperti menyuruh budak, lalu sekarang apa? Wah benar-benar!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang