Prolog

45 9 4
                                    

Suatu pagi di hari Minggu yang cerah, terdapat seorang perempuan berparas cantik nan manis sedang membereskan tempat tidurnya serta seisi kamarnya. Dia Jovanka Anindira Putri yang biasa dipanggil Dira. Iya,dia memang rajin. Tak seperti kebanyakan perempuan seumurannya di hari Minggu pagi yang masih bergelut dengan selimut serta mimpi yang tak tau akan terwujud atau tidak. Setelah dia merasa semua isi kamarnya sudah tertata dengan rapi nan bersih,ia segera mandi untuk membersihkan diri.
Dira pun turun kebawah untuk menemui Sang Mama yang sedang memasak untuk sarapan pagi ini. "Selamat pagi Mama,have a good day" ucap Dira sambil memeluk Sang Mama dari belakang. "Selamat pagi and have a good day too my pretty girl" jawab Sang Mama sambil mengecup pipi gembul Dira. Dira pun duduk diruang makan sambil menunggu Sang Mama selesai membuat sarapan.
Akhirnya Dira menyelesaikan sarapan paginya dengan Sang Mama. Kemudian ia pun bersantai sambil menonton tayangan televisi diruang keluarga, tiba-tiba ada seorang laki-laki berambut pirang dengan santainya menjadikan paha Dira sebagai bantalan kepalanya. Iya,dia Fenly Christovel. Siapa lagi jika bukan dia yang masih se pagi ini sudah berkunjung kerumah orang. Dira pun pasrah dengan keadaan dimana pahanya sudah menjadi bantalan untuk Fenly. Iya,dia sudah terbiasa dengan sifat Fenly yang satu ini.
Untuk menghilangkan keheningan diantara mereka berdua, Dira pun akhirnya membuka suara. "Ga ke gereja vel? Udah jam berapa ini" tanya Dira pada Fenly sambil melihat jam yang terdapat di dinding. "Masih nanti, ini baru jam berapa juga" jawab Fenly masih dengan posisi yang sama, "Berangkat jam berapa emang?" Tanya Dira lagi, "Jam 8 Dira,bawel lo ah. Baru nonton TV juga,sst diem" jawab Fenly dengan tak santai karena kegiatan menontonnya terganggu akibat pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut Dira. "Ih iyaa iyaa,gitu aja nge gas bang" jawab dira dengan kesal. Fenly pun bangkit dari posisi sebelumnya saat merasa Dira kesal kepada dirinya, "Aduh aduh cantiknya Ovel kesel ya?" Tanya Fenly sambil mencubit pipi gembul milik Dira. "Idih apaan si,ngga ada yang kesel yaa" elak Dira sambil menjauhkan diri dari Fenly, Fenly pun terkekeh melihat tingkah Dira yang sedang kesal karenanya. Ia pun memiliki ide supaya Dira tak lagi kesal kepadanya, "Dir,udahan ih keselnya" bujuk Fenly sambil terkekeh karena gemas dengan Dira, "Iya deh maaf tadi gua ngegas ke lo. Sebagai permintaan maafnya, mending temenin gua ibadah gimana? Kelar ibadah,gua ajak jalan deh" bujuk Fenly sambil mencubit pelan pipi Dira yang gembul.
Dira akhirnya pun luluh dengan bujukan Fenly, "Iyaa deh gua maafin,janji ya abis kelar ibadah temenin gua jalan?" Tanya Dira sambil menatap mata Fenly, "Iyaa tuan putri." Jawab Fenly tanpa ragu. "Okee kalo gitu aku izin ke Mama dulu sekalian ganti baju" izin Dira pada Fenly. Fenly pun mengangguk dan melanjutkan acara nonton TV nya yang sempat tertunda. Setelah mendapat izin dari Sang Mama dan berganti pakaian,ia turun kebawah untuk menemui Fenly dan berangkat menuju gereja.


Halo semua, perkenalkan ini cerita pertama ku. Gimana? Udah dapet feel-nya belum? Hehe. Semoga suka yaa. Jangan lupa dimasukkan ke perpustakaan kalian, vote dan komen juga okey. Hope u enjoy guys-!💖🐻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

eine Barrierwand | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang