Bab - 5 Bait Ambisi

90 7 26
                                    

"Aku pernah menunduk, tapi diinjak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pernah menunduk, tapi diinjak. Sekarang saat aku meluruskan pandangan, mereka menganggapku terlalu lantang dan lancang."

- The Author -

•••

"Kakak, kembali! Itu milikku! Kau tidak bisa mengambil milikku kak!"

"Salam, putri pertama Bai. Tolong biarkan aku menjadi pengawal pribadi disisimu.."

"Berikan hormat pada putra mahkota dan putri mahkota surgawi!"

"Salam, Yang mulia putri mahkota."

"Kakak! Selamat atas gelar barumu. Aku sangat senang kak!"

"Bai Mengyan, aku menyukaimu..!"

"Sialan! Ternyata kaulah pembunuh ibunda!!"

"Tidak, bukan aku.."

"Dasar tidak tahu diri! Kau jalang!"

" ... Bukan aku."

"Lihat, bagaimana mereka membenci dirimu! Memang hanya akulah yang paling mengetahui tentang dirimu.."

"Kau gila.."

"Kakak tidak!! Semua ini bukan salahmu!!!"

Zaeryna tersentak bangun dengan nafas yang terengah-engah, kedua matanya membelalak lebar karena mimpi buruk yang baru saja dirinya alami.

Apakah mimpi itu nyata..?

Tidak ... itu bukan mimpi.

Melainkan kenyataan.

Zaeryna ingat semua itu sekarang. Reaksi tubuhnya membeku, masih merasa tak percaya.

Namun perasaannya tidak bisa dibohongi, hatinya berdenyut sakit.

Ia memegang bagian dadanya, tanpa sadar air matanya mengalir setetes demi setetes.

Perlahan rasa sakit itu semakin kuat merebak ke dalam batinnya, hingga membuat ia mulai terisak kecil.

"Nona ..." Lirih Annchi memanggil.

Pelayan itu berlutut dengan wajah menunduk ke arah bawah, kedua jari tangannya saling meremat. Ia lalu bersujud di samping tempat tidur sang majikan.

Zaeryna dengan pakaian sederhana dan rambut panjang hitamnya yang terurai menjutai, menghentikan isak tangis.

Ia melirik rendah untuk melihat rupa seseorang yang memanggilnya. Sebelum dirinya berbalik badan, dia menghapus sisa-sisa air mata di kedua pipi wajahnya.

Cong Annchi ...

"Annchi," panggilnya.

Setelah memanggil yang dijawab oleh pemilik nama tersebut, Zaeryna bangkit dari tempat tidur dibantu Annchi. Dengan tampilan baju tidur simpel tradisionalnya, ia berjalan ke arah jendela ruangan yang terbuka. Memandang pemandangan di luar sana, seraya menghirup udara pelan-pelan.

Dua Kehidupan | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang