『⑨』

502 86 1
                                    

Tap

Tap

Tap

Tap

Grep!

Akaashi mencekal lengan pria yang menggandeng tangan Nyonya Hiyama.

Manik matanya makin menajam.

Bokuto yang ada tepat di samping Akaashi meringis ngeri. Auranya benar-benar seperti bukan Akaashi yang dia kenal.

"Lepaskan wanita itu." ucap Akaashi datar.

"Ku bilang, dia adik ku. Dasar sialan!" balas sang pria menyingkirkan tangan Akaashi dari lengannya.

Akaashi mundur selangkah. Membiarkan pria itu membawa pergi Nyonya Hiyama.

Namun, belum tepat sepuluh langkah, Hayate datang memukul pria itu.

Ya.

Akaashi membiarkan pria itu kabur karena Hayate sudah datang.

Bugh!

"SIALAN KAU! BERANINYA KAU MEMBAWA ISTRIKU! MEMANGNYA KAU SIAPANYA REINA, HAH?!" bentak Hayate.

Pria itu langsung lari menjauh. Tidak menyadari kalau secarik kertas miliknya jatuh.

Hayate yang melihat itu segera mengambil kertasnya dan menyimpannya dalam saku jas.

"Huh! Gitu saja langsung lari! Dasar payah!" gerutu Hayate.

Hiyama Reina, wanita hamil itu, segera menghampiri gadis belia yang datang dengan suaminya.

"[name]-chan!" pekik Reina yang langsung menerjang gadis itu dalam pelukannya.

"Reina-san! Kau baik-baik saja?" tanya [name] sambil membalas pelukan bumil tersebut.

Anggukan kecil dilihatnya. Menandakan jika dia baik-baik saja.

Pelukan dilepas Reina. "tunggu, [name]-chan tidak berubah?" bisiknya.

"Tidak. Aku memakai pelindung di kalung ku."

Reina membulatkan mulutnya. Tanda mengerti.

Helaan napas lega keluar dari mulut [name]. Manik coklatnya bertatapan dengan Akaashi yang menatapnya terkejut.

"[n-name]-chan?"

Gadis itu segera menghampiri Akaashi dengan senyuman lebarnya.

"Keiji-kun!."

Bruk!

[name] menubruk tubuh jangkung itu yang untungnya langsung didekap oleh Akaashi.

[name] semakin mempererat pelukannya.

"... Hiks."

Akaashi melepas pelukannya. Mengangkup wajah sang gadis dan menatapnya lekat.

"Kau baik-baik saja, kan? Kenapa menangis?" tanya Akaashi.

"A-aku hanya mengingat kejadian 'itu', hiks.." jawab [name].

Jemari Akaashi bergerak mengusap air mata sang gadis.

"Sudah hentikan. Jangan menangis. I'm here."

Akaashi kembali memeluk [name] dan mencium puncuk kepala coklatnya.

Puk!

Akaashi menoleh. Sial! Dia lupa akan kehadiran Bokuto. Semoga saja kakak kelasnya itu tidak memberitahu anggota voli yang lain karena dia memeluk seorang gadis.

About Me (Haikyuu x Readers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang