Lee

1 0 0
                                    

Kala Lee, gadis dengan rambut pendek hitam kelam berhighlight coklat muda itu keluar dari rumahnya sembari mendecak. Pikirannya kalut, namun ibunya seperti tidak sama sekali peduli dengan apa yang ada di pikirannya.

"Hey, hey. Tetep hati-hati jalannya. Nanti diculik hantu gentayangan kalau ngelamun." Suara laki-laki yang ia kenal sebagai suara Abangnya (yang sangat khas itu —khas dengan nada jahilnya) hadir dari belakangnya. Dirinya hanya mendecak melihat Abangnya, Ten Lee, yang hanya tertawa-tawa dari balik pintu. Sepotong roti di bibir merah laki-laki itu sama sekali tidak membuat laki-laki itu terlihat jelek sedikitpun. Untungnya: abangnya itu memang ganteng. Sehingga sejahil apapun Ten Lee, Kala tau abangnya itu tidak akan berakhir melajang di hari tuanya.

Dibandingkan dengan Ten Lee yang seperti kesurupan iblis; hatinya sekejap tenang tenang melihat senyuman adiknya yang 100x lipat berbanding terbalik dengan abangnya itu.

"Ayok, Noona."

Kala masuk ke dalam mobil vw klasik adiknya itu sambil mendesah. "Pagi yang berat. Untung ada kamu, dek."

Mark Lee hanya tertawa. "Seat belt, please"

Kala menggangguk-ngangguk semangat.
Karna ada adiknya yang manis itu, moodnya pagi ini kembali membaik. Semangat menuju kampus!

***

Ten Lee mengendarai mobil klasiknya dengan perlahan karna telfon dari bosnya membuat dia malas cepat-cepat menyetir ke kantor. Hah, pekerjaan sambilan apa ini, batinnya. Bos macam apa yang menyuruh jam siang dimana seharusnya pegawai paruh waktu berstatus mahasiswa masih mengadakan kelas kuliah kekantor?

Jalanan didepannya, yang tak lain tak bukan adalah jalan menuju kampus terasa muram baginya.

Suara dering ponsel hadir dari hpnya. Johnny Suh.

"Yo, John." Jawabnya, sok asik. Seperti biasa.

"Dimana?"

"Otw kampus."

"Lah ada kelas? Skip lah, bro"

"Hehhh kenapa emang"

"Ini anak kosan lagi pada ga ada kelas. Jadi mau segame di rumah gue"

"Shit. Menarik banget"

"Yea bro."

"Oke. Approved."

Ten menutup telfon itu sambil membanting setir ke ruas jalan lain. Lagi pula sejak dulu dia bukan tipe siswa teladan.

***

"Lah. Anjir. Gue kira banyakan."

Ten melongo saat melihat kamar John hanya diisi oleh tiga pemain yang nyengir kearahnya.

"You hurt me bro. Isn't me not enough?"

Ten meringis. "Gue haus."

"Belum ambil minum. Ke dapur aja. Hapal kan"

"Bro. Lu tuh sultan. Gede banget rumahnya. Bisa tunjukin jalan?"

"Hhhh. Minta tolong Aera, ketok kamar depan."

"Aera, Aera siapa?"

"Yaelah Ten. Adiknya si John. Yang cewe" celetuk Moon Taeil, yang sering dipanggil Bang Taeil karna dituakan di kosan.

"Lu mau ambil minum aja manja" celetuk laki-laki lain lagi, yaitu Jeong Jaehyung. Si laki-laki primadona di kosan mereka. Ten hanya tertawa meringis.

"Wesh. Gak pernah liat gue." Ucap Ten sambil menaruh tasnya di lantai. Maksud kalimatnya adalah sebuah kode, agar pada akhirnya Johnny mengantarnya.
Tapi tiga laki-laki di kamar luas bernuansa biru mewah itu sama sekali tidak menggubrisnya, satupun.

Ten menghela nafas dan figur Haechan hadir di benaknya.

Johnny adalah sahabatnya sejak ia duduk di bangku sekolah menengah. Dan ia tau Johnny memili banyak adik yang membuat ia pusing.

Johnny adalah kakak tertua dari keluarga Suh. Johny Suh. Marganya memang agak unik karena mereka merupakan keluarga campuran Korea-Chicago, seperti dirinya, Thailand-Canada.

Haechan adalah salah satu dari empat adik Johnny. Ia tau Haechan karna anak itu dekat dengan adiknya, Mark. Jika Johnny sibuk mungkin Haechan bisa membantunya mencari arah ke dapur.

Ya, sempat bekerja menjadi parlemen Amerika Serikat membuat keluarga Suh benar-benar kaya. Rumah Johnny sangat luas. Entah berapa hektar sampai Ten ragu bisa menemukan dapur tanpa bantuan pemilik rumah.

Aera, siapa Aera? Setelah ia ingat-ingat; selain Haechan, Johnny punya dua adik kembar. Sungchan dan Hendery. Dia kenal Hendery karna Hendery merupakan adik tingkat satu jurusan di kampus mereka, Hongdong. Tapi dia lupa siapa yang kembar. Haechan Sungchan, atau Sungchan Hendery, atau Haechan Hendery???

Oh! Johnny pernah cerita bahwa dia punya adik perempuan.
Aera Suh.

Pikiran itu tepat hadir disaat lamunannya terdistraksi oleh pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbuka, dan disanalah ia sadar.

Ia baru pertama kali bertemu Aera Suh.
Di hari itu.

***

Youth - NCT 2020 FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang