2. Bersembunyi

2.3K 286 19
                                    

Pukul 21.00 Apartemen Avenue, Beijing.

Seorang pemuda ramping tampak membolak-balikkan tubuhnya tidak tenang, dia memilih tidur untuk mengurangi rasa lapar. Namun, sudah berkali-kali dia coba pejamkan mata, suara protes dari perutnya masih membuatnya tetap terjaga.

Seharian ini dia hanya makan sepotong roti. Jadi bagaimana bisa makanan yang mengandung ragi itu bisa membuatnya bertahan seharian.

"Sid! Apa yang harus aku lakukan!" Zhan terduduk di kasurnya sambil memeriksa dompetnya yang hanya menyisakan kartu-kartu yang telah diblokir dan expired. Dia periksa satu per satu kartunya, berharap salah satu ada yang bisa dia gunakan untuk membeli makanan.

"Ok! Aku akan coba!" Sambil mengambil salah satu kartu yang tampak terlupakan selama ini.

Zhan mengambil sweaternya lalu melangkahkan kaki menuju salah satu supermarket terdekat yang berada di seberang apartemennya---masih satu kawasan hanya beda tower.

Zhan melewati jembatan penghubung antar tower, matanya mengamati sekitar saksama, masker tebal, juga topi yang menutupi hampir seluruh matanya.

Tak ada yang aneh dari penampilan Zhan. Namun, jika dulu dia melakukan itu untuk menghindari wartawan dan para penggemarnya. Sekarang dia lakukan untuk bersembunyi dari banyaknya orang-orang yang mencarinya. Ehm, sekali lagi, bukan penggemar, tetapi ... para penagih hutang.

Dari kejauhan tampak dua orang asing dengan mata memburu, mereka begitu teliti memperhatikan satu per satu orang yang keluar dari apartemen tower tengah yang biasanya menjadi tempat tinggal para artis ternama dan konglomerat itu. Apartemen dengan biaya sewa setara dengan harga sepeda motor baru setiap bulannya.

Zhan yang lebih dulu melihat kehadiran mereka berdua spontan menghentikan langkahnya, tetapi detik berikutnya dia berakting layaknya orang lain. Berjalan santai melewati kedua orang itu.

"Gege, orang dengan sweater merah itu tampak tidak asing."

"Semua orang selalu kau bilang seperti itu! Awasi lagi yang benar."

"Ok, baiklah."

Setelah agak jauh, Zhan mengintip keberadaan orang tadi, lalu setelahnya membuang napas lega setelah berhasil mengelabuinya. Namun, baru satu langkah dia berbalik dia dikejutkan dengan dua sosok pria tinggi besar lainnya yang tengah tersenyum kepadanya.

Dalam hitungan menit, Zhan dibawa pergi oleh orang tersebut tanpa perlawanan.

Sebuah ruko dua tingkat dengan pencahayaan minim saat ini Zhan berada. Tempat yang beberapa bulan lalu Zhan datangi.

"Jadi kau minta berapa lama lagi?"

"Aku janji akan melunasi secepatnya!"

"Aku bisa saja bersabar, tetapi aku tidak tahu dengan bosku." Zhan kini di hadapkan pada satu orang lelaki dengan wajah menyeramkan. Dia hanya bisa menunduk takut saat lelaki dengan bekas luka menyilang di wajahnya itu kini berjalan mendekat ke arahnya, mata lelaki tersebut terlihat tengah mengamati tubuh Zhan sambil tersenyum dan terlihat sesekali menjilat bibirnya sendiri.

Zhan menoleh ke berbagai arah mencari jalan keluar jika nanti terjadi hal yang tidak diinginkan.

Tampak lelaki besar yang tadi membawanya berada di belakang Zhan tengah mengawasi. Membuat Zhan kembali menunduk.

"Aku punya tawaran lain untukmu, jika kau tak mampu membayar hutangmu." Lelaki itu membuka suaranya yang membuat Zhan mengangkat kepalanya.

"Apa itu? Apa yang bisa aku lakukan?" tanya Zhan polos.

"Temani kami! Aku akan menghargaimu 1 juta setiap kali kau berhasil memuaskan kami."

Zhan mundur beberapa langkah dan berakhir dengan punggungnya menabrak dada bidang lelaki di belakangnya. Spontan Zhan langsung berdiri menjauh dari lelaki tersebut.

"Beri aku waktu. Aku pasti bisa melunasinya."

"Berapa lama lagi?"

"Dua bulan."

"Satu bulan!"

"Ok!" Zhan tidak ingin berdebat lagi. Yang terpenting saat ini dia harus segera keluar dari tempat menyeramkan itu.

Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Zhan, sesampainya di samping Zhan, dia membisikan sesuatu.

"Jangan coba-coba melarikan diri, karena sampai mana pun aku akan mengejarmu!" Sambil tangan lelaki itu dengan kasar meremas bokong sintal Zhan.

Zhan memekik. Terkejut dengan yang baru saja terjadi dengan tiba-tiba. Namun tidak bisa berbuat apa-apa.

Untuk kesekian kalinya Zhan merutuki kebodohannya, dalam keadaan terdesak dia menandatangani perjanjian pinjam uang di salah satu tempat peminjaman yang tak jelas asal usulnya, terbuai dengan pinjaman tinggi juga syarat yang mudah. Zhan khilaf dan meminjam uang dalam jumlah banyak yang setelahnya semakin membuat hidupnya sulit.

Zhan membuang napas lega, setelah kesepakatan dibuat, Zhan segera keluar dari tempat itu secepat yang dia bisa. Lalu dia segera berjalan menuju supermarket terdekat.

Mengambil beberapa jenis mie instan dan minuman dingin. Zhan berdiri mengantri di kasir hingga tiba gilirannya. Sebuah kartu Zhan serahkan kepada petugas kasir itu.

"Maaf Tuan, ada kartu lain?"

Zhan mulai panik, hingga seluruh kartu dikeluarkan, tidak ada satu pun yang bisa dia gunakan untuk membayar. Seorang pria muda di belakang antrian menyodorkan kartu kepada petugas kasir.

"Pakai punyaku saja." Suaranya terdengar berat dan tak asing.

Zhan menoleh ke sumber suara, dan mendapati seorang pemuda bertubuh tegap dan wajah yang cukup familier---walau masker dikenakan orang itu, Zhan masih tetap bisa mengenalinya.

"Terima kasih, aku akan menggantinya nanti."

"Ge, tunggu dulu!"

Xiao Zhan segera pergi dan bersembunyi dari kejaran pemuda itu. Dia sangat membencinya, jika bukan karena dia. Hidupnya tidak akan semenderita ini.

Padahal ini semua karena ulahnya sendiri. Pada akhirnya sifat iri dan sombong yang menghancurkannya.

Wang Yibo berhenti sejenak, ya, lelaki itu adalah Wang Yibo, dia menoleh ke kanan dan kiri, mencoba mencari keberadaan Zhan. Tanganya mengepal erat, menahan perasaan yang berkecamuk, dia kehilangan jejak Zhan lagi, lalu setelah beberapa saat diam, akhirnya dia kembali ke tempat semula dia datang.

Xiao Zhan hanya mengintip dari celah tempat persembunyiannya. Setelah memastikan aman dia berniat ingin pergi sebelum paman penjaga toko menegurnya.

"Hai, minggir! Sedang apa kau di depan tokoku, menghalangi poster x banner Wang Yiboku yang tampan saja!"

Zhan mengernyitkan dahinya, dia baru sadar jika ternyata dia sembunyi dari Yibo di balik poster banner seorang Wang Yibo. 😌😌😌

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Private StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang