หนึ่ง

37 9 12
                                    

Pertama kenal sama Yoshi itu, ketika dia pindahan pas kelas 2 SMA.

Waktu itu yang pindahan bukan hanya Yoshi aja, tapi ada Mashiho juga. Yang mana seharusnya masuk di angkatan golongan kak Hyunsuk dan kak Yeonjun.

Tapi malah ngikut angkatan di bawahnya. Waktu itu kalau nggak salah waktunya kurang tepat, jadi mau enggak mau keduanya masuk diangkatan yang sama dengan Zia. Sekelas pula.

Dan yang lebih pas lagi, tempat duduknya di samping Zia. Karena cuman bangku itu yang kosong.

Dan kalau ditanya orangnya gimana?

Yoshi baik kok, seru juga. Moodbooster di kelas. Cowok yang perlakuin cewek begitu amat teramat baik.

Kadang baper sendiri jadinya karena kebaikannya, menjadikan para kaum hawa salah mengartikan dan jatuhnya baper sama perlakuan dia.

Banyak yang sangka kalau Zia sama Yoshi itu pacaran, karena liat gimana deketnya kalian. Padahal cuman temen biasa. Enggak lebih, iya temen.
Yoshi juga deket sama teman - teman lainnya, bisa dibilang kelompoknya dia sendiri (?) kelompok yang mana bisa mereka ini mulutnya lebih parah dari emak - emak ghibah di pagi hari bareng abang sayur.

Zia juga deket sama rowoon dan Ningning.

Tapi satu hal yang pasti pas banget Zia rasain ada hal aneh ketika kenaikan kelas waktu itu. Serasa ada yang salah, entah pula kenapa berbeda.

Ingin mengelak seketika tapi ada daya terkadang hati ini malah tidak bisa untuk sekedar bernegoisasi.

Ada yang bilang kalau diantara cewek dan cowok enggak ada kata sahabat. Kenapa? Karena salah satu atau keduanya bisa jadi saling suka.

Sebenernya bisa antar cewek dan cowok saling bersahabat, asal perasaan nggak pernah ikut ambil bagian di dalamnya.

Kalau sampai iya ya kayak gini jadinya. Jika melibatkan rasa sayang lebih dari sahabat.

Dan begonya Zia rasain itu. Ketika harusnya suka dengan sosok yang seperti Yoshi. Padahal Yoshinya belum tentu juga suka sama Zia, belum tentu ia mempunyai perasaan yang sama dengan Zia.

Pokoknya kebegoan Zia yang HQQ adalah jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri.

Yang setiap hari, setiap saat selalu curhat tentang satu sosok perempuan yang katanya suka sama dia. Tentu itu bukan Zia melainkan anak kelas sebelah. Awalnya kaget, tapi begitu denger lebih spesifik ternyata bukan.

Somi, anak yang selama ini Yoshi selalu bicarakan.

Sebenarnya bukan Yoshi duluan yang suka, tapi Sominya duluan yang suka sama Yoshi. Sekarang Yoshi penasaran kayak gimana Somi itu.

" Katanya sih di kantin, ayolah temenin gue. "

" Males Yosh. Pasti rame banget gila, entar aja. "

" Gue penasaran lah. "

" Sama siapa? "

" Somi lah siapa lagi? "

" Kenapa emang? "

" Lu tau kan Haruto sering dapet surat - surat gitulah. Dan dia nemu atas nama gue. "

" Terus hubungannya sama Somi apa? "

" Kata Haruto, itu tulisan tangan Somi. Ya gue penasaran aja dia kayak gimana, cantik enggak. "

Mood Zia sebenarnya udah jelek bukan main hari ini. Gimana ya, walaupun Yoshi enggak tau kalau Zia nyatanya suka terhadapnya, pula Yoshi nggak akan pernah tau Zia rasain sakit hati sekarang.

Apalagi tau kalau Somi itu cantik. Diri Zia hanya tersenyum meringis, sadar akan diri sendiri.

Mau enggak mau Zia turutin mau Yoshi, ngebuat cowok Jepang itu tersenyum lebar.

" Emang lu tuh kesayangan gue. "

" Terserah. "

Selama jalan ke arah kantin, tangan Yoshi nggak lepas - lepasnya merangkul Zia. Menjadi bahan tontonan yang lain. Ada yang iri, cemburu, bahkan ada yang julid. Terserah mereka lah toh ini hidup Zia.

Sampai akhirnya Yoshi berhenti berjalan, membuat Zia bertanya - tanya.

" Cantik. "

Adalah hal yang pertama keluar dari mulut Yoshi. Dan hal pertama yang Zia benci buat Somi.

Benci buat ngakuin kalau Zia kalah dengan dia. Benci kalau ternyata Yoshi lebih tertarik tentang dia.

Lantas Yoshi menarik lengan Zia buat lebih dekat. Mencari meja yang sekiranya masih bisa memandang Somi dari kejauhan.

" Gimana ya caranya buat Somi suka sama gue. "

" Kalau orang suka itu karena apa adanya, bukan ada apanya. Kalau Somi beneran suka sama lu itu harus tulus, lihat lu tanpa ada maksud apapun. Terima kalau lu itu Yoshi dan tetap Yoshi. Bukan orang lain. Bukan juga liat ini dan itu. "

" Kalau lu berubah terus Somi suka itu bukan karena cinta namanya. Tapi power ranger. Soalnya berubah. "

Yoshi malah ketawa.

" Lah bener kan? Lu itu bukan power ranger yang suka berubah - ubah. "

Yoshi menopang dagunya, dengan tangan bersandar di meja.

" Gue tiba - tiba kepikiran, siapa ya orangnya yang beruntung bisa dapetin lu. " kata Yoshi

" Apasih anjir. "

" Lu cantik, pinter, pemikiran lu dewasa. Kenapa gue nggak bisa sama lu ya? Ehh nggak apa - apa. Siapa tau gue emang nggak cocok jadi cowok lu. Cocoknya jadi yang lain. "

" Emang jadi apa yang cocok? " tanya Zia

" Jadi suami lu. " ujar Yoshi sambil tertawa

Mendadak Zia ngerasain pipi yang memanas, jantung yang berdetak tak karuan.

" Lu ngigau ya? Mabok? "

" Beneran. "

Dalam hati dengan tulus Zia berkata " Amin. "

"Bener kalau gue itu sebenarnya sayang sama lu. Sayang sebagai sahabat gue. "

Sahabat.

Diulang sahabat.

Oke baik. Sekarang masih berkedok sahabat.

" Tapi gue sayang sama kak Jungkook, gimana dong? Sayang juga udah jadi alumni. "

" Ngimpi mulu heran manusia. Kalau kata temen gue si Doyoung sih dia bilang jangan halu. "

" Dih apaan? Wajar kali manusia halu. "

" Iya, enggak apa - apa. Asal jangan ketinggian aja. "

" Kenapa? "

" Entar kalau tinggi - tinggi ketemu sama Tuhan tau rasa. "

" Sialan, itu mah kalau gue dah koit. "

Meja itu Zia bareng Yoshi bercanda bersama - sama. Seakan - akan hanya ada mereka berdua. Membuat kehebohan, berisik, tertawa bersama. Tidak mempedulikan orang disekitar.

Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang