1

17 8 10
                                    

~~~

THE KING

ON

~~~

SAYUP-SAYUP suara jangkrik memenuhi pendengaran. Malam dingin di musim dingin. Selimut jerami tak akan menghangatkan apapun. Bahkan gerobak yang menanggung beban tubuhnya, tak mampu menjadi naungan yang menjamin hidupnya malam ini.

Uap mengepul dari rongga pernafasan. Tubuhnya perlu kehangatan. Hati berharap mendapatkan satu keberuntungan agar bisa menikmati malam yang nyaman dalam tidurnya.

Ringkukkan semakin dalam. Malam terasa begitu panjang. Gadis kumuh dalam gerobak itu tak mampu berkutik di masa begini. Tak ada yang bisa ia lakukan selain bertahan.

"Momm i miss you..."~ lirihnya sendu. Kelopak yang terpejam tak mampu menghalangi setetes butiran jernih dari pelupuk mata untuk terjatuh. Raganya menginginkan sebuah pelukkan kasih dari sang ibu. Bagaimanapun ia masihlah remaja 15 tahun. Di tinggalkan ibunya di usia belia apa yang bisa ia lakukan selain berharap?

Lobelia gadis berparas cantik, namun kini harus menerima cercaan dari lingkungan sebab fisiknya yang kumuh. Memang di sekujur tubuhnya penuh dengan debu dan noda-noda hitam bak guci penuh arang.

Sejak 6 tahun yang lalu. Lobelia memutuskan untuk mengadu nasibnya di pusat kota. Dan inilah hasilnya. Dia tak mampu berbuat banyak. Gadis kecil tanpa orang tua. Berjalan sendirian seperti orang hilang—meski kenytaannya dia memang kehilangan—arah.

Jika ada yang berbaik hati. Ia akan mendapatkan sepotong roti untuk mengisi perut nya yang kosong selama beberapa hari atau minggu. Tubuhnya yang kurus semakin menyusut. Seperti mayat sebab kulitnya yang berwarna putih pucat. Tertolong oleh ruam-ruam merah menunjukkan dia masihlah makhluk bernyawa.

•••

Fajar menyingsing cahayanya melewati celah dedaunan di hutan sana. Ternyata hampir di penghujung musim. Pertanyaannya mengapa harus dingin yang menusuk sebagai akhirnya? Membuat tuna wisma harus berjuang melawan udara yang tak berpihak pada nasib mereka.

Lobelia membuka matanya perlahan, sungguh malam ini membuat tulang belulang dalam tubuhnya terasa kaku. Dia berdo'a agar pemilik gerobak tak sedang membutuhkan gerobaknya. Ia merasa pelumas di antara sendi-sendinya membeku hingga membuatnya tak mampu menegakkan tubuh barang sedikitpun.

Inginnya bemonolog menyuarakan keheranan ternyata mulutnya pun terkatup beku. Akhirnya dia menyerah dan memutuskan diam sejenak untuk membiarkan sedikit cahaya matahari menghangatkan tubuh kurusnya dari celah atap bangunan sederhana khas bangsa eropa kuno disisi kiri gerobak.

Indra pendengarannya menangkap tapakan kaki yang mulai melewati jalanan di luar gang buntu tempat ia singgah di atas gerobak kotor itu. Hari semakin siang tentulah semua orang mulai beraktivitas sejak tadi pagi. Lobelia sangat paham akan hal itu.

Dengan segenap tenaga ia keluar dari dalam gerobak. Berjalan perlahan dan tertatih menuju dunia luar selain gang buntu langganan transitnya. Netranya menangkap manusia-manusia yang berlalu-lalang di jalanan entah dengan sepeda antiknya ataupun berjalan kaki dengan menenteng payung hitam ditangan mereka.

Angan gadis itu berkelana melihat semua orang mengenakan pakaian hangat.

"kapan aku akan mendapatkan mantel coklat besar dan hangat sepertinya? " gadis itu menggumam setelah melihat remaja sebayanya bersama ibunya keluar dari toko pakaian.

THE KING(fairy tale ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang