Bab - 3 Garis Kasih

145 10 26
                                    

"Persetan mencintaimu dalam diam, aku akan mencintaimu secara licik dan anggunly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Persetan mencintaimu dalam diam, aku akan mencintaimu secara licik dan anggunly."

- Wei Jing Xuan as Zaeryna Yuwen -

•••

Zaeryna tersentak bangun dengan dada yang naik-turun dan keringat yang mengucur deras di pelipisnya.

Ia memegang bagian dada kirinya yang berdetak sangat kencang, detak jantungnya berpacu sangat cepat seolah baru saja kembali dari kematian. Memperhatikan sekitar, Zaeryna mengerutkan keningnya bingung.

Tempat ia berada sekarang terlihat sangat asing. Ruangannya.. Seperti sebuah kamar pada saat zaman kerajaan? Sangat kuno, namun kelihatan mewah.

Hah! Sedang berada di mana dirinya sekarang? Apakah sedang syuting drama kuno kerajaan? Sangat aneh.

Zaeryna bangkit dari tempat tidur, memperhatikan ruangan tempat ia terbangun.

Apakah ini nyata? Mengapa tidak ada orang lain selain dirinya di ruangan ini? Bukankah jika syuting seharusnya ada banyak crew?

Tapi ini.. di ruangan ini hanya ada dirinya sekarang.

Mendadak kepalanya terasa sakit dan berat, seolah baru saja ada yang menghantam bagian kepalanya dengan batu besar.

"A-akhhh.. ssshh.." ia memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing.

Tubuh Zaeryna terjatuh meluruh ke bawah lantai. Badannya terasa lemas dan pandangannya pun mulai mengabur.

Didetik-detik terakhir sebelum hilangnya kesadaran, muncul sebuah wajah dalam benak Zaeryna yang membuat ingatannya seketika kembali pulih.

"Alard.. lu akan menyesal. Karma kehidupan.. hukum tabur-tuai.. itu nyata." Lirihnya pelan yang diiringi dengan setetes air mata keluar dari kelopak matanya.

Bersamaan dengan itu, dirinya mendengar sebuah teriakan panik dari seorang wanita yang seperti tengah menghampirinya sebelum ia tidak sadarkan diri.

"NONA?! PELAYAN-A!! PUTRI MAHKOTA WEI PINGSAN!!!"

•••

"JIĚJIĚ!! JANGAN!!!" Teriak Wei Jing Xuan sontak ketika dirinya bangun dari ketidaksadaran.

Dadanya bergemuruh hebat dengan deru nafas yang tidak teratur dan kedua mata yang membelalak lebar.

"Jiějiě.."

Bak orang kesetanan, setelah bergumam lirih Wei Jing Xuan langsung menangis jerit dengan emosi yang meluap-luap.

"Bù.. jiějiĕ..! bù.. JIĚJIĚ!! BÙYÀO!!! Bùyào, jiějiě.. bùyào-a.." serunya lirih dengan tangisan yang sesenggukan.

两条生命 (Liǎng Tiáo Shēngmìng) | Dua KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang