help and panic

1.2K 60 0
                                    

Jangan lupa untuk vote.

  

  

     Pagi-pagi sudah di hebohkan dengan Bibi Nakamoto yang tidak sadarkan diri dan juga darah yang mengalir keluar dari hidung dan mulutnya, lantas saja orang-orang berteriak panik mereka juga langsung memanggil dokter untuk menangani Bibi Nakamoto.

" Oppa " lirih Yoon sambil memeluk Yuta dengan erat, Yoon menangis dalam pelukan sang kakak.

Yuta mengelus punggung Yoon dengan lembut sebenarnya ia ingin menangis namun tidak mungkinkan menangis didepan adiknya yang sedang sedih, jika ia menangis justru membuat Yoon semakin menangis dengan kencang.

" Sudah tidak apa-apa kita berdoa saja kepada Tuhan semoga ibu didalam sana baik-baik saja " jelas Yuta. Yoon menganggukkan kepalanya.

" Dengan keluarga Nakamoto? " Tanya seseorang yang baru saja keluar dari ruangan itu, Dokter.

Yuta langsung berdiri dan diikuti oleh Yoon. " Iya kami berdua adalah Keluarga Nakamoto " jawab Yuta. Nampak helaan nafas dari dokter itu.

" Saya dengan dokter Nagami bisakah kita berbicara empat mata di ruangan saya? " Tanya dokter Nagami. Yuta melirik adiknya yang mengangguk kecil.

" Baiklah kita bisa berbicara di ruangan dokter Nagami " jawab Yuta. Lalu dokter Nagami dan Yuta pun berjalan kearah Ruangan yang dituju oleh mereka berdua.

Sementara Yoon ia menunggu didepan ruangan rawat sang ibu tidak lain lagi Adalah ICU. Dari dalam ruangan itu tiba-tiba saja ada seorang suster keluar dan menghampiri Yoon.

" Dengan putri ibu Nakamoto? " Tanya Suster itu, Yoon pun menganggukkan kepalanya.

" Kamu boleh menjenguk ibu mu namun sebelum itu kamu harus mengganti baju ku terlebih dahulu. Disana " ucap suster sambil menunjuk ruangan ganti.

Yoon pun berjalan kearah ruangan yang di tunjuk oleh suster itu DNA mengganti bajunya dengan baju rumah sakit.

Kriet.

Yoon masuk kedalam ruangan sang ibu, di ruangan itu sangat dingin bahkan Yoon saja sampai kedinginan. Yoon menatap ibunya yang terbaring lemah diatas bangkar rumah sakit.

" Ibu? Apakah ibu tida lelah jika tidur terus seperti ini? " Tanya Yoon. Namun ibunya tidak menjawab karena ibunya belum sadar dari pingsannya.

Yoon menghela nafasnya lalu ia beralih kearah tangan sang ibu yang sedikit bewarna kebiruan.

" Kenapa ibu menyembunyikan penyakit ini? Seharusnya ibu bercerita dengan aku dan Yuta Oppa, tidak seharusnya ibu menyembunyikannya jika ibu menyembunyikannya itu sama saja membuat hati ibu sakit "

" Bahkan dari dulu didepan aku dan Yuta Oppa ibu terlihat baik-baik saja namun Jika tidak ada aku dan Yuta Oppa pasti ibu merasakan sakit yang ibu alami. Andaikan ibu bercerita kepada kita pasti ibu tidak akan menjadi seperti ini "

" Aku dan Yuta Oppa selalu berdoa agar ibu sehat selalu dan bisa melakukan Kegiatan sehari-hari dengan biasa saja tanpa ada rasa sakit. "

" Dan ibu tau, Saat aku melihat ibu Terbaring lemah di atas bangkar ibu aku rasanya ingin menangis karena aku tidak bisa menjaga ibu dengan baik, aku malah pergi ke Korea untuk bekerja disana. Bahkan aku pulang ke Jepang saja belum tentu setiap hari begitu juga dengan Yuta Oppa. "

" Aku meminta maaf jika aku belum bisa menjaga dan memberikan kebahagiaan untuk ibu "

Itu lah yang diucapkan oleh Yoon sambil menangis, ia tidak bisa melanjutkannya lagi. Air matanya keluar dengan sangat deras.

" M-maafkan a-aku dan Yuta Oppa karena membuat ibu seperti ini " lirih Yoon.

Tidak ini sebenarnya bukan salah Yoon ataupun Yuta, karena ini sudah takdir dari Tuhan untuk Ibu Nakamoto.

Namun tiba-tiba saja tubuh Ibu Nakamoto mengalami kejang-kejang itu yang membuat Yoon panik dan langsung menekan tombol merah yang berada didekat bangkar, dan dokter-dokter pun langsung masuk kedalam ruangan itu.

Para suster membantu untuk menenangkan Yoon. Yoon memberontak ia ingin sekali melihat ibunya, ia juga menangis dengan deras.

" IBU! IBU! JANGAN MENINGGALKAN AKU! IBU!! " teriak Yoon. Orang-orang yang mendengar itu pun langsung berlari kearah Yoon dan menahan Yoon agar tidak masuk kedalam ruangan itu.

" IBU! IBU!! " teriak Yoon. Yuta yang baru saja keluar dari Ruangan dokter Langsung berlari kearah adiknya dan memeluknya dengan erat walupun Yoon berusaha melepaskan pelukan itu.

" OPPA! AKU INGIN BERSAMA IBU! LEPASKAN AKU!!! " teriak Yoon.

" Yoon tenanglah! " Tegas Yuta yang suaranya mulai bergetar ia tidak bisa melihat adiknya hujan seperti ini terus itu yang membuat hatinya sakit.

Keluarga dari Nakamoto Pun berlari-larian di koridor rumah sakit, Mereka mendapatkan Jika Ibu Nakamoto kembali kritis. Mereka semua melihat Yoon menangis sambil memberontak.

" Yuta! " Panggil paman Kojima. Yuta pun langsung melihat kearah Keluarga besarnya yang datang. Paman Kojima datang bersama Keluarga lainnya.

" AKU INGIN BERTEMU IBU! OPPA LEPASKAN AKU!!! " teriak Yoon sambil berusaha untuk melepaskan tangan Yuta.

Namun perlahan-lahan Tubuh Yoon menjadi Lemas, Yoon pingsan dalam pelukan Yuta bahkan Yuta Langsung memanggil Suster untuk menangani adik-adiknya.

" Yuta sabat ya nak, Adik mu pasti akan segera sadar dan kamu juga akan berdoa agar ibu mu Bisa melalui masa kritis " ucap paman Kojima.

Yuta menganggukkan kepalanya lalu ia berjalan kearah Ruangan adiknya yang sedang diberikan obat untuk penghalang pusing.






































Terimakasih Jangan lupa untuk vote terlebih dahulu sebelum meninggalkan cerita ini.

You as Idol KPOP [ Stayc ] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang